View Single Post
Old 23rd December 2023, 01:14
#5714  
MrRyanbandung
Mania Member
MrRyanbandung is offline

Join Date: Mar 2012
Posts: 5,580
MrRyanbandung is a new comer

Default

(RCTI/SCTV, DIVISI I LIGA INGGRIS – SABTU, 18 JANUARI 1992 JAM 21.55 WIB)

DERBY adalah sebutan untuk “perang saudara” di kompetisi divisi I Liga Inggris. ‘Merseyside derby’ tak lain pertarungan antara dua tim yang berkandang di sisi sungai Mersey – Liverpool vs Everton. ‘Yorkshire derby’? Ini perang antara Leeds United v Sheffield Wednesday yang sama-sama berada di kota Yorkshire.

Menjelang ‘Yorkshire derby’ di stadion Hillsborough, Minggu malam (12/1/92) lalu, koran ‘The Evening Post’ secara khusus menurunkan tulisan hampir satu halaman penuh. Isinya tak lain himbauan agar fans Leeds tak bikin gara-gara sehingga membuat suasana menjadi panas.

Pendukung Leeds memang perlu diingatkan, karena pertarungan dilgakan di Hillsborough. Kandang Sheffield Wednesday ini (sampai saat itu) masih menyisakan duka menyesakkan, dari tewasnya 29 penonton di tahun 1989 silam. “Tragedi Hillsborough” akibat kebrutalan penonton itu, tentu saja tak diharapkan terulang lagi.

Kecuali itu, kubu Leed ssendiri tentu saja tak ingin membuat pendukungnya membuat kekacauan pada pertarungan vital yang ingin mereka menangkan utnuk kembali bertahta di puncak klasemen divisi I.

Dan itulah yang memang terjadi. Hanya selang sehari setelah ‘The Red Devils’ bercokol di peringkat teratas, menyusul tiga angka yang mereka reguk dari keemenangan atas Everton pada Sabtu (11/1/92) malam, Leeds Minggu (12/1/92) malam kembali menggeser posisi pasukan Alex Fergusson tersebut setelah menghempaskan Wednesday 6-1.

Dengan enam gol yang dipersembahkan masing-masing melalui ‘hattrickâ€à ‚™ Lee Chapman, Tony Dorigo, Mike Whitlow, dan Rod Wallace, Leeds sekaligus mengungguli Manchester United dalam ‘goal average’.

Tetapi, saling gusur atau geser, atau pergantian pimpinan klasemen, (waktu itu) masih akan terus terjadi. Leeds boleh unggul dalam selisih gol memasukkan dan kemasukkan. Tetapi Manchester United (sampai saat itu) masih menyimpan sisa dua pertandingan lagi yang pada akhirnya (waktu itu) akan membuat merek alebih favorit mendominasi peringkat teratas.

Manchester United juga tetap menguak peluang utnuk membuat ‘hattrickâ€à ‚™ di musim kopmetisi 1991-1992 ini: menjuarai divisi I, memenangi piala liga, dan meraih buat kedelapan kalinya Piala FA. Rabu (15/1/92) lalu, di Elland Road, Manchester United untuk ketiga kalinya menghadapi Leeds. Kali itu mereka berlaga di peremapt final Piala FA, dari partai tunda yang seharusnya digelar pekan kedua Januari 1992 lalu.

Ambisi untuk mencapai supremasi luar biasa di musim kompetisi 91-92 itu mau tak mau membuat kubu Manchester United didera ketegangan luar biasa. Manajer tim Alex Fergusson sendiri mengakui, ketegangan itu juga dirasakan para pemainnya, teristimewa dalam persaingan di divisi I.

“Situasi ini membuat kami ‘stress†™. Saya tak tahu sampai kapan ini akan terjadi,” ujar Fergusson tentang kejar-kejaran antara timnya dengan Leeds. Fergusson (waktu itu) masih cukup tegang ketika menyaksikan rekaman pertarungan Wednesday v Leeds, beberapa jam kemudian.

Akhir pekan ke-3 Januari 1992 ini, (waktu itu) masih akan terjadi kejar-kejaran Leeds dan Manchester United tersebut. Dan secara psikologis kubu ‘Red Devils’ sudah berada di atas angin karena mendapat lawan yang ‘underlevel†™, Noots County. Sementara Leeds, meski bertindak sebagai tuan rumah, namun harus menjamu lawan yang relatif tangguh, Crystal Palace.

Ditulis oleh: Tubagus Adhi

Dok. Nyata, No. 1073/minggu ke-3 Januari 1992/25 Januari 1992, dengan sedikit perubahan
Attached Images
 
Reply With Quote