View Single Post
Old 22nd December 2023, 17:38
#5711  
MrRyanbandung
Mania Member
MrRyanbandung is offline

Join Date: Mar 2012
Posts: 5,580
MrRyanbandung is a new comer

Default ASMARA DI BALIK PINTU-NYA TPI DIPENGGAL SANA-SINI

(TPI – FILM INDONESIA/LAYAR PERAK, KAMIS, 16 JANUARI 1992 JAM 11.30 WIB)

FILM ini sarat mempertontonkan paha. Tapi, TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) agaknya tak ingin kejebak. Di sana-sini dilakukan pemenggalan. Jadinya, adegan tak utuh lagi. Namun, alur cerita tetap terjaga. Temanya drama tragedi cinta. Lumayan memang untuk diikuti.

Pasangan remaja Andika dan Elis terjerat ranjau cinta. Dunia ini seakan milik mereka berdua. Indah, menggelitik, dan menggoda. Batasan antara naluri dan nafsu jadi samar. Lihat saja, bagaimana tingkah mereka ketika ‘enjoy’ di pantai.

Tubuh Elis yang cuma dibungkus bikini mengusik Andika, yang juga hanya berpakaian renang. Mereka pun saling kejar-kejaran. Derai tawa pun seakan bersaing dengan suara ombak yang datang dari kejauhan. Berpelukan. Andika makin kehilangan daya sadar.

Buktinya, saat melihat Elis sedang merebahkan badan di bantalan pasir pantai. Andika pun menerkam beringas. Elis terusik menyaksikan pacarnya bersikap seperti itu. Ia sewot dan ngambek, ia umpat Andika. Ia tak menyangka di balik keromantisan, Andika bersembunyi naluri beringas.

Esoknya, Elis ditemukan tewas mengerikan di dalam kamar. Ada petunjuk Elis bunuh diri dengan cara memotong urat nadi pergelangan tangan dengan pecahan vas bunga. Andika ‘shock’ menyaksikan kejadian itu. Ia dihantui perasaan salah. Ia merasa kejadian itu akibat kekecewaan Elis pada sikapnya ketika di pantai.

Andika mengalami tekanan batin cukup berat, bahkan fatal. Sampai akhirnya ia lupa ingatan. Rendi, kakak kandung Andika cemas melihat kondisi adiknya yang sangat disayangi ini. Ia berupaya menyembuhkan Andika, hasilnya sia-sia. Akhirnya, Rendi mencoba menyembuhkan adiknya dengan cara membawa wanita yang mirip Elis. Dia namanya Misye. Rendi kenal wanita ini sewaktu datang ke bar lantaran sumpek memikirkan adiknya.

Misye yang beprrofesi sebagai pramuria mencoba dekat dengan Andika malah beringas. Karuan saja Misye tak berani mendekat lagi. Rendi pun memutuksan membaw aadiknya ini ke rumah sakit jiwa. Nampaknya, meski Misye oleh masyarakat dicap hostes, nyatanya perasaannya lebih humanis ketimbang perempuan yang berpendidikan tinggi. Terbukti, MIsye tak segan-segan sering datang menjenguk Andika di rumah sakit.

Kebaisaan ini tanpa disadari melahirkan kekautan cinta pada diri Misye. Sorot mata Misye yang selalu hadir pada jam-jam bezuk, menyimpan getaran luar biasa. Hanya Andika yang merasakan getaran itu, getarna terus berkembang ibarat berubah jadi gelombang besar.

Andika makin terguncang. Ia makin sadar pada jati dirinya. Apalagi ketika Misye bersikap mengingatkan pada Elis ketika badannya rebah di pantai. Andika pun makin tergerak. Akankah Andika sembuh sama sekali? Apakah Misye benar-benar mencintai Andika, dan benarkah kematian Elis akibat bunuh diri lantaran kecewa terhadap Andika?

Ditulis oleh: Djoko Irianto

Judul: Asmara Di Balik Pintu
Pemain: Rano Karno (Andika), Marissa ***** (Elis)
Sutradara: Ida Farida

Dok. Nyata – No. 1073/minggu ke-3 Januari 1992/25 Januari 1992
Attached Images
 
Reply With Quote