View Single Post
Old 9th March 2008, 16:21
#1  
zhugeliang1
Addict Member
zhugeliang1 is offline

zhugeliang1's Avatar

Join Date: Mar 2008
Location: in ceremony
Posts: 510
zhugeliang1 has become a superstarzhugeliang1 has become a superstarzhugeliang1 has become a superstarzhugeliang1 has become a superstarzhugeliang1 has become a superstarzhugeliang1 has become a superstarzhugeliang1 has become a superstar

Default Susah punya anak ? Pertimbangkan Bayi Tabung (1)

Source: Intisari, Detik, dan berbagai sumber terkait lainnya

Bila anda pasutri yang menginginkan momongan, tapi walau udah dicoba dengan berbagai cara namun belum berhasil juga, maka anda dapat mencoba dengan Program Bayi Tabung. Menurut Dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.OG Spesialis kandungan dan kebidanan dari Klinik Pasutri Tebet, Jakarta Selatan, menegaskan bahwa pasangan yang selama setahun setelah perkawinan tidak juga dikaruniai keturunan, jika melakukan hubungan intim secara teratur tanpa alat kontrasepsi, sudah dapat dianggap mengalami ketidaksuburan.

Bayi Tabung

Apakah bayi tabung itu ?
Bayi tabung adalah pembuahan di luar tubuh (Pembuahan In Vitro) artinya suatu teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita, di dalam tabung petri yang dilakukan oleh petugas medis.

Bayi tabung pertama di dunia lahir di Oldham General Hospital, Inggris, pada 25 Juli 1978, pukul 11.47. Yang kemudian diberi nama Louis Brown, menandai sejarah baru dalam dunia kedokteran, khususnya di bidang obstetri dan ginekologi. Kelahirannya merupakan buah dari kerja keras dokter Robert Edwards dan Patrick Steptoe.
Di Indonesia, pada tanggal 2 Mei 1988, telah lahir bayi tabung yang pertama yang di beri nama Nugroho Karyanto oleh Prof. Dr. Sudraji Sumapraja, SpOG (K). Sepuluh tahun kemudian, di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta dilahirkan bayi tabung kembar tiga.

Di Indonesia, juga di Dunia, selama 30 tahun terakhir ini makin banyak terjadi kasus infertilitas ( ketidak suburan ), dimana persentasinya adalah 55 % Infertilitas terjadi pada Pria. Karena itu jangan nyalahin wanita trus buru-buru minta kawin lagi ya ?

Tingkat keberhasilan Program bayi tabung di Indonesia
- Embrio yang berhasil terjadi 90 %
- Kehamilan yang berhasil 30-40 %
- Peluang keguguran 20-25 %

Tingkat peluang keberhasilan sangat ditentukan oleh usia wanitanya,
- Diatas 42 tahun 0%.
- 38 tahun s/d 42 tahun 10-11%
- 30 tahun s/d 38 tahun 25-35%
- Dibawah 30 tahun 35-40%
( Dikutip dari Dr.Indra)

Program Bayi Tabung ini di Indonesia masih kurang populer, dikarenakan mahalnya biayanya yang mencapai 40-60 jutaan dibanding dengan tingkat keberhasilannya yang dibawah 50 %.

Tahap-tahap dalam Program Bayi Tabung :
1. Penjelasan dari dokter ( Konseling )

Pada tahap ini pasutri diberi penjelasan tentang apa, bagaimana, biaya dan sebagainya pada pasien. Karena itu lebih baik bila anda ingin menjalani Program bayi tabung, catatlah apa yang sekiranya akan ditanyakan. Ga semua dokter itu enak dimintain penjelasan, tapi bila ketemu dokter yang baik biasanya akan memberikan penjelasan yang mendetail sekali terutama tentang biaya dan prosentase keberhasilan yang dibawah 50%. Hal ini perlu sekali karena tidak jarang program berjalan setengah jalan eh kehabisan biaya. Mubazir…dah. Selain itu dari beberapa sumber ditemukan bahwa program bayi tabung seringkali gagal untuk pertama kalinya. Bahkan ada yang 3-4 kali ikut tetap juga belum berhasil. Disarankan bila sudah 3 x gagal lebih baik jangan ikut lagi.

2. Screening test

Pada tahapan ini pasutri akan ditest untuk menentukan kendalanya (baca:infertil), baik pria maupun wanitanya karena infertilitas disebabkan oleh 40 % pria, 40 % wanita, dan 20 % tidak diketahui. Yang dimaksud tidak diketahui adalah misalnya dari pihak pria spermanya normal, begitu pula dari pihak yang wanita normal tapi ga hamil2 juga, dan disebut sebagai faktor X.

Sherif Awadalla, MD dari Cincinnati Institute for Reproductive Health, Ohio meyakini, 20% kasus pasutri yang sulit mendapat keturunan disebabkan oleh disfungsi sistem imun. Antibodi dari wanita rupanya menganggap sel sperma pria adalah ‘musuh’ yang harus diperangi. Itulah sebabnya, setiap kali sel sperma pria masuk ke dalam tubuh wanita, mekanisme imunitas si wanita langsung bekerja.

Bahkan, Awadalla juga mencermati adanya kasus dimana antibodi wanita menyerang hasil konsepsi (calon janin), sehingga menyebabkan terjadinya keguguran pada awal trimester pertama atau bahkan bayi meninggal dalam kandungan. Banyak ahli di Amerika yakin, kehadiran antibodi seperti inilah yang membuat angka keberhasilan program bayi tabung rendah.

Pada Pria
Untuk pria akan ditest spermanya (Analisa Sperma), dengan jalan masturbasi, tidak boleh dengan bersanggama. Bisa toh…? masa perlu diajarin… Nah hasilnya di tampung di suatu wadah yang steril.

Kemungkinan yang ada pada hasil test ini adalah
- Azoospermia : Tidak ada sperma sama sekali.
- Normozoospermia : Jumlah sperma normal.
- Oligozoospermia : Jumlah sperma kurang.
- Asthenozoospermia : Gerakan sperma kurang.
- Teratozoospermia : Bentuk sperma kurang.
- Oligoasthenoteratozoospermia : Jumlah, gerak dan bentuk kurang.

Sedikit catatan saat pria ejakulasi sebenarnya selain mengeluarkan mani, juga sperma. Jadi bila anda azoospermia, anda tetap bisa ejakulasi tapi tidak mempunyai sperma.

Bila ternyata si pria bukan azoospermia, cobalah dengan teknik inseminasi dahulu karena biayanya lebih murah dibawah 1 jt. (tergantung RSnya), cuma emang persentasi berhasilnya dibawah 20 %.

Yang paling parah adalah bila si pria ternyata azoospermia. Tapi ada beberapa teknik yang bisa dipakai.

1. Operasi MESA ( Microsurgical Sperm Aspiration )
Tindakan ini dilakukan hanya bila diketahui adanya sumbatan pada saluran sperma.

2. Operasi TESE ( Testical Sperm Extraction )
Tindakan ini dilakukan bila operasi MESA tidak berhasil, dengan TESE diharapkan bisa diperoleh sel sperma, atau paling sial ya spermatid (sel sperma muda yang sudah dapat membuahi).

Setelah sperma bisa diambil maka dilakukan Sperm Recovery Test, untuk mengetahui kualitas dari sperma itu. Lalu sperma dengan kualitas terbaik yang akan dipakai. Bila jumlahnya > 500 ribu dapat menggunakan teknik konvensional, yaitu dengan cara menyebarkan begitu saja pada sel telur. Bila jumlahnya dibawah 500 ribu maka digunakan ICSI (Intracytoplasmic Sperm Injection ) yaitu menyuntikkan 1 sperma terbaik untuk di injeksikan ke sel telur. Satu sperma untuk Satu Ovum.

Untuk Wanita,

Dengan bantuan USG(Ultrasonografi) dan laparoskopi memeriksa indung telur, lalu test darah untuk memriksa kadar hormon reproduksi. Lalu pemeriksaan rongga rahim dan saluran telur biasanya yang paling sering dijumpai adalah adanya kista dan endometriosis. Pokoknya harus bebas dari infeksi toksoplasma, rubella, hepatitis dan HIV.

3. Ovarium Hyperstimulation.

Terhitung hari ke 21 setelah haid sang ibu diberi suntikan GnRH analog (GnRHa) selama 14 hari (tergantung dari kondisi si wanita) untuk menstimulasi sel telur. Emang ga tiap hari tapi 2 hari sekali disuntik ya pegel juga sih …! Setelah itu 14 hari kemudian diberi suntikan yang sama tapi diberi tambahan suntikan hormon gonadotropin.

Proses ini dinamakan ‘ovarium hyperstimulation’ yang fungsinya untuk mengembangkan sejumlah sel telur dalam tubuh wanita. Nah, selama itulah wanitanya dipantau dengan USG, untuk mengetahui apakah folikelnya telah mengeluarkan sel telur, sekaligus mengecek kematangannya.

Setelah kira2 4 minggu sel telur sudah bisa diambil, penentuan tingkat kematangan sel telur sangat penting untuk menentukan waktu yang tepat untuk melakukan pembuahan oleh sel sperma di laboratorium. Untuk itu dilakukan final maturation, kira-kira 4 – 5 jam, lalu dipertemukan dengan sel sperma. Rata-rata sel telur yang dihasilkan 8 – 10 sel telur, tergantung dari respons si pasien. Bahkan bisa 20 sampai 30 sel telur. Padahal, secara alami cuma ditumbuhkan 1 sel telur.

Prosedur bayi tabung dimulai dengan perangsangan indung telur istri dengan hormon. Ini untuk memacu perkembangan sejumlah folikel. Folikel adalah gelembung yang berisi sel telur. Perkembangan folikel dipantau secara teratur dengan alat ultrasonografi dan pengukuran kadar hormon estradional dalam darah.

Pengambilan sel telur dilakukan tanpa operasi, tetapi lewat pengisapan cairan folikel dengan tuntunan alat ultrasonografi transvaginal. Cairan folikel tersebut kemudian segera dibawa ke laboratorium. Seluruh sel telur yang diperoleh selanjutnya dieramkan dalam inkubator.

bersambung... sory ga cukup

Last edited by ZhugeLiang; 10th March 2008 at 13:20.. Reason: Menyempurnakan
Reply With Quote