HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Minggu, 2024/06/03 16:25 WIB
Kaesang Pilih Jakarta Ketimbang Solo: Mungkin Duet Sama Pak Anies
-
Minggu, 2024/06/03 14:59 WIB
Hasto PDIP: Tapera Bentuk Penindasan Baru!
-
Minggu, 2024/06/03 11:27 WIB
Kepala dan Wakil Kepala Otorita Mundur, Basuki dan Raja Juli Jadi Plt
-
Minggu, 2024/06/03 12:38 WIB
Ahmad Dhani Sebut Fadli Zon Calon Menlu RI, Begini Kata Gerindra
-
Senin, 2024/05/17 14:09 WIB
Nabung Haji Berdua Istri tapi Ditinggal, Mbah Bardan: Semoga Bersatu di Surga
-
Rabu, 2024/05/30 12:40 WIB
Tawa Biduan Nayunda saat Ditanya Duit dari SYL Tak Mungkin Cuma-cuma
|
Thread Tools |
12th January 2008, 00:01 |
#1
|
Mania Member
|
Save Citarum
Gw pernah maen ke mata air sungai citarum yang lokasinya di daerah gunung wayang - windu di daerah Kertasari kabupaten bandung disitu jelas terlihat mata air yang mengalir menjadi sungai besar yang bermuara di ujung karawang itu masih bersih dan alami.
Namun ternyata kondisi bersih dan alami ini hanya radius beberapa kilometer saja, karena dalam beberapa kilometer di bawah pusat mata air citarum, kondisi sungai citarum yang tadinya bersih jernih mulai berubah menjadi coklat, bahkan ketika mencapai wilayah Ciparay - Majalaya sudah hampir pekat dan banyak mendapat limbah dan polusi karena didaerah tersebut banyak industri / pabrik kondisi lebih parah ketika mencapai dayeuhkolot hingga margahayu dimana pabriknya jumlahnya lebih banyak, bayangkan padahal daerah sungai citarumnya masih di kawasan kabupaten bandung mungkin ke daerah hilirnya (Cianjur, purwakarta, karawang) kondisinya lebih parah lagi. Nasib sungai terpanjang kedua di Jawa setelah bengawan solo ini lumayan parah, kalau dulu kita ingat akan keindahan sungai ini sekarang orang jadi malas melihat sungai yang punya hubungan kental dengan Kerajaan Jawa pertama Tarumanegara ini. Bagaimana dong langkah langkah positif yang dibutuhin dan perlu dilaksanakan agar sungai yang menjadi jantungnya jawa barat ini bisa menjadi lebih baik dari sekarang ini? |
12th January 2008, 00:27 |
#2
|
Addict Member
|
Susah memang masalah satu ini di negeri kita...
Mau menghukum pabrik2 karena tidak punya Unit Pengolah Limbah, tar perusahaannya protes ga cukup modal tar gimana nasib karyawannya Masyarakat banyak yang hidup dari sungai, tapi masyarakatnya sendiri kurang mengerti pentingnya menjaga lingkungan di daerah aliran sungai, kalau sedimentasi, terus banjir yang kena kan diri sendiri. Misalnya penebangan hutan, kotoran ternak dibuang ke sungai, dll.. |
Please do not feed the Trolls - Trolle bitte nicht füttern! - 请不要饲养小白 |
14th January 2008, 21:15 |
#3
|
|
Medal Winner
|
Quote:
|
|
What's on your mind ? |
15th January 2008, 11:23 |
#4
|
Mania Member
|
tindakan riil dari pemerintah sebagai pihak yang berwenang sangat dibutuhkan oleh masyarakat jangan cuma seremonial belaka, seperti gerakan menanam sejuta pohon kemaren2 sebetulnya itu bagus terutama di daerah hulu untuk mencegah terjadinya banjir namun sepertinya itu lagi lagi cuman seremonial menyambut konferensi iklim ajah, kelanjutannya...???
