View Single Post
Old 13th August 2009, 15:29
#1  
ngerumpi.com
Banned
ngerumpi.com is offline

Join Date: Aug 2009
Posts: 7
ngerumpi.com is a new comer

Default Nyaris Gila karena NPWP

Untuk pertama kalinya saya mencoba, masih taraf mencoba, untuk percaya pada Dirjen Pajak, dengan mendaftarkan diri untuk mendapat NPWP secara online. Bukan berarti saya sudah percaya bahwa duit pajak rakyat Indonesia yang jumlahnya lebih dari 200 juta jiwa ini tidak akan dikorupsi. Tapi semata-mata demi mendapatkan janji bebas fiskal saat ke luar negeri setelah punya NPWP.

Nah, setelah membuka website pajak.go.id dan mengikuti linknya, saya diharuskan menjawab sederet pertanyaan. Secara umum sih diminta mengisi data standar, kecuali satu.

Saya harus memilih pekerjaan saya sebagai:
a. cabang (whatever that means!)
b. tunggal (tunggal putra atau tunggal putri? hehehe..)
c. istri
d. orang pribadi tertentu
e. karyawan yang tidak melakukan pekerjaan bebas (apa siiih? maksudnya karyawan yg nggak side job?? Ya kalopun side job nggak ngaku secara terbuka kali!! Asal gak ganggu pekerjaan utamanya aja)

Karena saya merasa punya suami, ya saya klik "istri" aja. Eh, disuruh masukin NPWP suami! Lah, kalo suami belum punya NPWP juga?

Mengisi 'cabang' atau 'tunggal' juga harus ngisi NPWP badan lain... tanpa ada penjelasan memadai badan lain yang dimaksud ini apa dan kenapa harus begitu! Form yang benar-benar aneh!

Setelah semua kolom saya isi, maka saya submit dong... tradaaaa... Terbukalah halaman web dengan tulisan yang makin bikin saya bengong:

"Terima kasih, Anda telah mendaftar sebagai Wajib Pajak Pribadi.
Harap mengirimkan Formulir Pendaftaran dan SKT Sementara
beserta persyaratannya ke KPP tempat Wajib Pajak
mendaftarkan diri dengan menggunakan Pos atau jasa pengiriman lainnya
untuk mendapatkan Kartu NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar yang asli."

WTF?!?!?!? Bukannya tujuan mendaftar online adalah biar nggak perlu pen and paper, nggak perlu mengisi dan mengirim-ngirim apapun VIA POS!??

Kalau masih harus nge-print dan ngirim via pos sih sama aja dengan cara konvensional alias oldskul!!!

Belum lagi istilah2nya: SKT Sementara beserta persyaratannya, KPP.... Dasyaaat!!!
Pembuat web site dirjen Pajak ini gila kali yaaa... dia pikir semua orang ngerti istilah2 mereka. Pelawak aja kalo lawakannya hanya dimengerti kalangan mereka sendiri, pasti ditinggal penonton!

Dengan prosedur yang rumit dan redundant serta isitilah2 tidak populer macam ini, gimana dirjen pajak berharap bisa merangkul banyak calon wajib pajak? Pantes aja banyak WNI malas berurusan sama pajak. Selain nggak percaya uangnya digunakan untuk kemakmuran rakyat, juga prosedur dari awalnya aja udah rumit dan ngeselin banget. Semoga Tuhan memberkati kalian semua di dirjen Pajak...

sumber : disini
Reply With Quote