(RCTI/SCTV, DIVISI I LIGA INGGRIS âÃÂàSABTU, 18 JANUARI 1992 JAM 21.55 WIB)
DERBY adalah sebutan untuk âÃÂÃÂperang saudaraâÃÂàdi kompetisi divisi I Liga Inggris. âÃÂÃÂMerseyside derbyâÃÂàtak lain pertarungan antara dua tim yang berkandang di sisi sungai Mersey âÃÂàLiverpool vs Everton. âÃÂÃÂYorkshire derbyâÃÂÃÂ? Ini perang antara Leeds United v Sheffield Wednesday yang sama-sama berada di kota Yorkshire.
Menjelang âÃÂÃÂYorkshire derbyâÃÂàdi stadion Hillsborough, Minggu malam (12/1/92) lalu, koran âÃÂÃÂThe Evening PostâÃÂàsecara khusus menurunkan tulisan hampir satu halaman penuh. Isinya tak lain himbauan agar fans Leeds tak bikin gara-gara sehingga membuat suasana menjadi panas.
Pendukung Leeds memang perlu diingatkan, karena pertarungan dilgakan di Hillsborough. Kandang Sheffield Wednesday ini (sampai saat itu) masih menyisakan duka menyesakkan, dari tewasnya 29 penonton di tahun 1989 silam. âÃÂÃÂTragedi HillsboroughâÃÂàakibat kebrutalan penonton itu, tentu saja tak diharapkan terulang lagi.
Kecuali itu, kubu Leed ssendiri tentu saja tak ingin membuat pendukungnya membuat kekacauan pada pertarungan vital yang ingin mereka menangkan utnuk kembali bertahta di puncak klasemen divisi I.
Dan itulah yang memang terjadi. Hanya selang sehari setelah âÃÂÃÂThe Red DevilsâÃÂàbercokol di peringkat teratas, menyusul tiga angka yang mereka reguk dari keemenangan atas Everton pada Sabtu (11/1/92) malam, Leeds Minggu (12/1/92) malam kembali menggeser posisi pasukan Alex Fergusson tersebut setelah menghempaskan Wednesday 6-1.
Dengan enam gol yang dipersembahkan masing-masing melalui âÃÂÃÂhattrickâÃÂà  Lee Chapman, Tony Dorigo, Mike Whitlow, dan Rod Wallace, Leeds sekaligus mengungguli Manchester United dalam âÃÂÃÂgoal averageâÃÂÃÂ.
Tetapi, saling gusur atau geser, atau pergantian pimpinan klasemen, (waktu itu) masih akan terus terjadi. Leeds boleh unggul dalam selisih gol memasukkan dan kemasukkan. Tetapi Manchester United (sampai saat itu) masih menyimpan sisa dua pertandingan lagi yang pada akhirnya (waktu itu) akan membuat merek alebih favorit mendominasi peringkat teratas.
Manchester United juga tetap menguak peluang utnuk membuat âÃÂÃÂhattrickâÃÂà  di musim kopmetisi 1991-1992 ini: menjuarai divisi I, memenangi piala liga, dan meraih buat kedelapan kalinya Piala FA. Rabu (15/1/92) lalu, di Elland Road, Manchester United untuk ketiga kalinya menghadapi Leeds. Kali itu mereka berlaga di peremapt final Piala FA, dari partai tunda yang seharusnya digelar pekan kedua Januari 1992 lalu.
Ambisi untuk mencapai supremasi luar biasa di musim kompetisi 91-92 itu mau tak mau membuat kubu Manchester United didera ketegangan luar biasa. Manajer tim Alex Fergusson sendiri mengakui, ketegangan itu juga dirasakan para pemainnya, teristimewa dalam persaingan di divisi I.
âÃÂÃÂSituasi ini membuat kami âÃÂÃÂstressâÃÂà Â. Saya tak tahu sampai kapan ini akan terjadi,âÃÂàujar Fergusson tentang kejar-kejaran antara timnya dengan Leeds. Fergusson (waktu itu) masih cukup tegang ketika menyaksikan rekaman pertarungan Wednesday v Leeds, beberapa jam kemudian.
Akhir pekan ke-3 Januari 1992 ini, (waktu itu) masih akan terjadi kejar-kejaran Leeds dan Manchester United tersebut. Dan secara psikologis kubu âÃÂÃÂRed DevilsâÃÂàsudah berada di atas angin karena mendapat lawan yang âÃÂÃÂunderlevelâàÃÂ, Noots County. Sementara Leeds, meski bertindak sebagai tuan rumah, namun harus menjamu lawan yang relatif tangguh, Crystal Palace.
Ditulis oleh: Tubagus Adhi
Dok. Nyata, No. 1073/minggu ke-3 Januari 1992/25 Januari 1992, dengan sedikit perubahan
|