|
24th January 2008, 22:09 |
#6
|
Mania Member
|
Berkenaan dengan pelestarian sungai Citarum, beberapa tahun yang lalu, yaitu pada tahun 2004, Prof Dr Umar Anggara Jenie.M.SC Apt pernah mengingatkan betapa pentingnya hal ini :
Lestarikanlah S. Citarum! Pelestarian Sungai Citarum yang berguna untuk tiga DAM pemasok tenaga listrik se-Jawa Bali, sesungguhnya merupakan kebutuhan yang urgen untuk segera dilakukan. Jika dalam lima tahun ke depan tidak ada penanganan serius, seperti mengurangi pendangkalan dan pencemaran sungai, dikhawatirkan pasokan listrik untuk kebutuhan Jawa-Bali akan terhenti. Kepada wartawan yang menemuinya, Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Dr Umar Anggara Jenie.M.SC Apt mengatakan, selama ini aliran Sungai Citarum memberi manfaat besar untuk tiga DAM di Jawa Barat yakni DAM Jatiluhur, Cirata dan Saguling. Ironisnya, kini aliran Sungai Citarum dalam kondisi memprihatinkan akibat polusi serta pendangkalan. "Pelestarian dan normalisisi aliran Sungai Citarum diperkirakan membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 20 tahun,"jelas Prof Dr Umar Anggara seusai perjanjian kerja sama antara Deputi Menteri Bidang Perkembangan Riset dan Teknologi RI, LIPI dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) di bidang Analisis Kimia dan Meterial, kemarin. Pemerintah, ungkapnya, sudah menunjuk LIPI untuk menangani Sungai Citarum. Dalam pelaksanaannya nanti, LIPI akan bekerja sama dengan Departemen Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kimpraswil serta negara Austria. Negara tersebut dilibatkan dalam beberapa projek pelestarian sungai termasuk Sungai Berantas dan Citarum. Karena selain penyandang dana, negara tersebut juga punya pengalaman yang sama. Dikatakannya, DAS Citarum yang memiliki panjang kurang lebih 200 km punya kendala cukup berat. Mengingat DAS Citarum yang melewati lima wilayah kabupaten yang otonom, maka kebijakan antara daerah satu dengan lainnya berbeda. Masalah seperti itu tidak dialami LIPI saat menangani normalisasi Sungai Berantas di Jawa Timur. Karena saat itu belum ada otonomi daerah, kendali masih dipegang olah pemerintah provinsi (Pemprov). Penelitian serta pelestarian Sungai Berantas yang memiliki panjang 325 km dimulai tahun 1998 dan projek tersebut akan berakhir tahun 2004 ini. Karenanya, langkah yang akan dilakukan LIPI untuk melestarikan Sungai Citarum yakni sungai harus punya kadar oksigen tingkat tertentu. Dengan begitu, diharapkan biota sungai bisa hidup dan mampu menormalkan kembali kedalamam Sungai Citarum sampai batas normal. Sedangkan untuk mengurangi banjir, sepanjang DAS sungai harus dilakukan reboisasi, memantau tingkat keasaman (Ph) air sungai dan sebagainya. Untuk itu LIPI akan melibatkan ahli kimia, biologi dan fisika. "Jika keasamannya tinggi, maka tingkat polusi tinggi. Untuk itu beberapa industri yang berada disekitar DAS akan kami pantau dan dilibatkan dalam projek ini. Terutama industri yang tidak memiliki pengolahan limbah (wash water treatment). Sehingga membuang sampah industrinya langsung ke sungai, mereka itu nantinya diharuskan menyediakan pengolah limbah,"katanya. Mengenai dana untuk biaya penyelamatan sungai, kemungkinan penanganannya dari hasil patungan. Seperti yang diterapkan dalam penyelamatan Sungai Berantas dananya dari hasil patungan antara LIPI, PJT I (Perum Jasa Tirta), Pemerintah Daerah serta bantuan dari negara Austria. Sebenarnya, pemerintah pusat melalui Bappenas sudah meminta LIPI untuk menangani DAS Jratunseluna di wilayah Jawa Tengah bagian Timur. Kondisinya tidak jauh berbeda dengan Citarum, namun penanganan Sungai Citarum dinilainya lebih urgen. Nusakambangan Selain soal Sungai Citarum, LIPI juga menilai kawasan Nuskambangan dan merekomendasikan tentang perlunya upaya penyelamatan dari ancaman kerusakan. Karena pulau yang dikelola oleh Depkeh dan HAM itu, berada berdekatan dengan daerah industri di Cilacap serta industri minyak (Pertamina Unit Pengolah IV, Cilacap -red). "Kami khawatir ada polusi air. LIPI dan masyarakat ikut bertanggung jawab terhadap pelestariannya. Untuk itu, diperlukan analisis kimia guna mengetahui tingkat pencemarannya guna mencagah polusi," tutur Umar Anggara. Dikemukakannya, hutan di wilayah Pulau Nusakambangan merupakan salah satu tempat dimana LIPI akan turun. Sebagai satu upaya konservasi untuk mengatasi masalah lingkungan ditempat itu. Dia berharap, dengan begitu kondisi hutan di Nusakambangan tidak mengalami kerusakan seperti yang terjadi di hutan Sumatera atau Kalimantan. |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer