View Single Post
Old 17th February 2014, 23:44
#4  
pantig
Registered Member
pantig is offline

Join Date: Feb 2014
Posts: 42
pantig is a new comer

Default KRI Usman Harun Bukti Indonesia sebagai Bangsa Besar yang Menghormati Para Pahlawan

Meski mempertahankan nama Usman-Harun pada KRI kita berdampak mengganggu hubungan Indonesia dengan Singapura, namun dampak mengganti nama kapal itu akan jauh lebih buruk bagi pemerintah Indonesia. Keputusan Pemerintah Indonesia yang tetap mempertahankan nama Usman-Harun sebagai nama kapal perang milik TNI Angkatan Laut mendapat apresiasi dari berbagai kalangan masyarakat dan sudah Tepat.
Protes dari Singapura mengenai rencana penamaan KRI Usman Harun secara informal telah diterima oleh Menlu Marty Natalegawa. Protes itu juga sudah diteruskan kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto. Sebelumnya, Djoko mengatakan, pemerintah Singapura tak boleh melakukan intervensi penamaan KRI. Pemerintah Indonesia memiliki tatanan, aturan, prosedur dan kriteria penilaian sendiri untuk menentukan seseorang mendapat kehormatan sebagai pahlawan.
TNI AL akan menerima tiga kapal kelas fregat ringan jenis Nakhoda Ragam pada tahun 2014. Kapal yang sudah dilengkapi dengan persenjataan terbaru buatan Inggris ini awalnya dipesan Brunei, tetapi dibatalkan. Kapal pertama yang datang, Juni mendatang, akan diberi nama KRI Bung Tomo. Kapal kedua dan ketiga yang datang berikutnya akan diberi nama KRI John Lie dan KRI Usman Harun. Penamaan ketiga kapal itu untuk mengenang jasa Bung Tomo, John Lie, dan Usman Harun bagi bangsa Indonesia. Usman Harun adalah anggota Komando Korps Operasi (KKO) yang sekarang dikenal sebagai Korps Marinir TNI AL. Usman dan Harun adalah anggota pasukan khusus yang menyusup ke Singapura semasa Konfrontasi Ganyang Malaysia (1963-1966). Usman dan Harun digantung Pemerintah Singapura setelah berhasil meledakkan Mac Donald House di Singapura.
Menurut Shanmugam, Menteri Luar Negeri Singapura, penamaan ini akan melukai perasaan rakyat Singapura, terutama keluarga korban dalam peristiwa pengeboman MacDonald House di Orchard Road, Singapura pada tahun 1965 lalu. Protes Singapura soal penamaan KRI Usman Harun belum selesai. Kini Singapura tak memberi izin bagi para pejabat Kementerian Pertahanan RI dan TNI untuk menghadiri Singapore Air Show dan dialog pertahanan yang digelar 11-16 Februari mendatang. Hal ini dibenarkan Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Menurut Moeldoko, hal ini tidak masalah. "Kalau mereka keberatan hak dia, kami punya hak untuk tidak datang," ujar Moeldoko di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin, (10/2).Terkait dengan penamaan KRI Usman Harun, kata dia, hingga sampai saat ini tidak ada perubahan nama. Indonesia tak menggubris protes Singapura.
Menurut penulis, pihak pemerintah Singapura tentunya juga ingat, bahwa Pemerintah Singapura pernah menolak permintaan resmi pejabat Presiden RI Soeharto yang telah mengirim utusan pribadi beliau, Brigjen TNI Tjokropranolo meminta kepada Pemerintah Singapura agar tidak menghukum mati Usman dan Harun yang tertangkap ketika melakukan peledakan bom terhadap Gedung McDonald di Singapura. Rakyat Indonesia sangat marah dengan penolakan tersebut, karena Pemerintah Singapura mengabaikan perasaan rakyat Indonesia. Kini sebaliknya dengan alasan menenggang rasa perasaan masyarakat Singapura Pemerintah Singapura meminta nama Usman dan Harun tidak digunakan untuk nama sebuah KRI.
Pemerintah RI cukup bijak menyatakan mencatat perasaan masyarakat dan permintaan Pemerintah Singapura, namun menolak permitaan Pemerintah Singapura tersebut. Pemerintah RI tidak akan memenuhi permintaan Pemerintah Singapura, karena Usman dan Harun adalah pahlawan nasional. Memang Pemerintah dan rakyat Singapura patut akan merasa tersindir kalau KRI Usman Harun merupakan unsur KRI dari Armada Barat (Armabar) TNI AL yang beroperasi diperairan RI disekitar Singapura.
Pemerintah RI berhak dan cukup alasan menggunakan rangkaian nama Usman dan Harun sebagai nama KRI, karena kedua mantan marinir tersebut adalah pahlawan nasional, keduanya dengan upacara kenegaraan dan kebesaran militer dimakamkan di TMP Kalibata. Masalah ini nampaknya akan mengakibatkan memanasnya hubungan RI-Singapura. Bahkan PM Singapura Lee Kuan Yew juga telah datang ke TMP kalibata dan meletakan bunga ke Pusara Usman Harun, jadi tidak ada alasan Singapura protes dan masuk pada urusan internal Pemerintah Indonesia dalam memberi nama berbagai propertinya termasuk Kapal Perangnya. Hubungan kedua negara memang sangatlah penting namun kirannya Singapura kedepan harus lebih dapat memahami posisi Indonesia, karena selama ini Indonesia sudah cukup memahami Singapura. Untuk itu sikap Indonesia terhadap penamaan KRI Usman Harus sudah tepat dan tidak ada keraguan sedikitpun bagi para Pahlawan bangsa yang telah berjasa, sebagai bentuk penghormatan karena Indonesia merupakan Bangsa yang besar yang menghormati para pahlawannya..