HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Rabu, 2024/06/05 13:50 WIB
Mahfud Merasa Mual Baca Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah
-
Kamis, 2024/06/06 18:41 WIB
Basuki Menyesal soal Tapera: Kalau Belum Siap, Kenapa Kita Tergesa-gesa
-
Rabu, 2024/06/05 16:41 WIB
Amien Rais Minta Setop Cawe-cawe: Biar Prabowo Ambil Alih!
-
Minggu, 2024/06/03 12:38 WIB
Ahmad Dhani Sebut Fadli Zon Calon Menlu RI, Begini Kata Gerindra
-
Kamis, 2024/06/06 16:18 WIB
Surya Paloh Serahkan Surat Rekomendasi ke Ilham Habibie Maju Pilgub Jabar
-
Selasa, 2024/06/04 12:38 WIB
All Eyes on Papua Juga Digemakan di Sosial Media, Apa yang Terjadi?
|
Thread Tools |
2nd December 2010, 22:55 |
#111
|
Registered Member
|
ini dia
ULAH SI ANAK ANGKAT TENTARA
(EKONOMI): Pengusaha Tommy Winata, punya utang menggunung di dalam negeri. Tapi ia mampu menyumbang kampanye Bill Clinton. Awal Februari lalu, dari New York, Amerika Serikat dikabarkan bahwa Tommy Winata, bos PT Bank Artha Graha (BAG), dari Indonesia, telah memberikan sumbangan secara ilegal senilai US$200.000 untuk kampanye Presiden AS Bill Clinton. Padahal, ia sendiri punya utang terhadap Bank Indonesia Rp1,1 trilyun lewat Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). Ulah anak angkat Jenderal TB Silalahi dan sejumlah jenderal ini, tentu saja bikin sewot jutaan rakyat yang sekarang sedang hidup morat-marit. Sebelumnya, ketika merebak kasus pengambilalihan BAG, yang melibatkan kaki tangan Soeharto Letjen Purn Hedijanto, yang juga menjadi bendahara Yayasan Dharmais, Tommy sebenarnya sudah dipanggil oleh Jenderal Edi Sudrajat, Ketua Yayasan Kartika Eka Paksi (YKEP). Tommy mengelak bahwa ia telah merugikan dan mencemarkan nama baik YKEP. Sebagai jaminan agar para Jenderal tidak marah, Tommy akhirnya menyerahkan 49 persen saham BAG kepada YKEP. Kini, setelah mendapat backing dari TNI, Tommy leluasa bergerak dalam bisnis. Termasuk bisnis kotor, yang hasilnya untuk tambahan kampanye calon presiden Amerika Serikat. Soal sumbangan ke Bill Clinton sendiri, itu dibeberkan oleh tokoh penghimpun dana kampanye Charlie Trie, kepada Biro Penyelidik Federal (FBI) AS. Disebutkan oleh Charlie, bahwa sebagian dari donasi ilegal yang diberikan kepada Partai Demokrat (partainya Clinton) adalah berasal dari pengusaha di bidang telekomunikasi Indonesia ini. Sebagai kompensasi sumbangan tersebut, Tommy disebutkan kebelet bertemu secara pribadi dengan Clinton. Namun, sampai dananya habis dipakai presiden AS itu, Tommy jangankan ngobrol akrab dengan Bill Clinton. Kabarnya, masuk ke Gedung Putih saja susahnya bukan main. Menurut Trie dalam laporan ringkas FBI sepanjang 47 halaman, disebutkan, Tommy mengirim uang tersebut dalam bentuk travelers check kepada Trie, pada waktu yang bersamaan ia juga harus mengajukan permohonan untuk bertemu dengan Clinton secara pribadi. Trie juga menambahkan, ia bertemu Tommy pada waktu pertemuan APEC (Asian-Pacific Economic Cooperation) di Seattle, 1994. Tommy, waktu itu, mengaku sebagai teman dekat Presiden Soeharto, penguasa Orde Baru. "Winata menginginkan Trie memperkenalkan ia dan beberapa orang lainnya kepada Presiden (Clinton)," demikian FBI. Trie mengaku, ia awalnya memang menjamin menempatkan Tommy di sebelah Presiden Clinton pada acara penggalangan dana di Hay-Adams. Namun, ternyata Tommy kepengin lebih lagi, yaitu "pertemuan yang lebih pribadi". Ia mengaku akan mengirimkan beberapa pembantunya sebagai gantinya, apabila ia berhalangan pada acara penghimpunan dana tersebut. sebuah cabang bank di Watergate di mana ia tinggal. Trie kepada FBI juga mengaku, ia menggunakan identifikasi palsu untuk seorang pengusaha kaya Taiwan, agar dapat membawa Tommy ke Gedung Putih. Identitas palsu itu berupa Surat Izin Mengemudi (SIM) Arkansas milik suami sekretaris Trie. Tommy sendiri waktu itu mengaku bernama Chih Chong "Simon" Chien. Ia bahkan sempat dibawa ke acara makan malam di Gedung Putih, setelah skandal penghimpunan dana kampanye dari pihak-pihak asing ini terkuak ke publik, menyusul Pemilu 1996. Demi bisnisnya di negeri adikuasa, Tommy memang menggadaikan hartanya untuk kepentingan yang lebih besar lagi. Selain pengutang di BI, Tommy juga merupakan salah satu obligor dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Namun, ia tidak termasuk 20 obligor terbesar di Indonesia yang kreditnya macet tersebut. Ia sendiri mengakui kepada sesama temannya pengusaha Cina, pernah menjadi sorotan awal tahun lalu, berkaitan dengan dugaan pengalihan kepemilikan PT Bank Artha Prima (BAP) yang memakai fasilitas kredit likuiditas Bank Indonesia yang diterimanya. Waktu itu, gara-gara Tommy Winata, Tim Jaksa Pemeriksa Kejaksaan Agung sampai meminta keterangan mantan Gubernur Bank Indonesia (1993-1998) J. Soedradjad Djiwandono (60), yang dinilai mengetahui soal penggunaan fasilitas yang diduga menimbulkan kerugian keuangan negara tersebut. Menyangkut persoalan Bank Arta Prima (BAP) secara proporsional, Tommy memang dingin. Baginya, siapapun yang dipercayakan BI mengambil alih BAP, yang ia inginkan adalah bisa dipercaya dan bisa mengatasi kesulitan keuangan BAP. Pada kasus BAP, memang terungkap adanya kesimpang siuran soal siapa sebenarnya yang menjadi pemilik resmi BAP. Masalahnya, BAP sudah dijual ke PT Jagata Primabumi, tetapi kemudian BAP dikembalikan lagi oleh PT Jagata ke BI. Kemudian Bank Indonesia menunjuk Tommy Winata dari Bank Arta Graha sebagai investor baru BAP, sementara utang-utang BAP yang lama harus ditalangi PT Kosgoro yang menjual bank tersebut ke PT Jagata Prima. Bambang W Soeharto, Ketua Kosgoro, menjelaskan agar dibedakan antara Kosgoro sebagai salah satu Ormas dan PT Kosgoro. Kosgoro sebagai Ormas tidak mempunyai lingkup sebagai suatu perusahaan. Namun Kosgoro memang memiliki unit usaha seperti koperasi dengan PT Kosgoro. "Tetapi secara hukum unit usaha itu adalah badan hukum yang berdiri sendiri dan memiliki hak otonom melaksanakan misi ekonominya," ujar Bambang. PT Kosgoro juga pemilik PT Gunung Agung dengan saham mayoritas. Sementara PT Gunung Agung memiliki BAP sebagai salah satu anak perusahaannya. "Dengan demikian, yang terjadi di BAP tidak ada sangkut paut secara formal legalistik dengan Kosgoro sebagai organisasi kemasyarakatan," ujar Bambang. Namun demikian, Kosgoro akan menunjukkan rasa solidaritas terhadap PT Kosgoro kalau terjadi sesuatu dengan mereka. Dia tidak menjelaskan secara rinci apa yang dia maksudkan dengan rasa solidaritas itu. Yang jelas, kata Bambang, Kosgoro sebagai Ormas, memiliki sikap mengenai BAP, agar penanganan kasus Bank Arta Prima dipercayakan kepada Bank Indonesia, agar diselesaikan sampai tuntas. "Dengan cara itu kepentingan nasabah bisa dilindungi," ujarnya. Anggota Komnas HAM ini memang bermaksud mengingatkan Tommy Winata, agar hati-hati saja. (*) |
3rd December 2010, 18:25 |
#112
|
|
Addict Member
|
Quote:
sby di ridhoi alloh jadi presiden, lu nggak ! |
|
gitu aja kok repot ..... |
24th February 2011, 05:58 |
#113
|
|
Banned
|
Quote:
|
|
24th February 2011, 08:29 |
#114
|
Registered Member
|
sistem negeri ini memang luar binasa!
Tukang judi kelas kakap,hiu n paus melenggang.. tuh yang judi secara legal di bursa efek indonesia, pantes bnyk yg dadakan jadi kaya. banyak pula yg dadakan jadi jatuh miskin. pengusaha kelas kakap,hiu n paus ketika bangkrut malah dapat subsidi (BLBI), eh subsidi BBM malah semakin dikurangi n dibatasi. atas nama investasi, hutang ditumpuk terus, hasilnya negeri ini nurut terus sama rentenir kelas dunia kayak sapi dicocok hidungnya. penguasa berselingkuh dengan pengusaha itu hal yang lumrah itulah kapitalisme |
24th February 2011, 08:33 |
#115
|
|
Banned
|
Quote:
|
|
19th March 2011, 15:32 |
#116
|
Mania Member
|
|
SaceExpress Jasa Cargo murah & jasa KIRIM ALAT BERAT |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer