HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Jumat, 2024/06/12 11:51 WIB
Anang & Ashanty Disoraki Satu Stadion, Walk Out dari GBK Usai Laga Timnas
-
Jumat, 2024/06/12 12:51 WIB
Mahfud Sindir Investor Asing Belum Ada Masuk IKN: Cari Terus Mas Bahlil
-
Jumat, 2024/06/12 12:40 WIB
Kabar Duka, Politisi Gerindra Permadi Meninggal Dunia
-
Jumat, 2024/06/12 14:04 WIB
Muncul Lagi Di TV Setelah 3 Tahun Vakum karena Sakit, Tukul Menangis
-
Selasa, 2024/06/10 18:18 WIB
Ria Ricis Diperas Rp 300 Juta, Video Pribadi Diancam Disebar
-
Selasa, 2024/06/10 12:48 WIB
Baru Sebulan Cerai Teuku Ryan Sudash PDKT dengan Selebgram, Ini Isi Chatnya
|
Thread Tools |
4th May 2009, 13:47 |
#251
|
Banned
|
cuplikan sejarah dan foto...
|
10th May 2009, 04:12 |
#252
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
Never use abusive language, yell or loose control == That is a real "No, No". == It's a sure way of your having a bad day. == Keep it cool == It's all good. |
21st June 2009, 01:10 |
#256
|
Addict Member
|
Kalo sejarah seputar Kalimantan Selatan atau Kalimantan Tengah ada gak ya? soalnya semua masih seputar Kaltim nih
|
20th July 2009, 15:08 |
#257
|
|
Moderators
|
Sejarah Banjarmasin
Quote:
Sejarah Banjarmasin Banjarmasih Nama Banjarmasin berasal dari istilah Banjarmasih. Disebut demikian karena Patihnya disebut Patih Masih, atau Patih Oloh Masih. Oloh Masih dalam bahasa Ngaju berarti orang Melayu. Banjarmasih berasal dari Desa Oloh Masi atau Kampung Melayu. Nama Banjarmasih inilah kemudian disebut orang Belanda Banjarmasih. Sampai dengan tahun 1664 surat-surat Belanda ke Indonesia untuk kerajaan Banjarmasin masih menyebut Kerajaan Banjarmasin dalam ucapkan Belanda "Bandzermash ", karena sulit mengucapkannya. Kerajaan Banjar Pangeran Samudera diangkat menjadi raja oleh Patih Masih, Patih Balit, Patih Muhur dan Patih Balitung. Di Kampung Banjarmasih didirikan sebuah keraton, dengan rumah asal, rumah Patih Masih sendiri. Kampung Banjarmasih disebut sampai sekarang Kampung Keraton. Di sini terdapat kuburan Raja Banjar yang pertama sampai dengan ketiga. Kemudian diadakan penyerbuan ke Bandara Muara Bahan dan semua penduduknya para pedagang pindah ke Banjarmasin. Penyerbuan ke Muara Bahan menimbulkan peperangan dengan Negara Daha. Pangeran Tumenggung dengan armada sungainya menyerang Banjarmaisih. Di ujung Pulau Alalak terjadi peperangan sungai yang hebat, tetapi Pangeran Tumenggung, armadanya hancur oleh Pangeran Samudera. Sejak itu terjadi perang yang berlarut-larut. Banjar minta bantuan Demak, tetapi Demak mau membantu kalau Banjar mau masuk Islam. Pangeran Samudera setuju dan tentara Demak datang bersama Khatib Dayan yang akan meng-Islam-kan rakyat.Setelah Demak datang, mereka menunggu musim panas dan panen selesai untuk logistik tentara dan makanan rakyat. Pasang sungai musim panas memungkinkan kapal-kapal besar sampai ke Daha. Tiga hari sesudah Hari Raya Fitri diadakan peng-Islam-an atas rakyat, barulah berangkat ke pedalaman penggempur Negara Daha. Persiapan terakhir peperangan ini, dilakukan pada tanggal 6 September 1526 setealh hampir 40 hari bertempur. Di Jingah Besar, Pangeran Samudera dapat mengalahkan pasukan Daha. Ini merupakan kemenangan besar yang pertama. Yang terakhir dilakukan pad tanggal 24 September 1526. Pertempuran tak lagi dilakukan antara pasukan dan pasukan, tetapi antara raja yang bermusuhan yang beragama Syiwa, dengan yang beragama Islam. Pangeran Tumenggung melawan Pangeran Samudera. Pangeran Samudera tidak mau melawan pamannya pangeran Tumenggung. Ia membuang senjatanya dan pamannya iba hatinya. Ia memeluk kemenakannya itu dan mengalah, ia menyerahkan semua regalia kerajaan dan tahta kepadanya. Setelah Negara Daha kalah, semua penduduknyanya diangkut ke Banjarmasin. Penduduk Ibukota Kerajaan itu terdiri dari penduduk yang lama, penduduk Bandar Muara Bahan dan penduduk kota lama Negara Daha. Demikianlah tanggal 24 September 1526 hari Sabtu Pon dijadikan : 1. Hari kemenangan Pangeran Samudera, cakal Bakal dynasti Kerajaan Banjar. 2. Hari diserahkannya regalia kerajaan Negara Daha dan dihistuakannya Pangeran Samudera oleh Pangeran Tumenggung. 3. Hari ketentuan Banjarmasih menjadi Ibu Kota Kerajaan baru yang menguasai pantai dan pedalaman di Kalimantan Selatan. Banjarmasin Nama Kota Banjarmasih berubah akibat Belanda. Mula-mula Belanda masih menyebut Banjarmasih dalam ucapan Belanda "Bandzermash". Kemudian sesudah tahun 1664 berubah menjadi Banjarmassingh. Di pertengahan abad ke-19 dalam semua surat-surat Belanda ke Indonesia nama kota itu berubah menjadi Banjarmasin. Setelah jaman Jepang sebutan itu berubah kembali menjadi Bandjarmasin. Terakhir setelah berlaku ejaan baru Indonesia, kota itu menjadi BANJARMASIN. |
|
Last edited by seeto; 20th July 2009 at 15:11.. |
23rd February 2010, 08:16 |
#258
|
Moderators
|
Menambah khasanah mengenai sejarah Kalimantan, berikut saya coba posting foto-foto tempat/lokasi di Kalimantan tempo doloe
Gambar di atas mgkn yang sekarang menjadi jalan Gajah Mada atau Slamet Riyadi... |
|
15th April 2010, 03:00 |
#259
|
Registered Member
|
Kalimantan Tengah
sekilas kalteng dulunya bergabung dengan kalsel namun tahun 1967 berpisah dengan kalsel, lalu kuala kapuas termasuk kota yang dulunya ikut wailayah banjarmasin namun sekarang masuk wilayah kalteng... dayak
|
15th April 2010, 03:09 |
#260
|
Registered Member
|
Kalteng Next
Tulisan ini saya kutip berdasarkan sumber yang ada, tentang salah satu jalan di Kalteng, yang menghubungkan kota Palangkaraya ke Sampit hingga Pangkalan Bun yang melewati juga Kasongan (kab. katingan).
Jalan Rusia ini sekarang bernama jalan Tjilik Riwut (tokoh Dayak yang menjalani penerjunan pertama se Indonesia dan menjadi salah satu pahlawan nasional). Tangkiling adalah merupakan wailayah dataran tinggi dengan ada sekitar 9 bukit dan ada beberapa bukit dasarnya batu-batu. semoga bermanfaat. (thanks buat julak sirpa (USA) di kokier atas artikelnya) KoKiNegeriku Jumpa Nenek Lena, Pembangun Jalan Rusia di Tangkiling Nanang S. Fadillah - Kyiv, Ukraina *) Jumpa Nenek Lena, pembangun Jalan Rusia di Tangkiling, Kalimantan Tengah Langkahnya masih sigap saat membuka pintu flatnya yang kecil dan penuh buku di pinggiran kota Kyiv. Kedatangan saya memang sangat dinantinya, karena kabar yang saya infokan beberapa hari lalu lewat telepon, membangkitkan kembali nostalgia mudanya. Lena Muhametrakhimovna Kovalcuk-Khimyuk , lahir di Tatarstan, Rusia tanggal 4 Februari 1929, merupakan saksi hidup pembangunan “Jalan Rusia” di Tangkiling, Kalimantan Timur yang ditulis KOMPAS beberapa waktu lalu http://kompas.co.id/read/xml/2009.ru...mpian.soekarno . Selepas lulus dari universitas Kazan, Rusia tahun 1955, Lena memulai karirnya sebagai insinyur lesomelioratsia (pengairan, kehutanan dan kontruksi) dalam proyek pembangunan jalan di Buryatia dekat perbatasan Mongolia. Di kota ini pula Lena bertemu Alexander Yurievich Kovalcuk-Khimyuk, insinyur konstruksi jalan raya asal Kharkov, Ukraina, yang kemudian menyuntingnya sebagai istri. Dari perkawinan tsb mereka dikaruniai 1 anak 1 cucu dan 1 buyut. Sang suami tahun 1988 meninggal dunia dalam usia 59 tahun karena serangan jantung. Lena sendiri saat ini tinggal bersama putrinya, Lyudmila Alexandrovna Kovalcuk-Khimyuk, yang bekerja sebagai dosen di Kyiv Politechnic Institute. Menuju Kalimantan Awal tahun 1964 Lena dan suami yang telah berpengalaman membangun jalan di tanah rawa (bolota) Mongolia maupun tempat lain di Uni Soviet, mendapat instruksi dari Kementerian Transportasi dan Pembangunan Uni Soviet untuk mengerjakan proyek pembangunan jalan di Kalimantan. Kemampuan bahasa Inggris suami menjadikannya terpilih mengepalai belasan insinyur, dokter maupun pekerja Soviet lain dalam proyek ini. Sayangnya, Lena tidak dapat menjelaskan asal muasal, nilai maupun target proyek kerjasama Indonesia – Uni Soviet ini. Sekiranya sang suami masih hidup, mungkin informasi ini dapat dijelaskan. Di zaman Soviet, adalah tabu menanyakan hal-hal diluar tugas masing-masing. Semua orang hanya menjalankan instruksi Moskow dan tidak perlu bertanya macam-macam. Bersama 20 expat Soviet dan keluarga mereka, bulan April tahun 1964 Lena terbang dengan Aeroflot dari Moskow ke Tashkent lalu Karachi, Jakarta dan Banjarmasin. Ini merupakan pengalaman pertamanya terbang ke luar negeri. Dari Banjarmasin mereka meneruskan naik kapal selama 2 hari menuju Palangkaraya. Tiba di Palangkaraya, tim insinyur Soviet ini langsung dihadapkan masalah yang ditinggalkan tim sebelumnya: jalan rusak, pabrik pengolahan aspal yang belum rampung, serta sekitar 100 kendaraan dan alat berat buatan Soviet teronggok. Tugas pertama tim ini adalah memfungsikan seluruh kendaraan agar tidak menjadi besi tua, membenahi gorodok (areal yang disediakan Pemprov Kalteng berisi 10 rumah bagi pekerja Soviet tinggal), dan mengkoordinasi tugas dengan mitra Indonesia mereka yang dipimpin Ir. D. Mekar Soeria Widjaja serta pekerja setempat. Kehidupan expat Soviet di pedalaman Kalimantan Tengah yang tanpa TV serta minim listrik ini tergolong mewah: di gorodok mereka punya instalasi listrik sendiri, ada landasan pesawat terbang, setiap minggu menonton film Rusia menggunakan proyektor, serta memiliki 4 juru masak, tukang cuci, tukang kebun warga Indonesia yang siap membantu. Air untuk mandi dikirim dengan truk tangki dan dibuatkan pancuran. Dua minggu sekali pasokan bahan makanan (tepung, kaviar, keju dsb) dikirimkan dari Banjarmasin, terkadang menggunakan helikopter. Untuk menghindari bahaya nyamuk, mereka semua telah divaksinasi dan tidur menggunakan kelambu. Pengalaman Lena dan suami membangun jalan raya di tanah rawa balota Soviet memudahkan mereka dalam menerapkan teknik pembangunan jalan di atas tanah gambut. Terlebih mengingat proyek ini mempertaruhkan prestise bangsa, insinyur Soviet secara maksimal menerapkan teknik tinggi yang tidak di semua jalan raya di Uni Soviet sekali pun, dipergunakan. Selain jalan raya, para insinyur Soviet juga membangun jembatan serta saluran air di Tangkiling. Kendala bahasa dengan pekerja maupun masyarakat setempat, tentu dihadapi. Namun berkat kursus intensif bahasa Indonesia selama 4 bulan dan interaksi dengan masyarakat setempat, Lena tidak lagi memerlukan jasa penerjemah orang Rusia yang disediakan. Di masa tuanya kini, Lena bahkan tengah menyiapkan kamus bahasa Rusia – Indonesia – Tatar yang saat ini telah terkumpul sekitar 2500 kata. “Masyarakat dayak atau banjar sangat bersahabat. Dari mereka saya tahu olahraga bulutangkis dan sempat menjuarai beberapa turnamen yang diadakan antar pekerja,” ujar Lena . Kembali ke Ukraina Bulan November 1966 para insinyur Soviet diberitahu bahwa mereka harus meninggalkan bumi Kalimantan secepatnya karena terjadinya perubahan politik di Indonesia. Sang suami masih sebulan kemudian bertolak, karena perlu menyelesaikan berbagai hal berkenaan penutupan proyek. Suasana perpisahan begitu mencekam, terutama bagi sang suami yang tinggal belakangan, meski Lena tidak menjelaskan detilnya. “Pokoknya, nyaris terbunuh.” Segala sesuatu yang berbau Soviet dan Rusia saat itu memang tidak lagi dianggap sebagai sahabat oleh Indonesia. “Pimpro Indonesia, Ir. D. Mekar Soeria Widjaja, masih sempat memberikan oleh-oleh dompet kepada suami saya yang masih saya simpan sampai sekarang,” ujar Lena sambil memperlihatkan dompet dimaksud. Ada secarik kartu nama dengan tulisan tangan berbunyi demikian: Tandamata untuk yang tercinta Ir. A. Kovaltjuk H. Di Palangkaraya kita tidak sempat melihat buaya, tetapi kenang-kenangan ini adalah kulit buaya Kalimantan. Sampai bertemu lagi dan salam untuk nyonya dan keluarga.” Sekembali ke Ukraina, Lena dan suami lekas disibukkan dengan berbagai proyek konstruksi jalan raya, rumah, sekolah dsb di seantero Uni Soviet. Lena juga sempat kembali kuliah di bidang konstruksi dan memperoleh gelar keduanya. Tahun 1984 Lena pensiun, namun tidak menyurutkan kiprahnya dalam masyarakat. Selain menulis kamus dan memomong cicit , Lena aktif dalam organisasi masyarakat Tatar “Tugan Tel” serta menjadi ketua dewan veteran distrik Svyatoshin – Kyiv. Mantan walikota Kyiv, Alexander Omelchenko pernah pula memberinya lencana atas peran aktif Lena dalam dewan veteran 1945. Kontak Lena dengan Indonesia terjalin kembali tahun 2003 silam ketika bertemu seorang Indonesia di Kyiv yang memberitahunya tentang keberadaan KBRI Kyiv. Sejak itu, dalam kesempatan HUT RI atau gelar budaya Indonesia, Lena senantiasa diundang dan berkesempatan mencicipi kembali hidangan Indonesia maupun menonton film serta tarian Indonesia. Namun sebelum munculnya artikel di KOMPAS mengenai Tangkiling, tidak seorang pun di KBRI memahami kerinduan Lena akan Indonesia. Kerinduan itu akhirnya komplit terpenuhkan setelah mengetahui “Jalan Rusia” di Tangkiling yang turut dibangunnya masih tetap baik dan mulus setelah lebih 40 tahun dibangun. __________________________________________________ _ FOTO - FOTO : DOK NANANG S. FADILAH dan KOMPAS DAILY MODERATOR - Penggagas KoKi : ZEVERINA Pembaca "KOLOM KITA" (KoKi) entah di Bontang, Inggris, Bali, Belanda, New Jersey, Kuwait, Australia, atau di Kediri, silakan berbagi peristiwa seputar kehidupan sehari-hari. Kirimkan artikel dan foto melalui form "Kirim Artikel", jika mengalami kesulitan kirimkan melalui email: zeverina@kompas.co.id ; zeverina.koki@yahoo.co.id ; kokizeverina@gmail.com http://community.kompas.com/read/artikel/2503 |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer