HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Kamis, 2024/06/06 12:42 WIB
Hadiri Sidang Cerai Perdana, Anji dan Wina Kompak Hitam-hitam
-
Rabu, 2024/06/05 11:55 WIB
Tak Larang Leya Pacaran, Ferry Maryadi Beri Peringatan ke Rizwan Anak Sule
-
Jumat, 2024/06/07 16:16 WIB
Selain Ayu Ting Ting, Artis Indonesia Ini Masuk 100 Wanita Tercantik Dunia 2024
-
Kamis, 2024/06/06 19:16 WIB
Akhirnya Tengku Dewi Putri Gugat Cerai Andrew Andika
-
Selasa, 2024/06/04 11:43 WIB
Diduga Lakukan Penggelapan, Tiko Aryawardhana Suami BCL Dilaporkan Eks Istri
-
Rabu, 2024/06/05 11:20 WIB
Meggy Wulandari Nge-gas Disebut Dapat Aset Usai Bercerai dari Kiwil
|
Thread Tools |
19th September 2007, 22:18 |
#1
|
Addict Member
|
[Wayang] Semar Bukan Tokoh Budaya Impor
Dia seorang yang Kontroversial. Bukan seorang penasehat tetapi sering dimintai pendapat. Dianggap lemah tetapi di saat kritis muncul sebagai penyelamat. Pintar dialing-aling bodoh, gagah dialing-aling lemah. Padahal dia hanya rakyat biasa hidup di desa bersama masyarakat golongan bawah. Orang menganggapnya hanya sebagai hamba atau pelayan pada keluarga terhormat.
Keberadaannya hanya sebagai figur tambahan yang tidak ada kaitannya dengan jalan cerita. Meskipun demikian kehadirannya mempunyai daya pesona tersendiri sebagai artis penghibur di kala sendu, pengundang tawa dikala duka. Dibalik itu semua sesungguhnya dia adalah penjelmaan dewa bertugas mengemong para satria Pandawa pemeran inti kisah Mahabarata. Anehnya, walai dia bersatu dengan keluarga Pandawa namanya tidak tercantum dalam Mahabarata sehingga menimbulkan tanda tanya, siapa dan dari mana Ki Semar itu? Untuk mengungkapnya kita tinjau dari dua sudut pengertian. Ditinjau dari sejarah perjalanan hidupnya di alam pewayangan, Semar dan anak-anaknya hidup dan mengabdi sejak generasi Sakutrem, Sakri, Manumayasa, Palasara hingga Abiasa dan Arjuna tanpa mengalami pergantian generasi sebagai pengabdi. Dalam pengabdian dari generasi ke generasi yang begitu panjang, dia bersama anak-anaknya telah menjadi saksi hidup tentang kebangkitan, kemegahan sekaligus keruntuhan generasi masa silam. Ia juga telah mengalami, merasakan dan menyaksikan semua peristiwa yang terjadi di masa itu. Pelbagai tempat telah disinggahi, berbagai peristiwa telah dialami, sehingga betapa luas dan lengkapnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki serta mengetahui seluk-beluk kehidupan di masa lalu. Karena itulah rupanya Ki Semar dan anak-anaknya dipanggil dengan sebutan "Panakawan". Pana artinya Tahu/mengetahui. Tetapi bukan sekadar tahu sepintas lalu, melainkan mengetahui sampai pada tingkat yang sedalam-dalamnya. Sedang Kawan adalah Teman, tetapi juga bukan sekedar teman biasa, melainkan teman yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas dan lengkap sampai pada tingkat yang dijadikan sebagai teman hidupnya, Ini melambangkan bahwa hidup tanpa pengetahuan bagai damar tanpa sinar. Kesimpulan pertama Panakawan adalah teman yang baik yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas dan lengkap serta mendalam. Sedang kesimpulan kedua bukan semata-mata ditujukan kepada individunya, tetapi kepada ilmu pengetahuannya dan pengetahuan itu dapat diartikan sebagai Pandangan hidup atau falsafah hidup. Dengan demikian Panakawan seolah Pewaris dan pemelihara yang konsekuen terhadap nilai-nilai sejarah dan peradaban manusia untuk masa lampau, masa yang sedang dijalani dan masa yang akan datang. Sementara pihak ada yang mentafsirkan Semar adalah tokoh misterius antara Ada (berwujud konkret) dan tidak ada (Abstrak). Dalam pengertian abstrak Ki Semar dilukiskan dalam wujud yang tidak "berbangun", tidak mirip laki-laki atau perempua, serba tidak jelas atau "samar-samar" sehingga menimbulkan teka-teki bersifat rahasia atau gaib (Dr. Seno Sastroamidjojo). Perutnya besar, berwajah putih, badannya hitam dan berkuncung di atas kepala. Kesemua itu bukan tanpa arti. Wajah putih lambang kesucian bahwa manusia harus berusaha membersihkan diri (hati), menghindari dari perbuatan buruk. Badan hitam pertanda teguh iman tak tergoyahkan oleh ajakan syetan. Berkuncung lurus menunjuk ke atas harus mawas diri eling kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan demikian Semar dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk dan apa pun yang terjadi ia terima dengan sabar dan ikhlas, pertanda ia telah mengenal "Jati Diri", karena itu ia mampu mengendalikan diri. Menurut Ki Resi Wahono dalam bukunya Takbir mahabarata, Ki Semar identik dengan nama Kyai Lurah Nayataka. Naya artinya Sinar atau Cahaya. Sedan Taka mempunyai arti Pati atau Mati. Jadi Nayataka mempunyai arti "Sinarnya Pati" atau Dhat Luhur yang sudah terluput dari pengaruh badan jasmani terbebas dari segala keinginan duniawi. Jika ditinjau dari nama Nayataka artinya seorang yang luhur derajatnya dan martabatnya. Semar juga bergelar Hyang Maya. Kata "maya" artinya tidak berwujud tetap atau selalu berganti-ganti sifat, tidak tentu jenis kelaminnya laki-laki atau perempuan. Maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa Semar bukanlah manusia wajar melainkan nama yang memperlambangkan unsur yang selalu mengikuti dan melindungi seseorang atau perlambang sebagai KAWAN. Pengertian yang lebih dalam adalah lambang SUKSMA, ROH atau JIWA yang berada di dalam diri kita semua. Secara filosofis mengandung arti hubungan antara keluarga Pandawa dengan Panakawan. Karena itu, kehadirannya sebagai pengasuh merupakan sosial kontrol memberi koreksi, reaksi dan kritik terhadap para satria Pandawa memperlambangkan hidupnya demokrasi. Akan tetapi kenyataan sering membuktikan dalam cerita wayang, bahwa koreksi atau reaksi dan kritik Panakawan sering diremehkan, bahkan tak jarang mendapat perlakuan yang menyakitkan dari satria yang diasuhnya. Hal ini melambangkan bahwa, meskipun Pandawa merupakan mythos kebenaran, tetapi mereka tidak bersih dari kesalahan. Kebenaran bukan monopoli mereka yang masih bisa berbuat salah. Sebagai akibatnya, apabila Pandawa berpisah dari Panakawan, Pandawa akan kehilangan kontrol kebenaranm sebaliknya Panakawan pun akan merasa prihatin. Hal ini melambangkan apabila manusia mengingkari kebenaran, ia akan jatuh ke dalam jurang kenistaan. Demikianlah kehadiran Ki Semar dalam setiap lakon meski tidak ada kaitannya dengan jalan cerita, namun mempunyai daya tarik dan pesona sendiri. Akan terasa hambar pagelaran wayang jika tidak menghadiran kelompok Panakawan. Seringkali dalam lakon wayang jika Pandawa menghadapi kesulitan yang tidak dapat diatasi, maka di saat itu Ki Semar muncul sebagai penyelamat walau kadang-kadang tidak secara terang-terangan. Selain keterangan diatas tentang Semar, tidak mengesampingkan adanya penelitian dari segi lain. Ditinjau dari segi kebudayaan secara luas, ketika orang-orang Hindu datang di Indonesia menyebarkan kebudayaannya, antara lain agama dan kesustraan, kebudayan kita sudah cukup tinggi, termasuk seni pedalangannya dikenal dengan sebutan "Juru Barat" (860 M). Tetapi pengaruh Hindu telah menimbulkan proses akulturasi antara kebudayaan pribumi dengan kebudayaan Hindu yang disesuaikan dengan alam pikiran dan pola kebudayaan pribumi, di atanranya adalah dua epos besar sastra Hindu; Ramayana dan Mahabarata. Yang kemudian menjadi sumber pokok cerita pedalangan. Dari akulturasi kemudian muncul apa yang disebu Sinkretisme. Sinkretisme adalah bentuk reinterpretasi yang menunjukan berubahnya segala aspek dalam kebudayaan, yaitu suatu proses yang menyelarasakan anasir-anasir tua dalam kebudayaan terhadap unsur-unsur baru atau diubah dengan nilai-nilai baru. Maka sangat mungkin Semar termasuk dalam kategori sinkretisme, karena tokoh Panakawan adalah unsur budaya pribumi yang dalam proses akulturasi kedudukannya tidak di bawah unsur budaya Hindu seperti Batara Guru (Syiwa), Indra, Brahma dan lain-lain. Bahkan dalam pewayangan Semar mempunyai kedudukan yang lebih tinggi serta memegang supremasi hegemoni. Dengan demikian jelas kiranya Semar bukanlah tokoh produk budaya yang diimpor lewat Mahabarata atau Ramayana, tetapi asli hasil produk pemikiran para cendekia budaya Indonesia. |
Jadilah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, tumbuh di tepi jalan. Dilempar buahnya dengan batu, tetapi tetap di balas dengan buah. |
11th December 2008, 18:13 |
#2
|
Mania Member
|
pertamax .........
|
11th December 2008, 18:39 |
#4
|
Mania Member
|
bukannya di salah satu babatan : Ki Lurah Semar melepas Baju Duniawinya menjadi Batara Ismaya (CMIIW) dan disitulah terlihat siapa sebenarnya wujud asli Ki Lurah Semar. Seorang Dewa pelindung yang turun ke dunia menjadi Hamba guna menjaga satu Kaum/Bangsa tetap dalam tataran kebenaran dan keadilan
|
Kebenaran Sejati itu Hanya Ada Satu, Yang Lainnya itu Non Sense
|
12th December 2008, 06:14 |
#7
|
Addict Member
|
Sepertinya tokoh Semar ini masih membudaya (dan juga berevolusi) di Indonesia. Pada dasarnya, beliau adalah seseorang yg bijaksana, dan berpengetahuan luas. Dia siap untuk melayani, mengayomi dan memberikan nasihat2 bila diperlukan.
Dia juga jenis orang yg mementingkan kedamaian lewat nasihat2nya daripada argumentasi atau menghindari hal2 yg menjurus ke kekerasan. Somehow, kehidupan Semar atau ala Semar mengingatkan saya pada kehidupan tokoh agama. Bedanya jaman sekarang tokoh agama yg tadinya hanya sbg penasihat, banyak juga yg terlibat langsng di kancah politik/social, dan gak selalu hanya di belakan layar. Contohnya, GusDur, atau di luar indo ada Rev.Martin Luther King. |
"Live simply so that others may simply live" by Mahatma Gandhi |
12th December 2008, 10:18 |
#8
|
|
Mania Member
|
Quote:
saya ceritain sedikit mengenai semar... kalo ada yang salah saya terbuka dikoreksi atau ditambah. Semar alias Bathara Ismaya... kita bahas dari segi nama dulu, dalam Javanologi Semar = Samar artinya sesuatu yang gelap....dan Ismaya = cahaya gelap (maya)...dalam bahasa Arab Semar dikaitkan dengan kata Ismer = sesuatu yang kokoh... walaupun Semar diartikan dgn sesuatu yang gelap tapi dalam bathiniah Kejaweners sesungguh dalam Semar kegelapan itu membungkus sesuatu yang terang benderang... yang terang benderang didalam kegelapan itulah yang diasumsikan sebagai sejatinya semar sebagai penuntun. Melihat Semar dari kacamata wayang... dia bukan perempuan dan dia juga bukan laki2, artinya kehadirannya sebagai penuntun tidak dibatasi oleh jenis kelamin, ini wujud dari manifest Tuhan bahwa Tuhan bukan laki atau perempuan. Diwajahnya tersirat senyum dan tangisan, karena seperti itu kehidupan, senyum dan tangisan adalah satu keluarga, yg cepat atau lambat manusia akan mengalami 2 hal itu silih berganti seperti roda. Semar memiliki jambul layaknya bocah tapi wajahnya seperti orang tua, itu menyiratkan perputaran waktu dari masa kecil dan tua sesuatu yang tidak bisa dilawan manusia dan mengalir begitu saja dalam satu wajah/satu kehidupan manusia. Semar Berdiri sekaligus Jongkok bisa diartikan sebagai Sepi ing Pamrih Rame ing nggawe, manusia ga perlu menyombong2kan diri pada perbuatan baiknya tapi yang perlu dilakukan adalah terus menerus melakukan perbuatan baik....tangan kanan keatas artinya berserah total thdp yang maha kuasa tangan kirinya kebawah artinya memegang ilmu pengetahuan dengan erat. udah segitu dulu aza deh...nanti ditambahin sama yang laen lagi. Tapi sebagai catatan ... Semar adalah hasil olah pikir nenek moyang jauh sebelom mereka mengenal Hindu, Budha, Islam maupun Kristen... Semar adalah ideologi Jawa yang umurnya sama dengan Jawa itu sendiri...makanya for kejaweners Semar adalah segalanya. |
|
" Never hate your enemies. It clouds your judgement " - Michael Charleone |
12th December 2008, 10:26 |
#9
|
|
Addict Member
|
Quote:
itulah kedalam filosofi dan kemampuan orang jawa menangkap arti dan makna tersirat dalam setiap simbol kehidupan. Btw semar dan punakawannya bukannya ciptaan Sunan Kalijaga ketika hendak menyisipkan makna ketuhanan dalam Islam? Mohon pencerahan. |
|
12th December 2008, 10:31 |
#10
|
Mania Member
|
yup semar dan punakawan adalah produk asli Indonesia
Kalo gak salah itu termasuk beberapa hal yang ditambahkan oleh Sunan Kalijaga dalam mengadaptasi kisah ramayana dan mahabarata. Yang ditambahkan lainnya...pusaka paling ampuh dalam dunia pewayangan ,jamus kalimasada....trus status drupadi yang "hanya" istri yudistira,aslinya dalam versi india drupadi istri kelima pandawa(poliandri) |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer