Gula batu campur air teh. Tanpa es, karena tidak punya lemari pendingin
Kadang, meminumnya masih pakai dot bayi sampai kelas satu dasar. Jika tak minum itu dalam sehari, jempol tangan jadi sasaran. Bisa sampai gepeng diisap!
Berhenti kemudian, naik ke tingkat dua sekolah dasar. Dari sana, Bu Guru yang bertahi lalat di pembatas bibir atasnya bilang, sudah besar dan malu dong sama teman-teman. Okelah! Aku malu bukan karena sering membawa dot isi air teh manis gula batu, tapi malu karena mulut monyong saat menyedot dot, masih belum bisa melafalkan huruf "R" secara jelas. Aku bisa bilang huruf "R" saat kelas empat. Itu pun masih cadel.
Sudah lupa itu rasanya teh manis gula batu. Benar-benar sudah lupa....
Ah... adanya semacam ale atau bir lokal di sini. Sudah besar, masa minumnya bir! Kadang, dia meledek begitu. Bir membuatku beser! Lagi pula, sering berserdawa dan kembung sesudahnya.
Sudah besar, masa minum bir!
Ya, ya... aku ingin yang agak kencang, nih! Coba apa ya kira-kira? Jangan whiskey. Aku tak suka bau whiskey. Dan terkesan terlalu borjuis. Aku ingin agak barbar dan seperti sapi gila tapi masih dalam kendali. Apa kira-kira?
Tequila. Wow! Efek pagi setelah hangover, ga bagus sekali di kepala. Berat! Tidak smooth. Mabuk tequila itu contoh mabuk yang tak elegan.
Tapi sangat suka momen di mana menjilat garam dan mengisap lemonnya. Saat melakukan itu, lakukan eye contact dengan orang tersayang. Lalu pasang mata tajam menatapnya saat lidah terjulur menjilat punggung tangan. Hahaha! What a b!tcha !
Pusing!
Terlalu banyak pilihan itu memusingkan.
Yep! Akhirnya whiskey saja campur bir
Ini namanya mix and match
Hanya orang sinting yang bisa mencampur hal terbarbar macam begini. Penikmat wiski, akan marah besar dengan cara menikmati model penemuan cemerlangku!
Ambil gelas pilsener; empat saja. Masing-masing, karena aku hanya berdua dengan doi, maka satu orang dua gelas. Dan gelas shot tiga. Penuhi gelas ketiga gelas shot dengan wiski. Tumpang di antara jejeran keempat pilsener. Bakar masing-masing gelas shot berisi wiski penuh tersebut. Ini akan tampak seperti flaming
Dan suruh pasanganmu menyenggol gelas shot bernyala api di paling ujung. Dan seperti domino! Masuk semua gelas shot berisi wiski ke pilsener berisi bir. Minum selagi hangat!
Dayummmm we're going to heaven!
Find your own happiness, sweetheart.
Kebahagiaan itu diciptakan, bukan ditunggu ditemukan
Cheers!
Last edited by luntzpandis; 15th September 2020 at 09:30..
Gula batu campur air teh. Tanpa es, karena tidak punya lemari pendingin
Kadang, meminumnya masih pakai dot bayi sampai kelas satu dasar. Jika tak minum itu dalam sehari, jempol tangan jadi sasaran. Bisa sampai gepeng diisap!
Berhenti kemudian, naik ke tingkat dua sekolah dasar. Dari sana, Bu Guru yang bertahi lalat di pembatas bibir atasnya bilang, sudah besar dan malu dong sama teman-teman. Okelah! Aku malu bukan karena sering membawa dot isi air teh manis gula batu, tapi malu karena mulut monyong saat menyedot dot, masih belum bisa melafalkan huruf "R" secara jelas. Aku bisa bilang huruf "R" saat kelas empat. Itu pun masih cadel.
Sudah lupa itu rasanya teh manis gula batu. Benar-benar sudah lupa....
Ah... adanya semacam ale atau bir lokal di sini. Sudah besar, masa minumnya bir! Kadang, dia meledek begitu. Bir membuatku beser! Lagi pula, sering berserdawa dan kembung sesudahnya.
Sudah besar, masa minum bir!
Ya, ya... aku ingin yang agak kencang, nih! Coba apa ya kira-kira? Jangan whiskey. Aku tak suka bau whiskey. Dan terkesan terlalu borjuis. Aku ingin agak barbar dan seperti sapi gila tapi masih dalam kendali. Apa kira-kira?
Tequila. Wow! Efek pagi setelah hangover, ga bagus sekali di kepala. Berat! Tidak smooth. Mabuk tequila itu contoh mabuk yang tak elegan.
Tapi sangat suka momen di mana menjilat garam dan mengisap lemonnya. Saat melakukan itu, lakukan eye contact dengan orang tersayang. Lalu pasang mata tajam menatapnya saat lidah terjulur menjilat punggung tangan. Hahaha! What a b!tcha !
Pusing!
Terlalu banyak pilihan itu memusingkan.
Yep! Akhirnya whiskey saja campur bir
Ini namanya mix and match
Hanya orang sinting yang bisa mencampur hal terbarbar macam begini. Penikmat wiski, akan marah besar dengan cara menikmati model penemuan cemerlangku!
Ambil gelas pilsener; empat saja. Masing-masing, karena aku hanya berdua dengan doi, maka satu orang dua gelas. Dan gelas shot tiga. Penuhi gelas ketiga gelas shot dengan wiski. Tumpang di antara jejeran keempat pilsener. Bakar masing-masing gelas shot berisi wiski penuh tersebut. Ini akan tampak seperti flaming
Dan suruh pasanganmu menyenggol gelas shot bernyala api di paling ujung. Dan seperti domino! Masuk semua gelas shot berisi wiski ke pilsener berisi bir. Minum selagi hangat!
Dayummmm we're going to heaven!
Find your own happiness, sweetheart.
Kebahagiaan itu diciptakan, bukan ditunggu ditemukan
Memoar: Sekuntum Sebut Saja Mawar, Eh, Sekuntum Mawar saja!
Selamat pagi saudara-saudara sebangsa dan sebahasa. Assalamualaikum, salam sejahtera, om swastiastu. Hmmmm.... *usap janggut kambing*
Berhubungan dengan situasi yang masih tidak kondusif, kondisi planet yang kita singgahi tengah dilanda penyakit, maka daripada itu, janganlah pula hati kita pun diliputi sulit! Berbaik sangkalah, dan sayangi orang-orang terkasih kita saat ini; mari berfokus pada momen hari ini -- enjoy your present day! Karena esok memori yang kita buat tak akan sama lagi. Mungkin akan jauh lebih baik, namun nuansa dan euforianya tetap berbeda.
Mari kita mulai bacotan, eh, maaf! *lepas dah topeng kebaikannya
Mari kita mulai sinetron paginya
Yuuukkk cuzzzz awwww! *lepas juga dah kutang palsunya
Spoiler
Manisku minum susu. Makan belum mau, karena pagi buta sekali makan suwiran ayam rebus sisa kemarin. Dan pikirku, mungkin dia perlu sepotong ayam lagi untuk nanti siang. Kami tidak pernah membedakan makanan si manis dan apa yang kami makan. Kecuali, kami ogah makan makanan khusus si manis.
Kami masak ayam, manis pun dipastikan makan itu. Dan kalaupun kami sedang tak mau makan ayam, maka kami tetap memasak ayam atau ikan untuknya.
Ketika manisku mendengkur, melingkar bagaikan onggokan boneka terbengkalai, aku merenungkan satu hal. Eksistensiku. Yah... kehadiranku.
Manusia hidup itu butuh eksistensi. Butuh diakui keberadaannya. Bila perlu, diharapkan akan keberadaannya. Manusia tak hanya tersusun dari sekelumit dalaman otak berupa rencana-rencana, masa depan, dan ingin ini atau itu saja; manusia tersusun pula dari raga: tulang yang terbalut kulit, di dalam rangka daging ada organ-organ dan saraf-saraf yang menggerakkan kita sebagai manusia berwujud; dapat disentuh.
Jika kehadiranmu saja tak dihiraukan, maka apa arti dari eksistensi dirimu di dunia ini? Apabila kulit pembungkus dagingmu saja tak pernah tersentuh spontanitas kasih sayang dalam upaya percakapan penuh kehangatan, maka apa arti eksistensimu di semesta ini? Bilamana eksistensimu saja dipertanyakan, maka apalah nanti jadinya esensimu saat kau pergi?
Semerbak wangi.
Kupastikan itu sebuah kehidupan. Kehidupan yang manis dari pemilik senyum yang membuat diabetes! Terima kasih, ucapku dalam hati.
Tidak mewah, tidak mahal, tidak selamanya bertahan, tidak erotis!
Sederhana, sangat biasa, gampang layu, sangat sensual!
Dan...
Berharga.
Setangkai bunga mawar milikku dari yang terkasih. Kelopaknya masih basah terkena embun pagi. Durinya sudah dipahat rata dengan hati-hati. Daunnya cantik bergerigi. Oh, sayangku si jantung hati... aku akan pajang ini!
Senyumku biasa saja, sama halnya dengan si manis yang tengah mimpi indah, aku rupanya sedang menjalani momen indah -- tengah mengukir memori di hidupku yang merasa diakui ada ini.
Ya... aku merasa dibutuhkan. Aku diakui, aku ada dan aku dilihatnya sebagai manusiawi.
Hanya satu yang mekar hari ini, besok tidak tahu, sih. Yah, semoga saja ada yang lain lagi.
Serunya dari kebun mini yang susah payah digarap oleh kami.
Ini bahasa cintanya. Pertunjukkan mengakui keberadaanku di sisinya. Lalu katanya lagi, "Aku lapar, deh. Yuk! Mau masak saja atau makan di luar?"
Ini satu lagi. Bukti bahwa pengakuannya akan eksistensiku di sini, dia tidak egois secara tak langsung bertanya apa yang kuingini.
"Aku mandi dulu, ya, boleh?"
Izinnya menandakan dia berusaha berkomunikasi dengan baik.
I love you, you smell like candy!
Kecupan di kedua pipi lalu dahi, dan rengkuhan tangannya merapat di punggung sebelum dia menuju kamar mandi, itu sudah merupakan ciri bahwa aku dihargai; aku diakui, aku diharapkan, dan aku tidak seharusnya terus berpikir ingin mati.
Dari dalam kamar mandi teriaknya, "Hei, temanku bilang makanan di kafe (...) enak loh saat pagi! Mau coba?"
Ya.
Singkatku. I'll make some tea for you.
Okay. Thank you.
Dan sepagian ini, aku pikir aku tidak boleh mati. Kenapa aku harus mati? Kenapa aku harus bergelung dengan rasa sakit laluku sendiri? Aku memiliki seseorang yang membutuhkanku. Ada yang membutuhkanku. Esksistensiku diharapkan; dia harapanku -- eksistensinya, harapanku.
Milk?
Yes, not much, please.
Fresh from my breast!
Seriously?! You make my junior tempted.
Kami tertawa. Dan sesingkat itu dia mandi....
Cheers!
Hargai eksistensimu sendiri, gais....
Berat, pasti. Tapi ingat ini: Badai pasti berlalu; hari ini lapar, makan lalu kenyang, besok pasti lapar dan kenyang lagi. Hidup itu pengulangan. Maka jika depresi menghantam diri, maka esok atau lusa pastilah hepi-hepi. Dan akan begitu siklus hidup; tiada yang abadi.
Aku tahu, banyak sekali orang-orang di luaran sana berjuang hanya demi eksistensi diri. Tiada siapa pun saat ini, ada Tuhan. Dan kemudian hari, pasti ada yang peduli
Semangat!
Last edited by luntzpandis; 4th October 2020 at 09:10..
Kecewa.
Itu perasaan yang pernah kurasakan saat sekolah di tingkat lima. Berapa usiaku? Sebelas -- dua belas tahun? Lupa! Sekitar segitulah usianya. Namun, aku tak tahu apa ini namanya kecewa. Yang kurasakan, ada nyeri di ulu hati yang tak terkatakan -- tersalurkan dengan baik, dan alhasil membuat mata panas! Aku menangis hening, tanpa suara hanya tarikan napas dalam, lalu memelintir kembali pusar dan rambut bagian kiri; pusarku merah sampai berdarah sedikit. Dan rambut tercabuti helai demi helai, sampai pitak. Enak rasanya. Rasa sakit yang ditimbulkannya membuat sedikit yang namanya kecewa memudar, walau bertapak -- tetap bernoda.
Eeh? Huh?
No, T. No. I will never abandoned you. I will never leave you alone. It's okay, I will not going anywhere.
Bambank (nama disamarkan). Bukan Bambank Syahrince yeee wakakaka
Bambank apa akan masih ingat perkataannya ini? Apakah Bambank akan konsisten? Setahuku, sejauh ini, Bambank orang yang aneh! Kadang dia melamun lalu uring-uringan sendiri, dan aku ga tahu apa yang dipikirkannya.
Tak mengapa, yang penting Bambank ada. Setidaknya kepada Bambank, aku bisa belajar malas hahaha
Kemalasan yang normal, hidup merana pun enak tampaknya wahahaha
Bambank manusia yang tidak pernah ngoyo! Cemberut tiap kali pergi kerja, dan sembunyi di gudang penyimpanan stok barang karena muak bekerja!
Bambank suka teh. Dan herannya, Bambank selalu tambah sehat setelah minum teh. Ibaratnya, teh bagi Bambank itu obat anti malang, anti melarat, anti galau, anti mewek, anti anti anti antiiii! Setelah ngeteh, Bambank akan jadi manusia bernama Invisible Man. Yep! Bambank bisa berbuat gila seolah gak ada manusia lainnya di sekitarnya; seolah-olah, bumi ini hanya di huni olehnya. Bambank senang tak bercelana dalam hahahaha~
Seakan-akan dia tak punya kemaluan menonjol di balik celana jins buluknya
Bila kamu ga nyaman denganku, just tell me. I will happy! Jika melihatmu bahagia bersama orang yang kaucintai.
Sebegitu aku sayang terhadap Bambank. Aku ingin Bambank hepi. Bahagia dan bisa melihatnya, atau paling tidak, sekadar tahu jikalau dia mencintai seorang wanita yang pas dan tepat untuknya, aku akan berdoa baginya dan si jantung hatinya.
Ke mana, Mama?
Itu pertanyaan yang tak tersuarakan. Dipendam sampai lara dan menimbulkan demam. Kehilangan Mama yang tak berpamitan, membuatku sakit dan nyaris mati. Seandainya saat ini ada orang berkata, cinta bisa membuat mati seseorang. Maka aku akan percaya penuh apa yang dikatakan orang itu.
Setelah tempo yang sulit di malam hujan itu, kepergian Mama yang tak berjejak, aku berpikir ingin mati. Dan lagi, tak tahu pula ini namanya mati; hilang dari sana -- di tempat aku menangis sedu sedan dan panas tinggi, itu mati namanya.
Bambank.
Sesuatu lalu, bisa menjadi trigger-ku akan sikap dan rasa tak aman yang kuciptakan sendiri.
Aku selalu merasa takut kehilangan. Apa dan siapa saja. Itu konyolnya. Terlebih jika ada kedekatan emosional, sepertimu saat ini, aku mendadak takut kehilangan. Ini aneh, kan? Bahkan memilikimu saja, tidak ada klaim pasti sepertinya.
Tapi aku benar-benar takut ditinggalkan.
Kita teman, bukan begitu, Bambank? ....
Teman Tapi Monyong! Eh, Teman Tapi Mesra hahaha
Aku senang ada Bambank di sini, selalu dalam keapaadaan kita; kita yang biasa-biasa saja, orang biasa dan hanyut oleh pikiran aneh kita.
Bambank bilang dirinya aneh, aku pun sering bilang aku ini aneh. Dan pada akhirnya, kita saling mengatakan, "No, you're not weird."
Lihat, kan? Betapa anehnya dua orang aneh saling memuji bahwa diri mereka tak aneh
Stay!
Tinggalah, Bambank. Tinggalah semaumu, lakukan apa pun kehendak hatimu mau. Hanya saja, satu pintaku. Sangat memohon permintaan ini kuungkapkan. Mohonku....
Just tell me if you wanna go.
Jangan tiba-tiba menghilang bagai digondol wewe gombel! Jangan tiba-tiba pergi bagai orang ngutang yang ga mau bayar! Jangan tiba-tiba kembali lagi lalu berlaku seolah tak pernah meninggalkan seseorang ini, aku! Jangan kemudian diambil hati bilamana di suatu saat nanti aku bilang, I think... I'm in love with you. Santai saja, oke, tjoy?! Hehehe
Setenang ini bisa terbuka denganmu, Bambank.
Terima kasih.
Menyenangkan jadi diri sendiri itu! Aku senang denganmu bisa jujur di fase ini: Aku takut kamu pergi tiba-tiba tanpa pamit atau salam perpisahan.
Aku bukan orang egois. Jika kamu tak merasa aman dan nyaman bersamaku, maka silakan pergi dan temui hidup versi nyaman dan bahagiamu sendiri. Tapi setidaknya, berilah kabar dan say goodbye.
Sesimpel itu hidupku. Semudah itu pula koneksi antara kita. Ada respek dan boundaries. Di mana aku ingin yang terbaik untukmu tanpa memaksakan aku harus terluka pula
Semoga harimu menyengkan, my beloved M.
Aku mau tidur, ah.
Ga ada kegiatan apa pun, aku ga lapar, hanya mengantuk dan ingin bersyukur banyak walau sebetulnya kadang masih menyalahkan Tuhan. Hal tak baik, memang.
Yah... begitulah hidup.
Miring kiri, miring kanan
Oleng ke depan, oleng ke belakang.
Jadilah budak Topi Miring!
Hmmm,
Cheers!
Last edited by luntzpandis; 4th October 2020 at 09:14..
Kecewa.
Itu perasaan yang pernah kurasakan saat sekolah di tingkat lima. Berapa usiaku? Sebelas -- dua belas tahun? Lupa! Sekitar segitulah usianya. Namun, aku tak tahu apa ini namanya kecewa. Yang kurasakan, ada nyeri di ulu hati yang tak terkatakan -- tersalurkan dengan baik, dan alhasil membuat mata panas! Aku menangis hening, tanpa suara hanya tarikan napas dalam, lalu memelintir kembali pusar dan rambut bagian kiri; pusarku merah sampai berdarah sedikit. Dan rambut tercabuti helai demi helai, sampai pitak. Enak rasanya. Rasa sakit yang ditimbulkannya membuat sedikit yang namanya kecewa memudar, walau bertapak -- tetap bernoda.
Eeh? Huh?
No, T. No. I will never abandoned you. I will never leave you alone. It's okay, I will not going anywhere.
Bambank (nama disamarkan). Bukan Bambank Syahrince yeee wakakaka
Bambank apa akan masih ingat perkataannya ini? Apakah Bambank akan konsisten? Setahuku, sejauh ini, Bambank orang yang aneh! Kadang dia melamun lalu uring-uringan sendiri, dan aku ga tahu apa yang dipikirkannya.
Tak mengapa, yang penting Bambank ada. Setidaknya kepada Bambank, aku bisa belajar malas hahaha
Kemalasan yang normal, hidup merana pun enak tampaknya wahahaha
Bambank manusia yang tidak pernah ngoyo! Cemberut tiap kali pergi kerja, dan sembunyi di gudang penyimpanan stok barang karena muak bekerja!
Bambank suka teh. Dan herannya, Bambank selalu tambah sehat setelah minum teh. Ibaratnya, teh bagi Bambank itu obat anti malang, anti melarat, anti galau, anti mewek, anti anti anti antiiii! Setelah ngeteh, Bambank akan jadi manusia bernama Invisible Man. Yep! Bambank bisa berbuat gila seolah gak ada manusia lainnya di sekitarnya; seolah-olah, bumi ini hanya di huni olehnya. Bambank senang tak bercelana dalam hahahaha~
Seakan-akan dia tak punya kemaluan menonjol di balik celana jins buluknya
Bila kamu ga nyaman denganku, just tell me. I will happy! Jika melihatmu bahagia bersama orang yang kaucintai.
Sebegitu aku sayang terhadap Bambank. Aku ingin Bambank hepi. Bahagia dan bisa melihatnya, atau paling tidak, sekadar tahu jikalau dia mencintai seorang wanita yang pas dan tepat untuknya, aku akan berdoa baginya dan si jantung hatinya.
Ke mana, Mama?
Itu pertanyaan yang tak tersuarakan. Dipendam sampai lara dan menimbulkan demam. Kehilangan Mama yang tak berpamitan, membuatku sakit dan nyaris mati. Seandainya saat ini ada orang berkata, cinta bisa membuat mati seseorang. Maka aku akan percaya penuh apa yang dikatakan orang itu.
Setelah tempo yang sulit di malam hujan itu, kepergian Mama yang tak berjejak, aku berpikir ingin mati. Dan lagi, tak tahu pula ini namanya mati; hilang dari sana -- di tempat aku menangis sedu sedan dan panas tinggi, itu mati namanya.
Bambank.
Sesuatu lalu, bisa menjadi trigger-ku akan sikap dan rasa tak aman yang kuciptakan sendiri.
Aku selalu merasa takut kehilangan. Apa dan siapa saja. Itu konyolnya. Terlebih jika ada kedekatan emosional, sepertimu saat ini, aku mendadak takut kehilangan. Ini aneh, kan? Bahkan memilikimu saja, tidak ada klaim pasti sepertinya.
Tapi aku benar-benar takut ditinggalkan.
Kita teman, bukan begitu, Bambank? ....
Teman Tapi Monyong! Eh, Teman Tapi Mesra hahaha
Aku senang ada Bambank di sini, selalu dalam keapaadaan kita; kita yang biasa-biasa saja, orang biasa dan hanyut oleh pikiran aneh kita.
Bambank bilang dirinya aneh, aku pun sering bilang aku ini aneh. Dan pada akhirnya, kita saling mengatakan, "No, you're not weird."
Lihat, kan? Betapa anehnya dua orang aneh saling memuji bahwa diri mereka tak aneh
Stay!
Tinggalah, Bambank. Tinggalah semaumu, lakukan apa pun kehendak hatimu mau. Hanya saja, satu pintaku. Sangat memohon permintaan ini kuungkapkan. Mohonku....
Just tell me if you wanna go.
Jangan tiba-tiba menghilang bagai digondol wewe gombel! Jangan tiba-tiba pergi bagai orang ngutang yang ga mau bayar! Jangan tiba-tiba kembali lagi lalu berlaku seolah tak pernah meninggalkan seseorang ini, aku! Jangan kemudian diambil hati bilamana di suatu saat nanti aku bilang, I think... I'm in love with you. Santai saja, oke, tjoy?! Hehehe
Setenang ini bisa terbuka denganmu, Bambank.
Terima kasih.
Menyenangkan jadi diri sendiri itu! Aku senang denganmu bisa jujur di fase ini: Aku takut kamu pergi tiba-tiba tanpa pamit atau salam perpisahan.
Aku bukan orang egois. Jika kamu tak merasa aman dan nyaman bersamaku, maka silakan pergi dan temui hidup versi nyaman dan bahagiamu sendiri. Tapi setidaknya, berilah kabar dan say goodbye.
Sesimpel itu hidupku. Semudah itu pula koneksi antara kita. Ada respek dan boundaries. Di mana aku ingin yang terbaik untukmu tanpa memaksakan aku harus terluka pula
Semoga harimu menyengkan, my beloved M.
Aku mau tidur, ah.
Ga ada kegiatan apa pun, aku ga lapar, hanya mengantuk dan ingin bersyukur banyak walau sebetulnya kadang masih menyalahkan Tuhan. Hal tak baik, memang.
Yah... begitulah hidup.
Miring kiri, miring kanan
Oleng ke depan, oleng ke belakang.
Jadilah budak Topi Miring!
Hmmm,
Cheers!
Makanya, jangan kobam melulu!
Ingat pepatah:Naro telur jangan di satu keranjang. Tarolah dibanyak keranjang. Kalau keranjang satu pecah, maka ada keranjang lainnya.
Baperan sih elo!
Coba banyakin stok laki, kalau ini gagal, ada stok lainnya wahahahaha ~