HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Senin, 2024/05/17 14:09 WIB
Nabung Haji Berdua Istri tapi Ditinggal, Mbah Bardan: Semoga Bersatu di Surga
-
Minggu, 2024/05/16 14:33 WIB
Duuh... Suami Gerebek Istri yang Selingkuh dengan Brondong di Hotel Jombang
-
Senin, 2024/05/28 11:59 WIB
Setujukah Kalian dengan Iuran Tapera Potong Gaji?
-
Rabu, 2024/05/19 09:52 WIB
Yusril Resmi Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid
-
Sabtu, 2024/05/27 12:38 WIB
Viral Ikang Fawzi Antre Berjam-jam, Bos BPJS Kesehatan Minta Maaf
-
Senin, 2024/05/28 11:43 WIB
Projo: Ada Upaya PDIP Pisahkan Jokowi dan Prabowo
|
Thread Tools |
31st May 2013, 09:43 |
#1
|
Banned
|
"Memahami Sikap Kader PKS Terhadap Qiyadah"
"Memahami Sikap Kader PKS Terhadap Qiyadah"
Kamis, 30 Mei 2013 “dasar kader taklid buta!!” “mau aja dibodoh-bodohin sama qiyadahnya!!” “udah nganggep qiyadah itu setara nabi ya? suci, ga pernah salah” “doktrinasinya kuat banget sampe segitu taklidnya sama qiyadah” Mungkin itulah segelintir kata-kata yang sering dilontarkan kepada kader PKS oleh orang-orang yang “belum memahami” rasa cinta terhadap saudara seiman seperjuangan yang hari ini memegang amanah sebagai “qiyadah” (pemimpin). Mereka yang mungkin belum mengerti dan memahami makna ketaatan dan ke-tsiqah-an yang diperlukan jamaah ini dalam mengarungi tantangan-tantangan dakwah dalam kehidupan. Hari-hari ini, tuduhan tersebut semakin kencang ketika mantan presiden PKS, ustadz Luthfi Hasan Ishaaq, ditangkap oleh KPK dalam kasus suap impor sapi yang dari ke hari makin tidak jelas kebenaran kasusnya. Ketika kader-kader PKS berusaha “membela” saudara seimannya tersebut yang belum benar-benar terbukti bersalah, maka tuduhan-tuduhan diatas pasti langsung teralamatkan kepada kader-kader PKS. Ironisnya, banyak juga tuduhan-tuduhan tersebut berasal dari mereka-mereka yang sama-sama berjuang dalam dakwah Islam ini, meskipun beda “jalan perjuangan” ataupun mereka yang “pernah membersamai jamaah ini”. Sebenarnya, adalah suatu respon yang wajar ketika seseorang membela orang yang dicintai yang tiba-tiba dituduh dengan tuduhan yang belum terbukti, apalagi ketika mereka mengenal orang tersebut dalam kesehariannya, seperti halnya kader PKS mengenal ustadz LHI. Dan respon ini pun umum juga dilakukan oleh mereka yang menuduh sama ketika orang yang dicintainya dituduh semena-mena. (Contoh pembela Gusdur, pendukung Megawati, atau pecinta Jokowi) Padahal harusnya kita sebagai muslim sadar, apalagi aktivis-aktivis dakwah, bahwa menuduh seseorang melakukan sebuah kemaksiatan dalam Islam adalah suatu perkara yang berat. Harus menghadirkan saksi-saksi yang menguatkan dan terpercaya kejujurannya serta bukti-bukti yang menguatkan. Bahkan seorang Ali bin Abi Thalib pun pernah kalah oleh seorang yahudi dalam persidangan memperebutkan baju besi karena tidak punya bukti dan saksi yang kuat. Lalu kemana akhlaq seorang muslim yang harusnya dimiliki melihat saudaranya sedang “diuji”? bukankah lebih baik husnudzon daripada caci maki dengan opini yang sebenarnya belum terbukti? Tidak, tidak ada satupun kader PKS yang menganggap qiyadahnya adalah seorang nabi, yang kata-katanya selalu benar. Tidak, tidak seperti itu. Saya pribadi yang “hanya” simpatisan sering berseberangan opini dengan opini qiyadah. Kader PKS justru menganggap bahwa qiyadah pun juga bisa salah. Tapi kader-kader tersebut menolak justifikasi opini publik sebelum ada keputusan bersalah. Jika bersalah? Hukum!!Tak ada pandang bulu. Begitulah pesan Nabi. Cuma justru kadang saya berpikir, justru mereka yang menuduh dan mencaci makilah yang kadang menganggap kader-kader PKS harus seperti nabi, harus tidak pernah salah, dan tidak mewajarkan jika kader PKS pun juga bisa salah. Jika salah sedikit saja maka caci maki hampir pasti mampir ke telinga para kader Jikalau benar-benar bersalah, apakah mereka lupa bahwa dalam Islam pun ada mekanisme taubat? Apakah kesalahan pribadi menjadi kesalahan jamaah? Rasulullah pun pernah menegur sahabat yang mencaci maki seorang perempuan yang berzina dan dihukum rajam atas permintaannya sendiri, “Bisa jadi dia yang kalian caci maki itu lebih mulia derajatnya di sisi Allah daripada kalian,” kata Nabi. Tulisan ini pun juga sebagai otokritik untuk kader PKS yang kadang seringpula melakukan hal yang sama terhadap “yang tidak sepaham” dengan kita. Kalo saya ngikutin gayanya kang @hafidz_ary ”yang logis dan rasional ajalah, jangan fanatic” Terakhir, saya ingin menutup dengan kalimat “qiyadah kami memang bukan malaikat ataupun nabi, punya kemungkinan untuk salah, tapi juga bukan fir’aun ataupun iblis yang kesalahannya tak terampuni”. Sekian. Naufal Ibnu Amzani @nauval_12 on twitter |
3rd June 2013, 18:25 |
#3
|
Addict Member
|
daripade mbelain mati2an yang belum tentu bener dan juga belum tentu salah.. sebaiknya ente belain tuh korban2nya habib h terlapor pencabulan terhadap belasan bocah lelaki.. salah satu korbannya deket Alhikmah, Bangka.. kalu korban pencabulan dah siap disumpah qurnah +mubahalah.. .. nah itu pelakunya mau eksis lagi pasang baliho dimana2.. mau generasi mauda jadi bencrong semue?
|
UJIAN TUHAN; Duit hasil kerja sebulan dicuri Maling AZAB(hukuman);Maling Tertangkap, digebukin dan dicaci .. |
3rd June 2013, 18:42 |
#4
|
|
Registered Member
|
Quote:
Sebelum Belain liat dulu tindakan PKSnya. Masih ingat pernyataan fachri biar DM gak hadir Pemeriksaan KPK? Apa tidak mengikuti hukum itu tindakan baik? Etika? sesuai Akhlak Mulia? Baca berita soal LHI dan DM kan? itu gimana? PKS bukanlah Islam gan, setuju gak? Dan PKS bukanlah Murni Dakwah? setuju gak? hahahaha Masa Dakwah ngangkat kafir jadi Caleg ? hahahahahahah |
|
4th June 2013, 01:08 |
#5
|
|
Mania Member
|
Quote:
LHI yg dulu PERsidennya PKS telah dicampakkan begitu saja sidang ga ditemani, malah pustunnya si darin disembunyiin anis mata terang terangan tidak mempersoalkan LHI lagi yg di bold merah kalian memang bodoh, LHI kok bisa jadi PERsidennya PKS ?? |
|
Katanya Fahri Presiden kita sinting, kata si zon wakil presiden Jusuf Kalla memiliki level sedikit lebih rendah dibanding dirinya |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer