HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Minggu, 2024/06/03 16:25 WIB
Kaesang Pilih Jakarta Ketimbang Solo: Mungkin Duet Sama Pak Anies
-
Minggu, 2024/06/03 14:59 WIB
Hasto PDIP: Tapera Bentuk Penindasan Baru!
-
Minggu, 2024/06/03 11:27 WIB
Kepala dan Wakil Kepala Otorita Mundur, Basuki dan Raja Juli Jadi Plt
-
Minggu, 2024/06/03 12:38 WIB
Ahmad Dhani Sebut Fadli Zon Calon Menlu RI, Begini Kata Gerindra
-
Senin, 2024/05/17 14:09 WIB
Nabung Haji Berdua Istri tapi Ditinggal, Mbah Bardan: Semoga Bersatu di Surga
-
Rabu, 2024/05/30 12:40 WIB
Tawa Biduan Nayunda saat Ditanya Duit dari SYL Tak Mungkin Cuma-cuma
|
Thread Tools |
17th December 2009, 10:09 |
#1
|
Banned
|
Negara Maju menyalahkan Negara Miskin dalam Pemanasan GLOBAL.
Negara Maju/Negara Industri sangat berperan dalam Pemanasan Global. Negara maju memperoleh keuntungan Financial dari Industrialisasi sedangkan Polusi Industri sangat merugikan Negara Miskin, Negara Miskin Harus melangsungkan kehidupannya dengan Bertani sehingga tak mungkin melakukan Penghijauan kembali lahan Pertanian seperti Harapan negara-negara Maju.
Negara-negara Industri/Maju punya andil besar dalam Pemanasan global , tetapi Negara-negara Maju menginginkan agar negara-negara berkembang harus membatasi emisi gas rumah kaca. Apakah ini adil ? |
17th December 2009, 22:54 |
#2
|
Banned
|
Sebenar nya ngak adil... Tapi biasanya negara berkembang atau terbelakang itu ngak kompak. Juga banyak terjadi korupsi untuk kepentingan segelintir orang atas pengorbanan rakyat banyak.
Kalau negara berkembang dan terbelakang kompak untuk memboikot negara maju... ngak lama mereka juga kelabakan sendiri. Negara yg dibilang maju ngak akan bisa mempertahankan standard kehidupan mereka tanpa negara2 berkembang atau terbelakang tsb. |
18th December 2009, 12:08 |
#3
|
|
Banned
|
Quote:
mBak/Mas siapa pernah mengalami asap tebal dibakarnya hutan? |
|
19th December 2009, 01:26 |
#4
|
Registered Member
|
negara miskin mentingin perut, urusan belakangan.
Negara maju udah kena akibatnya, hutan mereka habis ketika revolusi industri, jadi sekarang mereka concern mengenai hutan (milik mereka). Hutan negara miskin sebodo amat |
19th December 2009, 06:03 |
#5
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
19th December 2009, 17:21 |
#6
|
|
Banned
|
Quote:
Btw, kamu bilang hutan di babat/ di bakar, emang itu hasil nya kemana? di jual kemana? yah pasti nya ke negara maju lah... buat menaikan standard hidup mereka. Tanpa adanya pengrusakan lingkungan di negara berkembang atau terbelakang, kayanya mustahil negara maju bisa menikmati standard hidup yg mereka nikmati. |
|
23rd December 2009, 01:15 |
#7
|
|
Registered Member
|
Quote:
Ini skala lokal, ngga pake negara maju-negara terbelakang. Saya barusan ngobrol sama temen yang punya tanah gede di daerah bandung dan sawangan, cari2 info karena saya niat beli tanah, buat ditanemin pohon kayu/buah. Niatnya sih sustainable timber. Doi cerita, tanahnya yg di bandung itu ditanemin bambu, karena cepet tumbuh dan bisa dijadiin pengganti kayu untuk konstruksi ringan. Dia juga concern dengan penebangan kayu yang ngga sustainable. Terakhir dia ke tanahnya, itu bambunya abis di tebangin penduduk sekitar, clump akarnya di bakar untuk memudahkan akses angkut (ada bekas roda mobil angkut). Padahal doi udah pesen, kalo mau bambu untuk keperluan pribadi, silahkan MINTA dan AMBIL. Dia pikir, berapa banyak sih kalo buat pribadi ? Yang di sawangan, pohon buah dan bibit. Kejadiannya hampir sama, dia hampir ga pernah nikmatin hasilnya. Selalu abis sama penduduk sekitar (walaupun udah dipesenin juga, kalo mau untuk untuk makan sendiri, silahkan MINTA dan AMBIL). Bahkan parahnya, bibit2 yang masih kecil ikutan di gali atau di rusak, entah untuk di jual atau memang iseng. Saya jadi mikir, gimana Indonesia mau hijau kalau stakeholder yang paling erat hajat hidupnya dengan lingkungan malah jadi yang pertama ngerusak ? And you know, ketika di confront, malah penduduk sekitarnya lebih galak. "C*na pelit amat sih. Lo tuh numpang tau !" (ini report pihak ke dua, tapi saya percaya emang demikian kejadiannya) Saya sendiri ngalamin, dalam skala lebih kecil. Pohon2 saya yang ada di luar rumah selalu saja di isengin sama penduduk kampung sekitar. Mayoritas anak2 tanggung, tapi sekali dua kali ya orang gede nya juga demikian. Jadi pendapat mas/mbak Titianantui itu ada benarnya, tercermin dari orang2 'kecil' di sekitar kita. Saya bukan bermaksud meng-generalisasi, bahwa masyarakat kita semuanya seperti itu, tapi mayoritas memang demikianlah adanya ! Kalo pejabat2 ngga usah di omongin, terlalu banyak kepentingan. Kita sendiri lah yang harusnya concern. Sekarang saya jadi ragu, apa niat saya beli tanah->tanemin pohon->tinggalin->tanemin lagi sebelum tebang yang sudah gede bisa terlaksana ? Atau bakalan di jarah penduduk sekitar? |
|
Last edited by ice-pack; 23rd December 2009 at 01:19.. |
23rd December 2009, 01:49 |
#8
|
Banned
|
Iya sih... kejadian seperti diatas itu emang menjadi masalah.
Sebaik nya sih kalau perorangan mungkin jangan kali yah... kecuali perusahaan atau lembaga yg ada dasar hukum nya. Jadi kalau emang keterlaluan bisa di bawa ke lembaga hukum. Btw, gua rasa loe terlalu baik, jadi orang2 ngelunjak... lindungi harta dan hak loe sendiri lagi, tapi jangan sampe berlebihan. Sewa penjaga atau mandor lah, mendingan ketauan keluar duit berapa daripada semua ludes. |
23rd December 2009, 02:01 |
#9
|
Registered Member
|
Yah mas, namanya tetanggaan, masa minta bambu ga di kasih. Cuma seringnya ya itu, di kasi/dibiarin malah ngelunjak.
Saya belum mampu bikin perusahaan, atau nyewa2 satpam segala, wong rencana beli tanahnya juga palingan 2000m2 di kampung2 yg masih murah harganya. (dan ini pun masih harus pinter2 ngerayu akuntan pribadi yg megang duit ane) Temen saya yang saya ceritain ini udah merintis duluan, kita emang sepikiran untuk ngurangin penggunaan kayu yg ngga sustainable. Motivasi profit sudah pasti, tapi ya sustainable juga harus. Ini bukannya profit malah minus, plus makan ati..... Urusan perut saya maklum, tapi kalo watak serakah dan malas, ini susah mas.... |
28th December 2009, 21:44 |
#10
|
|
Banned
|
Quote:
Biasanya masih ada, kalau dikumpulkan, "banyak" kubik kayu ga keangkut saat ditinggal perusahaan "kayu balak" hengkang (namun sudah rusak setiap kali hutan siap konversi). Kadang terlihat kayu-kayu ini "mangkrak" dan sering dikerimbunan semak. Taraf berikutnya ambil jalan pintas, kebakaran. Lalu dituduhkan kepada warga, kalau di Riau, petani nomad. Atau kemusim kemarau panjang yang kerontang, la nina, atau keperokok yang melemparkan glowing cigarette-butt ke semak gersang. Jadi, adalah selalu kambing hitam. Nanti, sekian bulan kemudian, masuklah alat berat para petani nomad untuk buat lubang, jalan kebun dst sebelum "benih" sawit, karet atau akasia magnum "ditugal". (Kayak padi ladang saja ya, kecuali tongkat penugalnya bernama grade-all atau loader). OOT Selalu ada tertinggal "warisan" janda dab anak-anak atau penyakit "itu" setiap kali perusahaan kayu menutup usahanya disuatu area pengusahaan hutan setelah lumbernya "habis". Atau cewe-cewe abg putus sekolah digaet "aktifis" bongkar-muat kayu balak. Jadi polusinya multidimensi. |
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer