Quote:
Originally Posted by Lan Tung
Fajrul Rahman??... enggak deh.. itu orang banyak omongnya tapi terkesan gak ada isinya (tong kosong nyaring bunyinya).. boleh saja kita melakukan regenerasi kepemimpinan nasional tp gak bisa dong sekonyong-konyong yang tua2 disuruh turun semua lalu digantiin yg muda sekali gus (kayak anak2 naik wahana mainan di dufan aja). Regenerasi harus berjalan alami, yg tua secara alami termundurkan diganti dg generasi muda yg terseleksi oleh persaingan secara sehat... jadi generasi muda yg unggullah yang harus jadi pemimpin berikutnya.
Kalo generasi mudanya sekelas fajrul yah.. makin terpuruklah kita
Banyak kok angkatan muda kita yg mulai kelihatan kualitasnya contoh aja Anas Urbaningrum dll
Tapi kalo saya setuju jika Sultan jadi presiden dan wapresnya Kwik..
Salam.
|
saya sangat tidak simpatik mendengar celotehan fajrul rahman dalam sebuah acara di metro TV ( 020108) yang meminta dengan 'songong' generasi tua untuk tidak mencalonkan diri sebagai presiden lagi. pilpres adalah ajang demokratis ada aturanya lho kok sampeyan melarang secara pribadi seseorang mencalonkan diri, mau sby kek, mau wiranto kek, mega kek, mau Gusdur ke, Mbah Maridjan kek . apa salahnya selama mengikuti atruran yang ada. di pilkada jakarta fajrul berkoar2 tentang demokrasi dijakarta mati suri karena calonnya cuma dua. saya setuju dengan perkataan yusuf kalla, yang menanggapi 'celotehan' fajrul rahman, "sok tau ttg demokrasi tapi pemikiranya tidak demokratis". melarang seseorang memanfaatkan hak nya untuk ikut pilpres adalah salah satu 'kezaliman' di saat Indonesia mulai belajar berdemokrasi. dasar fajrul sempruul.....
salam
shaifeenkum