HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Jumat, 2024/05/20 11:25 WIB
Sarwendah Ungkap Kondisi Terkini Ruben Onsu Usai Dilarikan ke Rumah Sakit
-
Jumat, 2024/05/20 12:31 WIB
Nathalie Holscher Bicara soal Sifat Santyka Fauziah Pacar Baru Sule
-
Senin, 2024/05/17 11:28 WIB
Ramai Didoakan Balikan dengan Natasha Rizki, Ini Jawaban Bisma Smash
-
Jumat, 2024/05/20 12:25 WIB
Nyekar ke Makam Adjie Massaid, Thariq Halilintar Izin Nikahi Aaliyah
-
Jumat, 2024/05/20 12:46 WIB
Niatan Indra Bekti dan Aldila Jelita Pindah ke Australia
-
Senin, 2024/05/17 14:04 WIB
Enzy Storia Ngeluh Tasnya Tertahan Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani Buka Suara
|
Thread Tools |
13th January 2009, 10:10 |
#1
|
Banned
|
Mari bicara WAYANG
Daripada pusing mikir Budaya Materialistis, Euforia FreeSex dan Perang, kita bicara wayang aja yukkkk .....
Ada 2 pendapat mengenai asal-usul wayang. Pertama, mereka berpendapat wayang pertama kali berasal dari Jawa Timur, pendapat ini selain dikemukakan oleh ahli bangsa Indonesia juga oleh ahli dari barat termasuk Hazeau, Brandes, Kats, Rentse dan Kruyt. Alasan mereka cukup kuat diantaranya yaitu masih eratnya kaitannya dengan keadaan sosiokultural dan religi khususnya orang Jawa seperti punokawan hanya ada di Jawa dan istilah teknis pewayangan umumnya berasal dari bahasa Jawa Kuno. Sementara yang mengangap wayang berasal dari luar adalah Pischel, Hidding, Krom, Poensen, Goslings dan Rassers, sebagian besar sarjana dari Inggris yang pernah menjajah India. Namun sejak tahun 1950-an buku buku wayang seolah sepakat bahwa pendapat pertama yang menyatakan wayang merupakan budaya asli Jawa lah yang benar. Budaya wayang diperkirakan sudah ada pada jaman Prabu Airlangga, raja Kahuripan (976-1012) yang kerajaannya makmur dan karya sasra yang ditulis oleh pujangga bangsa Indonesia juga dimulai pada abad X antara lain Kitab Ramayana Kakawin berbahasa Jawa kuna yang ditulis pada masa pemerintahan Dyah Balitung. Kemudian muncul Mpu Kanwa yang karyanya Arjunawiwaha kakawin memasukan unsur falsafah Jawa walau beriduk pada Mahabrata, atau Baratayuda Kakawin dari Mpu Sedah dan Mpu Panuluh dimasa pemerintahan Prabu Jayabaya, Raja Kediri (1130 - 1160). Beberapa prasasti pada masa pemerintahan Prabu Airlangga ada kata kata "mawayang" dan "aringgit" yang maksudnya pertunjukan wayang. Ir.Sri Mulyono mengutarakan (dalam buku Simbolisme dan Mistikisme dalam wayang, 1979) bahwa wayang diperkirakan sudah ada sejak jaman neolithikum (sekitar 1500 th SM). Kata wayang diduga berasal dari "wewayangan", dugaan ini karena pertunjukan wayang menggunakan "kelir", secarik kain, sebagai pembatas antara dalang dan penonton. Pada masa itu pergelaran wayang hanya diiringi gamelan sederhana yaitu saron, todung, kemanak sedangkan jenis gamelan lain dan pesinden belum dikenal. Untuk lebih men-Jawakan cerita wayang, pada jaman Majapahit dibuat cerita Panji yang menceritakan tentang leluhur raja-raja Majapahit. Cerita Panji ini kemudian banyak dipakai oleh wayang beber. Tradisi men-jawakan cerita wayang juga dilakukan oleh wali Songo untuk penyebaran Agama Islam. Pada masa kerajaan Demak, mulai digunakan lampu blencong. Jaman Kartasura, penggubahan cerita wayang yang meng-induk pada Ramayana dan Mahabrata makin jauh dari inti cerita aslinya. ( sumber topmdi.com ) |
13th January 2009, 10:15 |
#2
|
Mania Member
|
Selain wayang dalam versi Jawa, perlu diketahui ada wayang khas sunda seperti golek...
kalau wayang Cina (wayang titi di daerahku) sering saya lihatnya di klentheng....pas hari minggu sering ada pertunjukkan oleh para agamawan hehehe |
BERSAMA TUHAN YME, 2013 KAMI DATANG |
13th January 2009, 10:22 |
#3
|
Banned
|
Bag. Kedua
Pertunjukan wayang kulit telah dikenal di pulau Jawa semenjak 1500 SM.. Semasa kerajaan Kediri, Singasari, dan Majapahit, wayang mencapai puncaknya seperti tercatat pada relief di candi-candi serta di dalam karya-karya sastra yang ditulis oleh Empu Sendok, Empu Sedah, Empu Panuluh, Empu Tantular, dan lain-lain Epos Ramayana dan Mahabharata yang asli berasal dari India, telah diterima dalam pergelaran wayang Indonesia sejak zaman Hindu hingga sekarang. Wayang seolah-olah identik dengan Ramayana dan Mahabharata. Namun perlu dimengerti bahwa Ramayana dan Mahabharata Indonesia dengan India sudah berubah alur ceritanya. Ramayana dan Mahabharata versi India ceritanya berbeda satu dengan lainnya sedangkan di Indonesia ceritanya menjadi satu kesatuan. Yang sangat menonjol perbedaanya adalah falsafah yang mendasari kedua cerita itu, lebih-lebih setelah masuknya agama Islam, diolah sedemikian rupa sehingga terjadi proses akulturasi dengan kebudayaan asli Indonesia.
Di Indonesia walaupun cerita Ramayana dan Mahabharata sama-sama berkembang dalam pewayangan, tetapi Mahabharata digarap lebih tuntas oleh para budayawan dan pujangga kita. Berbagai lakon carangan dan sempalan, kebanyakan mengambil Mahabharata sebagai inti cerita. Masuknya agama Islam ke Indonesia pada abad ke-15, membawa perubahan besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Begitu pula wayang telah mengalami masa pembaharuan baik secara bentuk dan cara pergelaran wayang purwa maupun isi dan fungsinya. Pada zaman Demak nilai-nilai yang dianut menyesuaikan dengan zamannya. Bentuk wayang purwa yang semula realistik proporsional seperti tertera dalam relief candi-candi distilir menjadi bentuk imajinatif seperti wayang sekarang. Selain itu, banyak sekali tambahan dan pembaharuan dalam peralatan seperti kelir atau layar, blencong atau lampu, debog yaitu pohon pisang untuk menancapkan wayang, dan masih banyak lagi. Para wali dan pujangga Jawa mengadakan pembaharuan yang berlangsung terus menerus sesuai perkembangan zaman dan keperluan pada waktu itu, utamanya wayang digunakan sebagai sarana dakwah Islam. Sesuai nilai Islam yang dianut, isi dan fungsi wayang bergeser dari ritual agama Hindu menjadi sarana pendidikan, dakwah, penerangan, dan komunikasi massa. Ternyata wayang yang telah diperbaharui konstektual dengan perkembangan agama Islam dan masyarakat. Wayang purwa menjadi sangat efektif untuk komunikasi massa dalam memberikan hiburan serta pesan-pesan kepada khalayak. Perkembangan wayang purwa semakin berkembang pada era kerajaan-kerajaan Pajang, Mataram, Kartasura, Surakarta, dan Yogyakarta. Banyak sekali pujangga-pujanga yang menulis tentang wayang, dan menciptakan wayang-wayang baru. Para seniman wayang purwa banyak membuat kreasi-kreasi yang kian memperkaya wayang purwa. Begitu juga para seniman dalang semakin profesional dalam menggelar pertunjukan wayang, tak henti-hentinya terus mengembangkan seni tradisional wayang purwa ini. Dengan upaya yang tak kunjung henti, membuahkan hasil yang menggembirakan dan membanggakan. Wayang menjadi seni yang bermutu tinggi dengan sebutan 'adiluhung'. Wayang terbukti mampu tampil sebagai tontonan yang menarik sekaligus menyampaikan pesan-pesan moral keutamaan hidup. Fungsi dan peranan ini terus berlanjut hingga dewasa ini. Wayang bukan lagi sekedar tontonan bayang-bayang atau "shadow play", melainkan sebagai 'wewayangane ngaurip' yaitu bayangan hidup manusia. Dalam suatu pertunjukan wayang dapat dinalar dan dirasakan bagaimana kehidupan manusia itu dari lahir hingga mati. Perjalanan hidup manusia untuk berjuang menegakkan yang benar dengan mengalahkan yang salah. Dari pertunjukan wayang dapat diperoleh pesan untuk hidup penuh amal saleh guna mendapatkan keridhoan Illahi. Wayang juga secara nyata menggambarkan konsepsi hidup 'sangkan paraning dumadi', manusia berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada-Nya. Perkembangan pertunjukan wayang dewasa ini menunjukan peningkatan kuantitas kegiatan pewayangan yang luar biasa. Kondisi ini dapat dikatakan zaman kebangkitan wayang. Hal ini dapat dilihat banyaknya berbagai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan wayang purwa, tumbuhnya dalang-dalang baru, berkembangnya fungsi wayang, seiring dengan perkembangan budaya dan teknologi. Kreasi dan inovasi berbagai jenis wayang baru yang terinspirasi dari wayang purwa, banyak bermunculan memperkaya khasanah seni pewayangan Indonesia. Misalnya Wayang Sandosa, Wayang Ukur dll. ( sumber www.wayang-indonesia.com ) |
13th January 2009, 10:51 |
#4
|
Mania Member
|
yang jelas, wayang itu tidak sekedar tontonan, tapi juga tuntunan, harus ada keseimbangan sebagai media tontonan yang menghibur, dan media tuntunan untuk memberikan banyak pelajaran kehidupan..
|
Ajari aku mencintai Indonesia yang sebenarnya secara benar !!! |
13th January 2009, 11:04 |
#5
|
Banned
|
Iyap... fungsi pewayangan dahulu tdk lebih seperti televisi saat ini, hanya saja pada pewayangan seluruh cerita adalah untuk pelajaran dan hikmah dengan konsep menghibur, kalau televisi sekarang cenderung provokasi dan hiburan tak mendidik.
|
13th January 2009, 11:11 |
#6
|
Mania Member
|
ga terlalu tau tentang wayang. nonton aja d gw
|
The time for equivocation is OVER. The science is CLEAR. Climate change is HAPPENING. The impact is REAL. The time to act is NOW!
|
13th January 2009, 11:18 |
#7
|
Banned
|
|
13th January 2009, 11:19 |
#8
|
Mania Member
|
|
The time for equivocation is OVER. The science is CLEAR. Climate change is HAPPENING. The impact is REAL. The time to act is NOW!
|
13th January 2009, 11:21 |
#9
|
Medal Winner
|
sayang nya media tv saat ini udah ga concern lagi sama masalah budaya salah satunya wayang. padahal unik juga kayaknya kalau ada acara parodi berupa lelucon2 dan sindiran2 politik tapi di bawakan sama tokoh2 wayang. ga usah satu acara keseluruhan, tapi lebih ke filler acara, misalnya....acara republik mimpi kan udah seru tuh, ditambahin filler guyon dan sindir tokoh2 wayang ini sesuai dengan karakter tokoh wayangnya. setidaknya wayang masih tetap eksis di tivi national.
|
13th January 2009, 11:29 |
#10
|
|
Banned
|
Quote:
|
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer