HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Selasa, 2024/06/10 11:55 WIB
Fakta-Fakta Terbaru Polwan Briptu FN Bakar Suami di Mojokerto
-
Selasa, 2024/06/10 13:55 WIB
91 Kendaraan Rita Widyasari Disita KPK: Termasuk 17 Mercy-14 Harley
-
Kamis, 2024/06/06 18:41 WIB
Basuki Menyesal soal Tapera: Kalau Belum Siap, Kenapa Kita Tergesa-gesa
-
Rabu, 2024/06/05 13:50 WIB
Mahfud Merasa Mual Baca Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah
-
Rabu, 2024/06/05 16:41 WIB
Amien Rais Minta Setop Cawe-cawe: Biar Prabowo Ambil Alih!
-
Kamis, 2024/06/06 16:18 WIB
Surya Paloh Serahkan Surat Rekomendasi ke Ilham Habibie Maju Pilgub Jabar
|
Thread Tools |
24th December 2008, 16:15 |
#21
|
Mania Member
|
Eep Saefulloh Fatah (pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia)
Megawati Tak Pantas Jadi Presiden Lagi Kinerja Presiden Megawati Soekarnoputri yang mengecewakan membuat ia dinilai tidak pantas lagi untuk menjadi presiden negeri ini. Eep menambahkan, "Mitologi Megawati sebagai pembela wong cilik saya rasa akan jauh memudar dalam pemilihan umum mendatang. Persoalannya, masyarakat sudah melihat sendiri bahwa ternyata mitologi pembela wong cilik itu tidak berbuat banyak dalam mengatasi persoalan yang dihadapi wong cilik." http://64.203.71.11/kompas-cetak/030...nal/410418.htm |
24th December 2008, 16:22 |
#22
|
Mania Member
|
Ventriloquist (Warga Forum Politik DF)
Masih kuat dalam ingatan saya ketika Ibu Mega berkata bahwa cut nyak (maksudnya dirinya) tak akan membiarkan setetes darah pun di Aceh mengalir. Tapi kenyataannya, Ibu Mega malah membuat konflik makin berdarah-darah. Hal berbeda saya dapatkan pada kepemimpinan penggantinya yang mampu menghadirkan kedamaian di tengah konflik Aceh. Meski belum maksimal, tapi sebuah langkah yang jauh positif. Sebaliknya langkah Mega yang menghadirkan pertumpahan darah di NAD, adalah langkah yang sangat buruk. http://forum.detik.com/showpost.php?...9&postcount=22 |
Last edited by ventriloquist; 24th December 2008 at 16:25.. |
24th December 2008, 16:28 |
#23
|
Mania Member
|
BE Satrio/Litbang Kompas
Dalam jajak pendapat, melorotnya apresiasi publik tampak dalam penilaian mereka atas kinerja pemerintah dalam mengatasi berbagai persoalan, mulai dari persoalan perekonomian, politik dan keamanan, penegakan hukum, hingga kesejahteraan sosial. Terkait dengan persoalan tersebut, keyakinan publik mengenai kemampuan pemerintah dalam mengatasi berbagai persoalan bangsa pun kembali menurun. Sehingga, dibandingkan dengan penilaian serupa pada masa-masa sebelumnya, secara keseluruhan kinerja pemerintahan Presiden Megawati saat ini tidak juga menunjukkan kemajuan yang berarti. http://www2.kompas.com/kompas-cetak/...nal/634630.htm |
24th December 2008, 16:30 |
#24
|
|
Mania Member
|
Quote:
thanks... |
|
24th December 2008, 16:45 |
#25
|
Mania Member
|
Pegang Teguh Keyakinan, Mega Pilih Tak Kuliah
MEGAWATI Soekarnoputri bukanlah seperti yang digambarkan sebagian masyarakat, yakni sebagai sosok 'tidak cerdas' hanya karena berijazah SMA. Putri presiden pertama RI Ir Soekarno ini pun pernah mengenyam pendidikan tinggi, yakni di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung sekitar tahun 1966. Hanya karena saat kuliah dulu Mega memegang kuat keyakinan ideologinya, dia akhirnya memilih keluar dari Unpad. Tekadnya keluar dari perguruan tinggi ternama tersebut dilakukan setelah pihak rektorat berusaha memaksanya masuk salah satu partai politik yang tidak sepaham dengan keyakinan Mega remaja. Ceritanya begini. Selepas SMA tahun 1965, Megawati diterima di dua perguruan tinggi yang sama-sama favorit, yakni Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Unpad. Dengan berbagai pertimbangan dia akhirnya memilih kuliah di Fakultas Pertanian Unpad. Saat mahasiswa, Mega bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Saat itu juga sedang gencar-gencarnya aksi mahasiswa-pelajar yang tergabung dalam KAMI-KAPI menggelar unjuk rasa. Karena aktivitasnya di GMNI, suatu ketika Mega dipanggil Wakil Dekan Fakultas Pertanian yang mengatakan dia akan 'diadili' senat, yang notabene banyak yang bukan anggota GMNI. Di depan dewan senat, Mega disodori dua opsi untuk memilih PNI *** atau PNI OSA-USEP. "Tapi saya dipaksa memilih PNI OSA-USEP. Saya katakan, bapak-bapak ini siapa? Wong bukan anggota GMNI kok maksa," papar Mega, dalam acara Kick Andy yang ditayangkan MetroTV, Jumat (19/12) lalu dan ditayangkan ulang pada Minggu (21/12) sore kemarin. Rektor Unpad saat itu, yakni Sanusi Harjawinata pun minta Mega memilih PNI OSA-USEP kalau ingin tetap menjadi mahasiswa Unpad. Namun dengan tegas Mega mengatakan, lebih baik mempertahankan keyakinan ketimbang kuliah namun berpura-pura meyakini sesuatu yang tidak diyakininya. Saat pulang ke rumah, bapaknya, yakni Ir Soekarno sudah menantinya. Mega sempat khawatir orangtuanya akan marah dengan keputusan yang baru diambilnya tersebut. Namun ternyata bukan kemarahan yang didapat, Bung Karno malah memuji Mega. Sambil menepuk pundak putrinya, Bung Karno berkata, "Ini baru anak Soekarno." Menurut Mega, apa yang dia alami itu sebenarnya bisa jadi pelajaran bagi anak muda sekarang agar teguh memegang keyakinannya. Bukan malah gampang terseret arus yang dia sendiri tidak meyakininya. Calon presiden (capres) yang diusung PDI Perjuangan dalam Pilpres 2009 tersebut mengaku tidak habis pikir dengan keputusan pimpinan Unpad yang saat itu melarangnya kuliah. "Kalau saat itu sudah ada Komnas HAM, tentu sudah saya laporkan," katanya, sambil tertawa kecil. Padahal, lanjutnya, Soekarno saat kuliah punya guru besar berkebangsaan Belanda. Meski Soekarno dari golongan 'inlander', namun sang guru besarnya tersebut memberi peluang sebesar-besarnya menuntaskan kuliahnya. "Kok lain dengan bangsa kita sendiri, malah melarang kuliah," katanya. Saat pemandu acara Andy F Noya mengatakan, bahwa selama ini ada upaya beberapa pihak yang menginginkan capres harus S1 (sarjana), Mega menjawab dengan enteng, "Ya sudah terang, itu mau menjegal saya (maju sebagai calon presiden)," ujarnya, disambut aplaus meriah penonton di studio MetroTV. |
24th December 2008, 17:04 |
#26
|
Mania Member
|
Nurcholish Madjid dan Syafii Maarif (Forum Rektor di Hotel Borobudur)
Selama setahun pemerintahannya, Presiden Megawati Soekarnoputri sangat lemah dalam komunikasi publik. Dia dinilai sangat tertutup. Sehingga, masyarakat tidak bisa menangkap visinya secara jelas sebagai seorang kepala negara. Maka, tidak heran kalau masyarakat selalu beranggapan, Megawati tak punya visi. http://www2.kompas.com/utama/news/0207/24/031804.htm |
Last edited by AnyoneBut_SHE; 24th December 2008 at 17:11.. |
24th December 2008, 17:26 |
#27
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
we need you, be back soon |
24th December 2008, 17:27 |
#28
|
Mania Member
|
Rachmawati
Rahmawati Soekarnoputri mengeluarkan pernyataan keras pada kakaknya. Dia meminta Megawati Soekarnoputri mundur dari kursi presiden. Pasalnya, Mega dinilai tidak bisa membawa perubahan berarti, juga tidak punya visi pemerintahan. “Saya melihat pemerintahan pimpinan Megawati sangat tidak peduli dengan perubahan yang didambakan rakyat. Itu terjadi karena Megawati tak punya visi dan misi yang jelas dalam menghela kekuasaan,” katanya pada Tempo News Room di Hotel Sri Lestari, Blitar, Jawa Timur, Kamis (20/6). Rachma datang ke Blitar untuk menghadiri haul Bung Karno ke-101. Ia melihat selama ini Megawati sangat tidak paham konsep perubahan sebagai hasil dari reformasi. Padahal konsep-konsep perubahan itu sudah termaktub dalam ajaran Bung Karno sebagai strategi pembangunan. Ia menyebutkan dalam trisakti ajaran Bung Karno, yaitu berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. http://www.tempointeraktif.com/hg/na...620-38,id.html |
24th December 2008, 18:02 |
#29
|
Mania Member
|
ICW
Corruption worse under Megawati Corruption among state officials and politicians has worsened under President Megawati Soekarnoputri's leadership, Indonesian Corruption Watch (ICW) says. ICW coordinator Teten Masduki also said that Megawati has no intention of pursuing corruption cases against cronies of the New Order despite the fact that widespread corruption led to the downfall of former dictator Soeharto in 1998, paving the way for the birth of a new era, the so-called Reform Era. http://www.accessmylibrary.com/coms2...6-22425520_ITM |
Last edited by AnyoneBut_SHE; 26th December 2008 at 12:32.. |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer