HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/06/13 10:15 WIB
Turis di Bali Pesan Makanan Rp 29 Juta, Tipu Restoran Pakai Transfer Fiktif
-
Jumat, 2024/06/12 14:17 WIB
PKB DKI Resmi Usulkan Nama Anies Baswedan Maju Pilgub Jakarta
-
Jumat, 2024/06/12 12:51 WIB
Mahfud Sindir Investor Asing Belum Ada Masuk IKN: Cari Terus Mas Bahlil
-
Selasa, 2024/06/10 13:55 WIB
91 Kendaraan Rita Widyasari Disita KPK: Termasuk 17 Mercy-14 Harley
-
Selasa, 2024/06/10 11:55 WIB
Fakta-Fakta Terbaru Polwan Briptu FN Bakar Suami di Mojokerto
-
Rabu, 2024/06/11 14:15 WIB
Bahlil Disentil DPR soal IKN Belum Ada Investor Asing
|
Thread Tools |
2nd January 2008, 12:59 |
#91
|
|
Mania Member
|
Quote:
Gak perlu bawa2 SARA lagi. |
|
beneran.. |
3rd January 2008, 09:22 |
#92
|
Registered Member
|
Jk seseorg berkata si jawa kayak gini dan gitu itu namanya SARA ya ?
Aku baru tahu tuh dan waktu di Senen berpapasan dgn seseorg lalu dia berkata ; dasar batak minta kurangin dikit aja kg dikasih.Ini SARA ya.? Pendefinisasian thd suatu hal perlu sekali dikaji lebih dlm lg atau mungkin lbh baik tidak usah sebut2 suku lain apapun alasannya.? Lalu jk hal ini terjadi kira2 apa sih tindakan/sanksi atau efeknya dr perkataan ini yg dianggap SARA. ? Jk satu suku bangsa melakukan kesalahan yg cukup fatal maka seluruh suku tsb kena imbasnya.? gobang. |
3rd January 2008, 09:30 |
#93
|
|
Registered Member
|
Quote:
Demokrasi = Di demo/dikritik baru dikasih piring kotor. Contohnya si Wiranto yg nyinggung2 soal Angka Kemiskinan dan dia sepatutnya membantu si miskin dgn harta kekayaannya yg berlimpah2 itu dr hasil.....atau mungkin itu suatu trik sj spy dpt simpati aduuu h mak kayak anak.... gobang. |
|
3rd January 2008, 10:32 |
#94
|
|
Registered Member
|
Gitu aja kok repot2 mikirinnya
Quote:
gobang.[/QUOTE] Yach gitu kok repot banget sih mikirnya. Kan sekarang ini jaman demokrasi jadi siapapun WNI itu bebas berkompetisi, ya biarin aja biar berjalan alami. Emangnay kalau kita ngributin suku apa yang jadi presiden apakah bisa kita nentuin president tanpa lewat Pilpres sesuai dg undang2 ? ya nggak kan. Kalo ente bicara yang bergelimang kekayaan suku tertentu, ya enggaklah coba kita lihat daftar orang kaya yang disurvey oleh(forbest?) dan juga ada di dtik com bln desember 2007, kan nggak match kan dengan sangkaan ente. Ya kalau yang jadi pemimpin lebih banyak dr suku tertentu, kita hitung2an matematis aja lah dimana jumlah yang banyak mempunyai pro****lity yang tinggi pula. Lagi pula kebudayaan maupun ilmu2 pemerintahan di Indonesia sejak jaman dulu kan mulainya dari pulau Jawa (maaf bukan sukuisme/SARA tapi ini fakta sejarah yang dicatat oleh dunia bukan suku teertentu di Indonesia.) Memang hal2 tertentu bisa dari pulau lain dari pulau Jawa namun poin sentrisnya dari pulau jawa. Dan kalau anda bicara Panglima dr non Jawa hanya Faisal tanjung sepertinya anda harus banyak bca koran atau pergi ke pusrah TNI, justru banyak sekali dari non Jawa ie: AH. Nasution, M panggabean, Faisal Tanjung, M. Yusuf, dan masih banyak sekali lainya. Jadi menurut saya biarlah mengalir secara alami dan tumbuh pemimpin dengan sendirinya yang mana rakyatlah yang menentukan pemimpinnya bangsa ini dikemudian hari sesuai dengan tatanan ketata negaraan Indonesia. Karena kalau kita debat masalah SARA tidak akan bisa dipersempit bahkan akan melebar tidak ada ujungnya kecuali BERANTEM diantara kita. OKEEEEEEE? Hare ginee masih bicara sentiment SARA |
|
3rd January 2008, 11:32 |
#95
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
RIP music |
3rd January 2008, 12:13 |
#96
|
|
Registered Member
|
Quote:
Kan sekarang ini jaman demokrasi jadi siapapun WNI itu bebas berkompetisi, ya biarin aja biar berjalan alami. Emangnay kalau kita ngributin suku apa yang jadi presiden apakah bisa kita nentuin president tanpa lewat Pilpres sesuai dg undang2 ? ya nggak kan. == G. Yg repot mah ibu2/bapa2 di dapur lg mikirin siapin makanan utk keluarganya. Pilpres itu sdh pasti tidak bs dilewatin namun tetap sj kl pengikut piplresnya mayoritas dr satu suku sj maka anak kecilpun sdh tahu siapa cikal bakal pemenangnya. - Kalo ente bicara yang bergelimang kekayaan suku tertentu, ya enggaklah coba kita lihat daftar orang kaya yang disurvey oleh(forbest?) dan juga ada di dtik com bln desember 2007, kan nggak match kan dengan sangkaan ente. Ya kalau yang jadi pemimpin lebih banyak dr suku tertentu, kita hitung2an matematis aja lah dimana jumlah yang banyak mempunyai pro****lity yang tinggi pula. -- G. Kredibilitas Forbes memang tak bs disangsikan lg dan tidak pula diragukan bhw banyak kekayaan yg tidak didata oleh Pemerintah asal usul kekayaan para pejabat Pemerintah Sipil dan Militer mantan maupun aktif.Ya kan ? == Lagi pula kebudayaan maupun ilmu2 pemerintahan di Indonesia sejak jaman dulu kan mulainya dari pulau Jawa (maaf bukan sukuisme/SARA tapi ini fakta sejarah yang dicatat oleh dunia bukan suku teertentu di Indonesia.) Memang hal2 tertentu bisa dari pulau lain dari pulau Jawa namun poin sentrisnya dari pulau jawa. ====== G. Sejarah mencatat asal usul/sentrisnya P Jawa tp apa tidak salah tuh Jawa telah menjajah dan menguasai pulau2 lain yg notabenenya berbeda suku. ? Bukannya dr tanah RRT(C?) asal usul terkenalnya P Jawa.termasuk Walisongo dll notabenya dr RRT(C?) ? === Dan kalau anda bicara Panglima dr non Jawa hanya Faisal tanjung sepertinya anda harus banyak bca koran atau pergi ke pusrah TNI, justru banyak sekali dari non Jawa ie: AH. Nasution, M panggabean, Faisal Tanjung, M. Yusuf, dan masih banyak sekali lainya. = G. AH Nasution itu pd era Sukarno begitupun Panggabean sisanya memang Panglima pd regim Suharto dan klo anda bilang masih ada lg tolong jelasin siapa saja pd masa Suharto.? = Jadi menurut saya biarlah mengalir secara alami dan tumbuh pemimpin dengan sendirinya yang mana rakyatlah yang menentukan pemimpinnya bangsa ini dikemudian hari sesuai dengan tatanan ketata negaraan Indonesia. == G. Arah Demokrasi masih samar2 dan rakyat perlu diedukasi soal Pilpres krn money politic masih terus berjalan dan rakyat sekarang2 ini hampir setiap harinya tidak makan yg layak krn kemiskinan melanda hidup akibat salah pilih. Rakyat tidak bs menentukan siapa pemimpin yg kredibitasnya baik namun selama Pres dimonopoli satu suku sj dan hasil/akibatnya lihat sj sendiri.hukum dan HAM yg jalan di tempat dan bencana2 disana sini + nasib tidak menentu ditambah lg dgn bencana dan tidak bakalan stop sampai disini. = Karena kalau kita debat masalah SARA tidak akan bisa dipersempit bahkan akan melebar tidak ada ujungnya kecuali BERANTEM diantara kita. OKEEEEEEE? Hare ginee masih bicara sentiment SARA[/QUOTE] == G. Justru kita perlu saling mendidik dan sharing sumber permasalahan SARA dgn mendiskusikannya bukan dgn membungkamnya.Hal inilah yg selama ini mencundangi suku bangsa di NKRI krn dianggap tabo.dan berbahaya ? Kenapa ? Paling2 kita berdebat disini tp tidak sampai tawuran dijalanan. Atau kita masih hidup di alam...?? atau memang mental rakyat suka tawuran?? Justru tidak didiskusikan maka kita hidup spt dlm tempurung gampang diadu domba dan gampang diaduin spt jangkrik sj.Kita mesti yakin,prihatin dan menambah kepercayaan diri bhw kita tidak bakalan saling baku hantam walaupun mudah sj terjadi salah paham. Moralitas rakyat yg rentan baku hantam perlu dirubah dan tidak mudah dprovokasi oleh siapapun jg malahan siapapun yg memprovokasi merekalah musuh kita bersama. Sy bukan ahli tp ingin belajar dgn mendengar pendapat masing2 soal SARA yg diharamkan utk didiskusikan/dibicarakan/dipelajari bersama. Dimana letak kesalahan berbicara SARA ?? ada yg bersedia sharing.atau msh hidup di dunia ..... ? gobang. |
|
3rd January 2008, 18:25 |
#97
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
Mulan Jameela, kamulah makhluk Tuhan.... yg tercipta.... yg paling Sexy.... |
7th January 2008, 16:12 |
#98
|
Registered Member
|
Sekedar sharing sj.
Berbicara soal SARA mmg tidak menyenangkan hati setiap warganegara di NKRI.Banyak percaya SARA sumber malapetaka spt ranjau2 di jalanan dan bom waktu di setiap sudut. Justru krn ranjau2 dan bom waktu inilah banyak yg segan mendiskusikannya takut dianggap ini dan itu ? Pikiran picik spt ini perlu dipertimbangkan kembali. Senang atau tidak SARA itu sumber segala penyakit yg perlu diobati lalu dicari jalan keluarnya. Hidup di era Demokrasi,katanya sih,bebas sopan santun memiliki toleransi tinggi tetap perlu dilestarikan demi kepentingan bersama agar tidak mudah diadu domba dan jd korban SARA. Lalu tugas siapa tidak lg menebarkan bibit2 SARA malahan perlu diredam dan dihilangkannya/dilenyapkan dr tanah NKRI.? Ini tugas setiap individu hidup di NKRI bukan.SARA selama ini hidup dgn subur dan permai serta diproteksi dikosmetik dgn segala bentuk kepentingan2 pribadi dan organisasi dan tidak tertutup kemungkinan kepentingan suku. Rakyat sdh tahu dan sadar selama hidup dibawa tekanan2 rasa takut,trauma,dr segala macam kejadian2 makan cukup banyak korban sia2 yg berbau SARA dan pd akhirnya krn tidak mau ikut campur selama mereka bukan korban SARA maka mereka membiarkannya sj.Betapa picik/bodoh pikiran spt ini. Jk SARA menyerang maka tak ada satupun yg mampu memblokirnya krn rakyat itu sendiri tidak kompak/perduli dgn nasib org lain yg jd korban.Paling2 hanya berkata " kasihan banget atau kejam banget mereka " dll. Pikiran dan pandangan sepicik/bodoh ini perlu sekali dihilangkan sbb begitu terjadi tawuran atau perang suku maka seluruh rakyat kena getahnya dan para pedagang/investor pd melarikan modal ke LN.Tentu dampaknya bakalan dirasakan oleh semuanya bukan. Rakyat tak perlu prihatin meminta belas kasihan spt pengemis dgn elit politikus dan para pejabat yg tentu sj mampu menjaga diri bila SARA menyerang dan sering gossip dan kenyataaan mengatakan bhw si Elit Politik A terlibat langsung dgn penyerangan di satu tempat/lokasi.Dan setelah itu polisi pd diam. Yg perlu diawasi itu sebenarnya para politikus sipil dan militer yg tidak puas atas kinerja pemerintah dan merekalah yg menggerakkan dan memodalin terjadinya kekacauan di satu daerah dgn tujuan mencari perhatian demi kepentingan pribadi. Kepicikan dan ketidak perdulian adalah sumber dr segala sumber terjadinya kebodohan dgn membiarkan semua malapetaka terjadi dan akhirnya rakyat saling cuek atas kejadian yg menimpah mereka. Rakyat perlu meningkatkan pengertian,tidak dipaksakan,di daerahnya masing2 dgn tujuan tidak mudah diprovokasi oleh elit picisan yg ingin menimbulkan rasa takut dgn tujuan utk menimbulkan perasaan was2. Rakyat tidak bs hidup terus2an kayak begini dan setiap hari waktu keluar rumah membawa beban rasa takut terjadinya tawuran di jalanan atau kejadian2 yg tidak menimbulkan kenyamanan di hati masing2. Atau mungkin selama ini rakyat tidak pernah berbicara dr hati ke hati soal SARA ini yg telah hidup subur makmur di NKRI.? Hanya org2 picik bodohlah tidak ingin mencari solusinya agar hidup keluarga diri dan kampungnya aman tidak diserang kemanapun mereka pergi utk mencari nafkah.Jgn sok pinter dgn berkata berpikir bhw hal ini tidak mungkin terjadi di kampung masing2. gobang. |
7th January 2008, 17:26 |
#99
|
|
Addict Member
|
Quote:
Jangankan di indonesia, di amerika aja gitu koq. Orang kulit hitam, cenderung milih pemimpinnya yang kulit hitam, kulit putih cenderung milih pemimpinnya yang kulit putih ... wajar-wajar saja dan ITU MEMANG SARA. Dan tidak semua SARA salah!! Ibu-ibu milih presiden wanita ya wajar, ibu-ibu milih presiden ganteng, ya wajar. ... tapi ini bukan sara .. tapi tabiat .... Memang demokrasi itu kadang menyakitkan. Contoh: orang-orang luar jawa, akan susah payah jadi presiden..karena 120 juta lebih penduduk indonesia orang jawa ... Contoh lain: orang yang gak berpendidikan tinggi bisa jadi pemimpin, karena punya kharisma/turunan ... Jadi itulah esensi demokrasi, yang benar tidak selalu menang. Yang salah tidak selalu kalah!! |
|
9th January 2008, 12:04 |
#100
|
|
Registered Member
|
Quote:
gobang. |
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer