HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Senin, 2024/05/17 14:09 WIB
Nabung Haji Berdua Istri tapi Ditinggal, Mbah Bardan: Semoga Bersatu di Surga
-
Rabu, 2024/05/19 09:52 WIB
Yusril Resmi Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid
-
Minggu, 2024/05/16 14:33 WIB
Duuh... Suami Gerebek Istri yang Selingkuh dengan Brondong di Hotel Jombang
-
Jumat, 2024/05/20 15:18 WIB
SYL Titip Nayunda Jadi Honorer: Gaji Rp 4,3 Juta/Bulan, Setahun Ngantor 2 Kali
-
Sabtu, 2024/05/21 11:19 WIB
Hindari Anak Kecil Nyebrang Beberapa Kendaraan Tabrakan Beruntun di Tol Jagorawi
-
Minggu, 2024/05/16 12:19 WIB
Refly Pembunuh Ayah dan Pemerkosa Ibu Baru Sebulan Diangkat Jadi Anak
|
Thread Tools |
30th December 2015, 09:36 |
#1
|
Addict Member
|
"Pengenaan Pungutan BBM agar Masyarakat Tidak Boross"
Pengenaan Pungutan BBM agar Masyarakat Tidak Boros
AFP PHOTO / SONNY TUMBELAKA Pengendara motor mengantre di SPBU untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium, di Bali, beberapa waktu lalu. Selasa, 29 Desember 2015 | 14:27 WIB JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyampaikan, tepat apabila Dana Ketahanan Energi dipungut dari konsumen. Sebagaimana diketahui pemerintah berencana memungut Dana Ketahanan Energi sebesar Rp 200 per liter Premium dan Rp 300 per liter solar, mulai 5 Januari 2016. Menurut Tulus, cukup adil jika disinsentif dari konsumsi bahan bakar fosil ditanggung oleh konsumen. Hal demikian ini juga sudah lama diterapkan di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. “Jadi, bahan bakar (fosil) pada titik tertentu akan habis dan mahal. Maka, yang memakai (konsumen) diberikan disinsentif misalnya berupa cukai. Ini sebagai barrier, sehingga konsumen semakin sadar bahwa ini punya dampak ke lingkungan dan makin mahal ke depan,” kata Tulus kepada wartawan usai diskusi, Jakarta, Selasa (29/12/2015). Lebih lanjut Tulus menjelaskan, di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat, pemerintah mengenakan disinsentif pemakaian energi fosil karena beberapa hal. Pertama, cadangan energi fosil makin tipis. Kedua, sebagian bahan bakar fosil didatangkan dari impor. Alasan lain, dampak terhadap lingkungan dari pemakaian energi fosil juga sangat serius. “Kalau di luar negeri itu ada gasoline tax. Sehingga orang akan berfikir dua kali untuk boros. Sehingga mereka hemat. Jadi, siapa banyak menggunakan (energi fosil), dia lah yang banyak membayar,” ucap Tulus. Mengenai rencana pemerintah untuk memungut Dana Ketahanan Energi dari konsumen, menurut Tulus konsep tersebut sudah benar. Hanya saja, lanjut dia, yang perlu disiapkan pemerinta adalah payung hukum dan lembaga pengelola dana tersebut, agar tidak disalahgunakan. “Jadi benar, yang harusnya diberikan insentif itu adalah energi baru dan terbarukan. Tidak masalah dibebankan ke konsumen, tapi harus jelas dulu konsepnya,” kata Tulus. http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...t.Tidak.Boros# |
30th December 2015, 09:44 |
#3
|
Groupie Member
|
Hal baik, dilakukan dengan cara yang baik dan benar.
janganlah menyumbang ke panti asuhan Yatim-Piatu (hal yang baik) dengan cara merampok rakyat, meskipun rakyat itu rakyat yang kaya raya (bukan cara yang baik dan benar). Revolusi Metal !!!!! |
kejadian dogol marak, semenjak makhluk dogol eksis |
30th December 2015, 10:37 |
#4
|
Mania Member
|
Hebat, pemerintahan sekarang punya jurus baru supaya rakyatnya gak boros, yaitu dengan cara malakin duit rakyat, dengan cara ini diharapkan rakyat tidak boros lagi, maka pada tertawalah para rumput yg bergoyang
Konon dinegara sana juga ada koq disini di malah ditentang, kerena konon dinegara sana semuanya diatur oleh undang-undang mereka tentang pungutan tersebut jadi legal sesuai konstitusi mereka, lha disini cuman cuman diatur oleh congornye sudirman said, persis banget preman pasar nyang ngatur pungutan di sekitar tempat tongkrongannye, kalo udah gitu ape namanye kalo bukan malakin rakyat. Makin kesini makin gak jelas lagi tuh, hasil palakannya bakalan dibuat apa, pada awalnya dibilang buat riset dan bangun-bangun proyek energi terbarukan buat menggantikan energi berbasis fosil, sekarang nambah lagi peruntukannya yaitu buat bayar hutang, buat biaya listrik masuk desa, dan lebih rame si wapres ikutan ngomong kalo dana ketahanan energi tersebut akan digunakan buat menjaga stabilitas harga bbm dari gonjang-ganjng harga minyak dunia, jadi kesimpulannya bener-bener absurd dah pemerintahan sekarang mo narikin duit rakyat gak jelas aturan maennya, sampe-sampe hasilnya nanti duitnya buat apa aja masih simpang siur ceritanya. |
30th December 2015, 11:38 |
#5
|
|
Addict Member
|
Quote:
|
|
30th December 2015, 11:54 |
#6
|
||
Mania Member
|
Quote:
contoh yang lebih baik itu insentif dan disinsentif ada pada pemakaian listrik.. akan kena disinsentif kalau pakai listrik melebihi batas tertentu.. Quote:
|
||
"Becik ketitik olo ketoro.. Tak ada gading yang tak klethak.." |
30th December 2015, 13:02 |
#7
|
Mania Member
|
BBM tidak perlu dipungut macam-macam. Nanti jadi budaya pungutan liar. Administrasinya pun jadi ribet.
Mending dipajaki saja. Jadi seragam administrasinya. Dipajaki supaya orang berpikir menciptakan energi yg lebih ramah lingkungan. |
I am in a state of acceptance that I accept the rebellious nature of my mind |
30th December 2015, 13:07 |
#8
|
Mania Member
|
urusan masyarakat boros atau enggak terserah individu masing2..., dibanding bbm yang gak seberapa kenapa gak mal aja sekalian yang dibredel diganti dengan pasar tradisional, toh tujuannya sama biar masyarakat gak boros..alasan kok mengada2
|
30th December 2015, 13:13 |
#9
|
Banned
|
Goublok....!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
kenap kagak dipalakin Rp.100.000,- / liter sazza ,..dijamin rakyat langsung hemat segala- galanya... ndak ceboker..ndak pengamat bayaran ceboker... alasan mengada= ngada ..goblok..!!:speachless1: |
30th December 2015, 17:03 |
#10
|
|
Mania Member
|
Quote:
Pengamatnya kesurupan FOSIL teori evolusi Darwin & bigbang Fosil jdi alasan, energi yg perlu waktu daur ulang TERBARUKAn Main tebak aje bakal habis, emang si Tulus yg bikin? Kudu belajar daur ulang hidrokarbon Masalah boros masalah akhlak, Bacot aje tuh manusia hehehe |
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer