HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Kamis, 2024/05/31 11:24 WIB
Mobil Pacar Nyenggol Hingga Nabrak Saat Masuk Gang Rumah Ayu Ting Ting
-
Kamis, 2024/05/31 12:58 WIB
Angel Karamoy Pamer Foto Sebelum dan Sesudah Oplas Hidung
-
Rabu, 2024/05/30 11:57 WIB
Al Ghazali dan Alyssa Daguise Diisukan Balikan, Ramai Dibicarakan Netizen
-
Senin, 2024/05/28 11:49 WIB
Andrew Andika Buka Suara: Gue Enggak Bilang Gue 100 Persen Salah
-
Rabu, 2024/05/30 12:28 WIB
Masayu Anastasia Ungkap Pacar Posesif Soal Pekerjaan dan Pakaian
-
Senin, 2024/05/17 11:28 WIB
Ramai Didoakan Balikan dengan Natasha Rizki, Ini Jawaban Bisma Smash
|
Thread Tools |
31st August 2009, 15:03 |
#1
|
Registered Member
|
Inilah Kenapa Indonesia Miskin & Malaysia Kaya
Pengusaha Ciputra mengatakan, akar musabab kemiskinan di Indonesia bukan semata akibat akses pendidikan, karena hal itu hanya sebagian, melainkan karena negara tidak menumbuhkembangkan entrepreneurship dan jiwa entrepreneur dengan baik pada masyarakatnya.
"Kita banyak menciptakan sarjana pencari kerja, bukan pencipta lapangan kerja, itu membuat masyarakat kita terbiasa makan gaji sehingga tidak mandiri dan kreatif," ujar Ciputra di hadapan peserta seminar "Entrepreneurship Inspiring Our Journey" yang digelar di SMA Kolese Kanisius, Jakarta, Sabtu (29/8). Entrepreneur atau wirausahawan, kata pria yang akrab disapa Pak Ci' ini, adalah seseorang yang mampu mengubah kotoran atau rongsokan menjadi emas. Dengan demikian, kata dia, negara selama ini hanya mencetak begitu banyak sarjana yang hanya mengandalkan kemampuan akademisnya, tetapi menjadikan mereka lulusan yang tidak kreatif. "Malaysia punya lebih banyak wirausahawan daripada Indonesia, kini mereka lebih maju karena pendapatannya yang empat kali lebih besar dari Indonesia," ujar Pak Ci'. Sarjana pencari kerja Makin banyak entrepreneur, sejatinya semakin makmur suatu negara. Ilmuwan dari Amerika Serikat (AS) David McClelland pernah menjelaskan bahwa suatu negara disebut makmur jika minimal mempunyai jumlah wirausahawan minimal 2 persen dari jumlah penduduk di negara tersebut. Menurut Ir Antonius Tanan, Direktur Human Resources Development (HRD) Ciputra Group yang juga menangani Ciputra Entrepreneurship School (CES), bahwa pada 2007 lalu AS memiliki 11,5 persen wirausahawan di negaranya. Sementara itu, Singapura memunyai 4,24 juta wirausahawan pada 2001 atau sekitar 2,1 persen. Namun, empat tahun kemudian jumlah tersebut meningkat menjadi 7,2 persen, sedangkan Indonesia hanya memiliki 0,18 persen jumlah wirausahawan. "Negara kita terlalu banyak memiliki perguruan tinggi dan terlalu banyak menghasilkan sarjana, tetapi sayangnya tidak diimbangi dengan banyaknya lapangan kerja," tandas Antonius. "Akhirnya kita hanya banyak melahirkan pengangguran terdidik, tahun 2008 kita punya 1,1 juta penganggur yang merupakan lulusan perguruan tinggi," ujarnya. Data tahun 2005/2006, misalnya, lanjut Antonius, terdapat 323.902 lulusan perguruan tinggi yang lulus. Kemudian dalam waktu 6 bulan dari Agustus 2006 sampai Februari 2007, jumlah penganggur terdidik naik sebesar 66.578 orang. "Generasi muda kita tidak memiliki kecakapan menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri karena mereka terbiasa berpikir untuk mencari kerja," ujar Antonius. |
31st August 2009, 15:08 |
#2
|
Registered Member
|
Mental Bangsa Indonesia sudah terparadigma untuk mental pegawai. bukan dalam artian saya mengecilkan para pegawai karena saya juga pegawai, akan tetapi bagaimana mengarahkan para generasi bangsa ini untuk bisa menciptakan lapangan kerja dengan jalan menjadi pengusaha. selama ini orang tua kalau sekolahkan anaknya cita citanya biar bisa jadi pegawai, kalau lulus S1 jadi pedagang atau pengusaha malu, apa kata dunia kuliah mahal mahal lulus jadi pedagang dipasar ha...ha......
pedagang krupuk saja omzetnya bisa 16 juta lho sebulan, bayangkan saja............ negara kita kagak bisa bangkit dari kemiskinan kalau para generasi tidak memikirkannya, banyak jalan menuju roma, banyak jalan menjadi pengusaha......pengusaha tidak harus langsung dengan modal besar.modal dengkulpun bisa bro.............. |
1st September 2009, 14:29 |
#3
|
Mania Member
|
Insentif dr pemerintah utk wiraswastawan & calon wiraswastawan di Indonesia msh terlalu kecil, regulasinya terlalu banyak, terutama birokrasinya terlalu panjang & bertele2 (ini yg plg bahaya) sehingga pungutan liar terlalu meraja-lela. Belum terhitung kestabilan nasional & arah kebijakan nasional yg kurang mendukung.
Kl mau wiraswastawan2 Indonesia maju, tumbuh & berkembang, msh banyak PR buat pemerintah. |
9th September 2009, 13:50 |
#5
|
Registered Member
|
nasib pemulung
di daerah tempatku tinggal banyak sekali saya lihat para pemulung yang berkeliaaran, mereka ternyata ada yang mengkoordinir ( menjadi bosnya dan saya tau mereka ini kaya) tetapi para pemulungnya sendiri sungguh kasihan nasipnya mereka berpenghasilan minim dalam 1 minggu kadang dapat Rp 50.000 apakah cukup untuk menhidupi anak dan istrinya dalam 1 minggu ?
belum lagi kalau mereka dicurigai sebagai pencuri , memang sich tidak sedikit pemulung yang melakukan kegiatan ganda alias sambil mencuri, tapi toch tidak semuanya. pernah suatu kali saya tanya seorang pemulung yang berhenti di depan rumahku ternyata dia berpendidikan tinggi ( D III) tapi karena keadaan ia tidak mendapatkan pekerjaan yang layak , nah inilah situasi nyata di Indonesia |
10th September 2009, 15:16 |
#6
|
Mania Member
|
dengan segala hormat saya kepada Bapak Ciputra
menurut saya malaysia lebih kaya itu memang bawaan lahirnya (hasil alamnya sama dengan kita tapi penduduk hanya sepersepuluh) tapi saya setuju kalo pengusaha diperbanyak, terimakasih atas universitasnya pak Ci |
10th September 2009, 17:53 |
#7
|
Addict Member
|
Kita tidak perlu kecil hati harus tetap berjuang tetapi SEMUA. Apa sudah tahu bahwa Malay sebenarnya kaya karena mendapat warisan yang cukup banyak dari Inggris, tetapi yang mereka tidak punya seperti kita adalah semangat juang-nya, maka dari itu kita harus bergandengan tangan jangan pada nilep uang rakyat yang kita keduk dari bumi pertiwi. ingat Apakah para muda generasi sekarang masih mewarisi semangat generasi 45 ???
|
11th September 2009, 19:43 |
#8
|
|
Addict Member
|
Quote:
|
|
hihihi.... suka JIL karena mempermudah misi jamaah anda y.... dari bujang_sumatra |
12th September 2009, 12:02 |
#9
|
|
Banned
|
Quote:
|
|
13th September 2009, 21:48 |
#10
|
Addict Member
|
menurut saya harus lebih banyak orang berpendidikan yang mau berusaha di Indonesia
|
Portal Jual Beli terlengkap dengan Free SMS Alert, Online Chat. Silahkan Pasang Iklan atau buka Toko Online anda |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer