DetikForum

DetikForum (http://forum.detik.com/index.php)
-   Sains (http://forum.detik.com/forumdisplay.php?f=119)
-   -   Polinator,predator berguna tapi diburu tanpa izin (http://forum.detik.com/showthread.php?t=108306)

hama 27th June 2009 22:05

Polinator,predator berguna tapi diburu tanpa izin
 
1 Attachment(s)
Polinator

--------------------------------------------------------------------------------

Burung-burung yang hidup bebas di alam tersebut mempunyai fungsi sebagai polinator (penyebar biji-bijan), predator dan indikator lingkungan. Kekayaan burung di kawasan pegunungan Kendeng Utara ini dapat menggambarkan pentingnya keanekaragaman hayatinya dalam lingkup global. Ke semuanya tersebar di seluruh wilayah, baik goa maupun persawahan, dari hutan hingga pemukiman

Mungkin kita sering mendengar ?Tidaklah lengkap jika seseorang pria tidak memelihara burung?. Namun ?pemeliharaan? dalam artian kini adalah suatu penyelamatan spesies burung secara nyata. Bukan pemeliharaan dalam sangkar, tapi upaya mempertahankan kelestarian ekosistem lingkungannya dari pengrusakan.?

Selain bangsa burung, satwa yang ada lainnya juga beragam. Kera ekor panjang (Macaca fascicularis), **** hutan (Sus sp.), rusa (Cervus sp.), kijang (Muntiacus muntjak), harimau (Panthera sp.), tupai pohon (Callosciurus sp.), musang (Paradoxurus hermaproditus), tikus (Rattus sp.), landak (Hystrix javanica), Trenggiling (Manis javanica), kelelawar dan ular Sanca (Pyton reticulatus) raksasa sebesar pohon kelapa. Satwa-satwa seperti ular sanca, kijang, harimau, landak dan trenggiling ini merupakan jenis satwa yang dilindungi.

Selain dari golongan mamalia, avifauna (burung) dan herpetofauna, jenis satwa lain yang hidup di daerah ini adalah arthropoda dan mollusca.

Semua jenis satwa ini tergantung pada habitatnya. Seperti kita, manusia, mereka pun memerlukan sumber makanan dan air untuk kehidupannya. Mempertahankan keanekaragaman hayati dari kerusakan adalah sesuatu hal yang penting dilakukan dan tak bisa ditunda.

Berbagai spesies yang ditemukan di kawasan pegunungan Kendeng tersebut mempunyai peran penting dalam keseimbangan lingkungan. Kawasan kars Sukolilo selain menjadi habitus burung endemik pulau Jawa yaitu gelatik Jawa (Padda oryzivora), ujuga menjadi hunian bagi ribuan kelelawar penghasil phosfat guano yang dapat menyuburkan tanah. Sedang burung walet sebagai penghasil sarang burung. Keduanya juga sebagai penyeimbang ekosistem kars selain indikator lingkungan lain seperti cekakak, burung gereja, tekukur dan perkutut yang berperan dalam penyebaran biji ficus. Begitu pula burung pemangsa mempunyai peran berburu tikus dan serangga yang menjadi hama di ladang pertanian.

Semua hal ini saling terkait dan tidak dapat dipisah-pisahkan sehingga kesatuan komponen-komponen yang membentuk keseimbangan itu harus dijaga dan dilindungi.

Begitu juga dalam aspek arkeologi. Ditemukannya cangkang-cangkang kerang laut bercampur dengan air tawar ditafsirkan sebagai sisa-sisa makanan manusia prasejarah penghuni kawasan kars Sukolilo sekitar 1.000 sampai 1.400 tahun lalu. Goa-goa di kawasan kars Sukolilo ini memiliki nilai arkeologi yang sangat tinggi selain penyimpan air dan tempat sungai bawah tanah yang keberadaannya menunjang sistem hidrogeologi.

Dalam jangka panjang hidupan liar tidak dapat diharapkan untuk bertahan hidup bila laju pengambilan hasil melebihi laju perkembangannya. Karena pentingnya hal tersebut, tidak saja ahli konservasi yang musti berperan, tetapi para aktifis, kalian orang-orang yang sadar, serta masyarakat luas harus sama-sama memperhatikan kelestarian hidupan liar ini.

Baiknya jika suatu kawasan merupakan tempat bagi hidup berbagai spesies apalagi yang terancam punah, alangkah bijak jika kita coba menilik ulang kegiatan yang bersifat eksploitatif, agar kelak keberlanjutan berbagai satwa, tumbuhan dan manusia di kawasan pegunungan ini dapat berlangsung.

Konservasi kawasan hutan termasuk flora dan fauna serta keunikan alamnya perlu dilakukan untuk melindungi keanekaragaman hayati. Terpeliharanya kawasan konservasi, seperti wilayah sumber mata air dan daerah aliran sungai merupakan bekal bagi kehidupan yang berkelanjutan.

http://lists.indymedia.org/pipermail...y/0223-oy.html
Semoga lingkers di DF termasuk kalian orang orang yang sadar...woow

hama 27th June 2009 22:21

Polinator,predator berguna tapi diburu tanpa izin
 
Kuntul predator lalat, belalang, ulat

Sang Penjajah yang disukai
Posted by koran on Apr 8, '09 9:54 AM for everyone
Penjajahan yang mereka lakukan pastilah penjajahan yang paling damai dalam sejarah dunia. Tidak satu tembakan yang terjadi ataupun terdengar,tak ada setetes darah yang tertumpah,penduduk setempat tak pelu dieksploitasi dan tak ada satu negeri pun yg dijarah. Meskipun demikian para penyerbunya terus menduduki negeri demi negeri.......
Penyerbuan ini terjadi pada abad ke-20. Namun, penaklukan baru ini sebagian besar luput dari perhatian karena para penjajahnya adalah burung.

Burung2 cerdik ini,yang sekarang menduduki lima benua,dikenal sebagai kuntul kerbau atau nama ilmiahnya Bubulcus Ibis. Selama berabad2, kuntul kerbau umumnya hanya terdapat di kawasan tropis afrika. Namun, sekitar seabad yll,binatang ini berhasil menduduki Afrika Selatan. Beberapa sumber mengatakan bahwa selama tahun 1930an,cukup banyak kuntul kerbau menyeberangi samudra Atlantik untuk menjejakan kaki di Amerika Selatan.
Menjelang pertengahan abad ke-20,mereka tiba di Florida,dan satu dekade etelah itu kawasan mereka mencakup Kanada di Utara sampai ke Argentina di selatan. " Jika kuntul kerbau .....datang ke benua Amerika hanya dengan keduasayapnya dan angin, " tulis Roger Tory Peterson pada tahun 1954 " mereka adalah satunya jenis burung Eropa dalam sejarah yang menempati daratan utama Amerika tanpa bantuan manusia "
Para ornitolog kini menyimpulkan bahwa kuntul kerbau memang meraih prestasi yg luar biasa. Diperkirakan bahwa berkat bantuan hembusan angin pusat, seekor kuntul kerbau dapat menyeberangi samudra yang memisahkan afrika Barat dari Amerika Selatan dala waktu 40jam.Dan, samudra Atlantk bkanlah satu2nya perintang yg harus mereka atasi, Ada pula kawanan kuntul kerbau lain yg terbang ke timur hingga mencapai Selandia Baru.

Pada periode yg sama ini, mereka menetap di banyak kawasan di Eropa Asia, dan luasnya wilayah mereka kini membentang dari Semenanjung Iberia di barat ingga di Jepang di Timur.
Kuntul kerbau menjad penghuni tetap negeri beriklim sedang,tetapi di daerah2 yg musim dinginnya hebat, mereka berimigrasi ke daerah yg iklimnya lebih hangat setelah siklus perkembangbiakan mereka. Perjalanan mereka yg panjang dan luar biasa itu masih berlanjut, dan merek sering muncul di pulau2 terpencil di PAsifik atau bahkan Antartika.
Salah satu faktor kunci ekspansi kuntul kerba adalah kemampuannya beradaptasi dan hubungannya dengan manusia,terutama para peternak. Meskipun kebanyakan burung kuntul mengkonsumsi binatang air,kuntul kerbau lebih menyukai serangga. Burung ini biasanya berteman dengn ternak,walaupun ia juga mungkin membuntuti gajah,kangguru,traktor atau bahkan kebakaran hutan,apa saja yg mengusik serangga makanannya.


Tentu saja burung kuntul bisa mencari makan sendiri,tetapi burung pemburu ini memanfaatkan jasa kerbau. Sewaktu kerbau berjalan sambil merumput,belalang lompat,lalat dan kumbang beterbangan karena merasa terusik. Kuntul kerbau yang sudah menunggu disekitar situ dapat menyambar serangga yg terbang ke arah mereka. Jadi,kerbau membantu burung ini menemukan dan menangkap mangsa, sebanyak dua atau tiga serangga permenit, menurut sebuah perhitungan para Ornitolog memperkirakan bahwa dengan berada didekat kerbau,burung ini menghemat energinya sebanyak 30% dan meningkat jumlah tangkapannya sebesar 50%.
Menemukan mitra berburu yg berguna bukanlah satu2nya kunci keberhasilan kuntul kerbau dalam menjajah dunia. Kuntul kerbau memiliki stamina. Mereka mengepakkan sayapnya dengan jika dibandingkan dengan bebek atau merpati yang melesat di udara dengan mudahnya. Namun kuntul kerbau sanggup menyeberangi Sahara, dan seperti yg disebutkan sebelumnya,mereka terbang menempuh jarak yg memisahkan Afrika Barat dari Amerika Selatan sejauh 4000km.
Kuntul kerbau tampaknya senang berpindah2, dan sifat ini membantu mereka berekspansi. Mana ada burng pemkan serangga lain yg mau berkelana ke selatan jauh antartika yg terpencil hany akarena penasaran. Seraya mereka berkelana ke tempat2 yg auh,kuntul krbau menemukan habitat yg ideal hampir di setiap tempat. Pada setiap benua yg mereka datangi,para petani telah mengubah lahan yg luas menjadi peternakan atau tanah irigasi ygpenuh dengan serangga. Jadi kuntul kerbau pindah kesana dan menjadi makmur.

Burung kuntul mudah terlihat karena bulu2nya yg putih mulus,keramahannya dan kesenangannya berteman degan ternak. Kawanan burung kuntul putih yg sedang terbang dalam formasi diatas sebuah saratan tidak hanya menambah keindahan alam sekitarnya,tetapi juga memberikan jasa yg tak ternilai sebagai pengendali hama. Sekawanan burung kuntul yg berjumlah sekitar 40.000 ekor pernah terlihat di Tanzania sedang menyantap sekawanan belalang lompat, beberapa petani mengaggap kuntul kerbau sebagai burung yg sangt beguna sehingga mereka membawa urung2 ini ketanah pertanian mereka untuk mengendalikan serangga yg merusak tanaman mereka. Setiap burung dapat mengkonsumsi lebih dari 600 belalang lompat dan jangkrik dalam satu hari.
Ternak juga mendapatkan manfaat dari kehdiran sekawanan kuntul kerbau ini,karena burung ini memakan lalat2 dan serangga lain yg kerap mengganggu kerbau. Tampaknya sang kerbau tahu bahwa burung ini adalahtemannya dan bersedia mentoleransi burung yg kadang2 berani naik ke punggungnya.
Kuntul kerbau suka bergerombol,entah sewaktu berkembang biak,bertengger atau makan. Ketika berkembang biak,mereka senang tinggal di sebuah pohon besar bersama spesies lain seperti burung cangak atau bangau. Tampaknya,kebersamaan mereka ini dapat membuat para pemangsa enggan mendekat, dan semua spesies mendapat manfaat karena tinggal bersama seperti itu. Koloni yg berkembang biak selalu sibuk dan ribut. Kuntul kerbau sering mencuri ranting dari sarang tetangganya,maka pertengakaranpun kerap terjadi. Beberapa kuntul kerbau membungkuk disarang mereka,sedangkan yg lain2nya sibuk mengais dibawah pohon untuk mencari ranting yg bisa digunakan yg jatuh ke tanah. Sepupu mereka ,bangau dan burung cangak lain, yg bersarang di dahan2 yg lebih tinggi,biasanya tidak menggubris hiruk pikuk yg terjadi disekitar mereka.

Burung kuntul memikat pasangannya dengan cara2 yg mencolok seperti meregangkan tubuhnya,mengatup.ngatupkan paruhnya, dan kuntul jantan memamerkan bagian bulunya yg kuning selama musim kawin. Sewaktu seekor induk burung tiba disarang, sijantan mengadakan " upacara penyambutan " antara lain dengan memamerkan lapisan bulu punggungnya. Pertunjukkan ini bisa diamati karena burung ini tidak taku pada manusia.
Entah kalian sedang bersafari di Afrika,melewati daerah peternakan di Amerika Utara atau mengunjungi sawah2 di benua Asia, kalian mungkin akan menemukanburung yg menarik ini. Mereka mungkin sedang berjalan mengitari kaki gajah,bertengger dengan penuh percaya diri di punggung seekor kerbau atau terbang pulang untuk tidur sewaktu matahari terbenam,
Dimanapun kalian melihat mereka,mereka pastiakan menambah keinahan daerah pedesaan,sembari memberikan jasa mereka kepada manusia dan binatang. Penjajahan mereka yg mengesankan telah terbukti sebaai salah satu yg terkenal paling ramah di dunia.

hama 27th June 2009 23:07

Polinator,predator berguna tapi diburu tanpa izin
 
1 Attachment(s)
Karena burung gereja (sparrow/Passer montanus) termasuk Polinator tapi untuk dikonsumsi?

aguzaa 28th June 2009 09:43

Terima kasih atas infonya yg bermanfaat Hama :hi:

Memang kadang dengan alasan mengendalikan populasi suatu satwa dilakukan perburuan terhadap satwa tersebut..
Tapi yang sering terjadi perburuan yang serampangan. Membunuh dengan tujuan tidak jelas. Hanya demi menyalurkan hoby dan sebagainya..
Meski yang diburu satwa yang tidak dilindungi tetapi setiap hewan memepati posisi penting dalam keseimbangan ekosistem alam.. Malah dengan dilakukannya perburuan menyebabkan rusaknya keseimbangan lingkukan yang menyebabkan berkurangnya populasi hewan yang diburu diiringi meningkatnya populasi hewan lain yang kemudian dianggap sebabagi "hama".
Padahal hal tersebut adalah akibat ulah dari manusia sendiri.

Perburuan bukanlah solusi, predator alami harus dibiarkan bebas dialam. Habitat mereka juga jangan sampai dirusak..

Semoga ada yang tercerahkan dengan membaca trit ini...
Terutama yg suka nangkirng di trit ini
http://forum.detik.com/showthread.php?t=21724&page=252 ;)

komering 28th June 2009 10:17

nice onpo bro :cheers:
rupanya memang bener...apa yang tercipta ngga ada yang percuma termasuk ulat :blushing:

hama 28th June 2009 10:30

Thanks a lot mod Aguzaa,
TS akan berusaha sekuat mungkin demi menjaga kelestarian lingkungan lengkap flora faunannya. Untuk perhatian,apresiaisnya serta dukungannya sekali lagi saya ucapkan banyak terima kasih.

Ini komen yang sakti sekali ...
Meski yang diburu satwa yang tidak dilindungi tetapi setiap hewan memepati posisi penting dalam keseimbangan ekosistem alam.. Malah dengan dilakukannya perburuan menyebabkan rusaknya keseimbangan lingkukan yang menyebabkan berkurangnya populasi hewan yang diburu diiringi meningkatnya populasi hewan lain yang kemudian dianggap sebagai "hama".


berburu ...ini sih aneh kalau dibilang habis penataran koq malah malas buru tembak krn emg sebetulnuya berburu sarat deg peraturan agar tidak bergesekan dg pencinta satwa. Peraturannya harus punya akte buru burung, satwa kecil, satwa besar, punya izin buru dari tanggal berapa ke tanggal berapa, didampingi petugas KSDA/polsek setempat, lapor hasil burunya, maksimal jarahan dsbnya

Sekarang saya selalu melampirkan link fakta yang meliput perburuan.




http://www.theceli.com/dokumen/produ...94/13-1994.htm


Bangsa Indonesia dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa tanah air yang kaya dengan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, antara lain satwa yang beraneka ragam jenisnya.

Untuk melestarikan kekayaan alam yang berupa satwa liar tersebut, Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan dan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam hayati dan Ekosistemnya menetapkan antara lain bahwa pemanfaatan satwa liar dapat dilaksanakan dalam bentuk perburuan, dan pelaksanaannya perlu diatur dengan peraturan perundang-undangan dengan mengindahkan tujuan yang telah ditetapkan dalam Undang-undang tersebut.

Dewasa ini perburuan satwa buru berjalan kurang teratur dan masih banyak pemburuan tanpa izin, yang mengakibatkan terancamnya kelestarian satwa liar.
Perburuan demikian jelas bertentangan dengan azas konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Disisi lain, seiring dengan kemajuan pembangunan dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, minat masyarakat untuk berburu semakin meningkat, sehingga perlu upaya untuk menampung dan mengantisipasi dalam bentuk penyediaan lahan yang dapat diusahakan secara profesional untuk tempat berburu yang berupa taman buru dan kebun buru.

Peraturan perundang-undangan yang mengatur perburuan sebagian besar merupakan warisan pemerintah kolonial yang beranekaragam coraknya sudah tidak sesuai dengan tingkat perkembangan hukum dan kebutuhan bangsa Indonesia.

Mengingat hal yang demikian, maka dipandang perlu adanya pengaturan kembali masalah perburuan yang berlaku untuk seluruh wilayah Republik Indonesia yang menjamin pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 dan sebagai pengganti dan penyempurnaan dari Jachtverordening Java and Madura 1940 (Stbl 1940 Nomor 247) dan jachtverordening Java and Madura 1941 (Stbl 1941 Nomor 57).

Maksud dan tujuan dari pada Peraturan Pemerintah tentang Perburuan Satwa Buru ini ialah agar pemburuan satwa buru dapat diatur sedemikian rupa sehingga satwa buru serta lingkungan hidupnya jangan sampai punah dan dengan demikian secara lestari dapat memberi manfaat sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

PASAL DEMI PASAL

Pengertian pemburu termasuk di dalamnya pemburu manca negara. Sesuai dengan kepentingannya maka pemburu dibagi dalam tiga kelompok yaitu pemburu untuk :
a. berolah raga (sport hunter);
b. memperoleh tropy/tanda kemenangan (throphy hunter);
c. memanfaatkan hasil buruan baik hidup atau mati antara lain untuk memperoleh daging (meat hunter), hasil dari satwa buru, atau bagian-bagian dari satwa buru.

Petugas yang mendapat perintah dari pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan berburu tidak termasuk dalam pengertian pemburu.

Angka 4
Satwa liar tertentu adalah satwa liar dengan jenis dan jumlah yang dapat diburu pada setiap musim buru.


Angka 8
Areal buru dapat berupa hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, hutan produksi yang dapat di konversi, tanah negara lainnya, dan tanah milik.


Angka 9
Waktu tertentu adalah waktu di luar waktu satwa buru sedang musim kawin, hamil/bertelur, menyusui anak/membesarkan anak.

Angka 10
Kemampuan dan ketrampilan berburu satwa buru meliputi antara lain teknis berburu, pengetahuan tentang satwa buru, alat berburu, dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perburuan satwa buru.

Ayat (2)
Menteri dapat menetapkan satwa yang dilindungi sebagai satwa buru dalam rangka pengendalian hama, pembinaan populasi, pembinaan habitat, penelitian dan pengembangan serta rekayasa genetik, dan memperoleh bibit penangkaran dan pemanfaatan hasil penangkaran.

Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud dengan burung termasuk jenis-jenis unggas yang masih mempunyai sifat liar.


Pasal 4

Ayat (1)
Dalam rangka mengetahui keadaan populasi dan laju pertumbuhan populasi satwa, dilakukan inventarisasi mengenai jenis, jumlah, jenis kelamin, musim kawin, beranak/bertelur, dan umur satwa.
Yang dimaksud dengan jumlah satwa buru adalah jumlah dan jenis satwa yang boleh diburu.


Pasal 8

Ayat (1)
Yang dimaksud dengan peledakan populasi adalah melimpahnya satwa liar secara mendadak sehingga jumlahnya melebihi daya dukung habitat.
Tindakan untuk pengendalian satwa liar yang menjadi hama tersebut harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekosistem. Satwa liar dinyatakan sebagai hama apabila gangguan dari satwa liar tersebut secara ekonomis telah sangat merugikan bagi pertanian.
Dalam hal terjadi peledakan populasi satwa liar yang dilindungi sehingga menjadi hama, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah tersendiri.


Pasal 9

Huruf c
Yang dimaksud dengan alat berburu tradisional adalah alat yang biasa dipergunakan pemburu tradisional antara lain : jerat, perangkap, jaring, tombak, panah, dan sumpit.

Huruf d
Alat berburu lainnya meliputi antara lain panah mekanik, senjata bius, dan alat untuk mengambil sarang burung.

Ayat (2)
Bagi pemburu yang menggunakan peralatan tradisional dengan hasil buruan untuk diperdagangkan tidak diwajibkan memiliki akta buru, tetapi tetap harus memiliki surat ijin berburu, dan membayar pungutan izin berburu.


Pasal 14
Kriteria pemburu tradisional meliputi antara lain berdomisili dalam wilayah kecamatan sekitar tempat berburu, hasil buruan digunakan untuk keperluan adat, dan untuk pemenuhan keperluan hidup sehari-hari, dengan menggunakan alat berburu tradisional.

Pasal 15

Ayat (1)
Yang dimaksud dengan identitas ialah meliputi : nama, umum, jenis kelamin dan tempat tinggal.
Pencantuman sanksi dalam akta dikutip dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.




Huruf b
Terhadap hasil buruan yang akan dibawa oleh pemburu harus dilakukan sertifikasi oleh petugas yang ditunjuk.

Huruf d
Pengertian memanfaatkan hasil buruan yang diperoleh adalah memberi perlakuan yang layak terhadap hasil buruan yaitu dengan tidak :

1. meninggalkan hasil buruan sehingga menimbulkan akibat yang dapat mencemari lingkungan.

2. membuang bangkai atau bagian-bagian lain dari hasil buruannya ke tempat yang dapat mencemari lingkungan.


Pasal 19

Ayat (1)
Yang dimaksud dengan bagian-bagiannya antara lain tanduk, kulit, bulu, taring dan sebagainya.
Sedangkan yang dimaksud hasil dari satwa buru antara lain sarang, telur.

hama 28th June 2009 11:35

Polinator,predator berguna tapi diburu tanpa izin
 
1 Attachment(s)
Fauzing
01 June 2008
MONYET EKOR PANJANG BUKAN HAMA

Di berbagai lokasi, seperti daerah perkebunan dan pertanian, yang notabene berdekatan dengan daerah hutan, satwa ini bisa menimbulkan kerugian yang berarti (Nijman, 2005), dan seringkali di katakan bahwa monyet ekor panjang adalah Hama.

Apa sih hama? Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan, terutama karena menyebabkan kerusakan pada pertanian karena memakan tumbuhan dan menjadi parasit pada ternak, misalnya lalat buah pada jeruk atau wereng coklat pada padi. Suatu hewan juga dapat disebut hama jika menyebabkan kerusakan pada ekosistem alami atau menyebarkan kuman ke dalam habitat manusia. Contohnya antara lain organisme yang menjadi vektor penyakit bagi manusia, seperti tikus dan lalat yang membawa berbagai wabah, atau nyamuk yang menjadi vektor malaria (http://id.wikipedia.org/wiki/Hama).

Sudah jelas di sebutkan di atas, bahwa suatu hewan dapat di sebut hama jika menyebabkan kerusakan pada ekosistem alami, sedangkan monyet ekor panjang tidak pernah merusak ekosistem alami. Dalam fungsinya, monyet ekor panjang sangat berperan besar bagi pertumbuhan ekosistem alami, karena monyet ekor panjang banyak memakan buah-buahan dan biji, sehingga mereka berperan penting dalam penyebaran biji-bijian di hutan.
Dengan status monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan (Apendiks II CITES), dan belum di lindunginya dalam sistem peraturan perundang-undangan Indonesia, di tambah lagi dengan di berantas, karena katakan hama. hal ini, akan menambah deretan panjang angka kepunahan satwa di Indonesia jika terus berlanjut.
Monyet ekor panjang harus menerima nasib tragis dengan cara di berantas atau di musnakan jika di katakan hama, Padahal prinsip dari penanganan hama adalah di kendalikan bukan di musnahkan, di kendalikan baik itu secara teknologi maupun biologi.

Sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup monyet ekor panjang, jika kita masih menyebutnya dengan hama, dan sebenarnya yang di katakan hama itu monyet ekor panjang sebagai penyebar biji-bijian alami ke hutan, atau para perusak hutan. (fauzi)
Label: Hijau

Diposting oleh Fauzing di Sunday, June 01, 2008


KAWANAN LUTUNG JAWA DI HUTAN RAYA R. SOERJO- CANGA...
KREATIVITAS KOMUNITAS SUMBER GONDO – BATU
HANCURNYA HUTAN DI JAWA
MONYET EKOR PANJANG BUKAN HAMA, Part 2
WILUJENG SUMPING “KALAM”

save the macaca 2
Save the macaca
Alumni LP2B Bikin Komunitas
SIMBIOSIS MUTUALISME MASYARAKAT DAN MONYET EKOR PA...
DAMPAK ISSU GLOBAL WARMING BAGI MASYARAKAT SEKITAR...
SEBUAH REFLEKSI DARI TEPI HUTAN
Lingkungan dan Kemiskinan Sebagai Akibat Dari Glob...
MONYET EKOR PANJANG BUKAN HAMA
► May (9)
Pendidikan Lingkungan: Untuk Sebuah Keberlanjutan ...
Konsep Konservasi Alam
ALUMNI LP2B
A WINDOW TO THE GREEN
Macaca fascicularis
PEMBELAJARAN YANG KREATIF DAN INOVATIF



Tambahan informasi juga kalau monyet ekor panjang sebagai penyebar biji-bijian alami ke hutan ( Polinator).
Pengendalian bukan pembasmian...lah yang membasmi pun gak ada pendampingan KSDA ...begitu nemu hot spot...lepasin anjing buru..door door tak bersisa atau yang hiduppun cripled...

hama 28th June 2009 12:01

Polinator,predator berguna tapi diburu tanpa izin
 
Salam , ya bener deh itu musang sebetulnya lucu dan berguna dalam industri kopi luwak dan membantu penghijauan dan penyebaran biji aren/kolang kaling.
ada beberapa link ttg itu,

http://www.indomedia.com/bernas/0520...p3.htmSerangan Hama

Tikus Capai 234 Ha
*Bupati Keluarkan Instruksi Larangan Berburu Predator
Sleman, Bernas

Guna menanggulangi serangan hama tikus yang kini sudah mencapai 234,32 ha di 12 kecamatan, Bupati Sleman, Drs Ibnu Subiyanto Akt mengeluarkan ins- truksi No.2/Instr.Kdh/2001 tertanggal 14 Mei 2001 tentang larangan perburuan satwa pemangsa (predator) tikus. Dari luasan serangan hama tikus itu, tercatat lahan 1,8 ha di Ngemplak dan Moyudan dinyatakan puso.
Sedang menurut anggota Komisi C DPRD Sleman, Drs H Susi Esanedi menga- takan, untuk saat ini gerakan penggropyokan tikus tetap diperlukan.

Hal itu dikemukakan Kabag Humas Pemkab Sleman, Dra Tri Endah Yitnani dan Susi Esanedi yang ditemui terpisah, Rabu (23/5). Sedang Gerakan Pemuda Kakbah (GPK) Saefullah Godean, Hasto Sutadi juga mengungkapkan bahwa anggota GPK Saefullah siap melakukan penggeropyokan tikus bersama para petani.

Endah Yitnani mengemukakan, alasan Bupati mengeluarkan instruksi larangan terhadap 40 jenis predator pemangsa tikus itu adalah bahwa predator tersebut merupakan unsur lingkungan hidup dan komponen SDA yang berperan aktif dalam menjaga keseimbangan alam."Kalau terjadi kepunahan atau penurunan populasinya dan dapat menimbul- kan gangguan hama dan menurunnya produksi padi, palawija maupun hortikultura," ujar Endah.

Berdasar laporan terbaru Dinas Pertanian tanggal 15 Mei, lahan yang terkena serangan hama tikus di Kabupaten Sleman mencapai 234,32 ha yang tersebar di 12 kecamatan. Serangan ringan seluas 198,72 ha, serangan sedang 26,8 ha; serangan berat seluas 7 ha di Godean dan tanaman yang dinyatakan puso masing-masing seluas 1,3 ha di Ngemplak dan 0,5 ha di Moyudan.

Menurut Susi Esanedi, konsep pemberantasan tikus yang diusulkan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Sleman yang baru, Ir Ahmad Yulianto, terlalu memakan waktu lama.

"Konsep Yulianto itu memakan waktu lama, padahal serangan tikus saat ini sudah sangat luas dan merajalela, sehingga konsep pemberantasan tikus tidak hanya untuk jangka panjang saja. Menurut saya, gropyokan tikus masih sangat penting," kata Susi.

Sedangkan untuk melindungi predator tikus, Susi mengusulkan tidak hanya dibuat Surat Keputusan (SK) Bupati saja, tetapi dengan Peraturan Daerah (Perda), sehingga status hukumnya lebih kuat, dan dewan mempunyai kewenangan ikut mengawasinya di lapangan.

Komandan GPK Saefullah Godean, Hasto Sutadi mengatakan, pihaknya akan turut serta membantu petani membasmi tikus-tikus di sawah.

"Sebagai bagian dari masyarakat, kami akan ikut serta membantu petani. Sebagai penegak amar makruf nahi munkar, kami tidak hanya mengoperasi VCD porno saja, tetapi juga ikut membantu petani, mereka kan juga butuh tenaga kami," papar Hasto.

Sedangkan rencana untuk mengadakan gropyokan tikus itu menurut Hasto, akan dimulai dari daerah sekitar Godean kemudian meluas ke daerah lainnya. Hasto juga mengharapkan agar kelompok-kelompok masa lainnya ikut serta mem- bantu program tersebut.

Endah Yitnani juga menambahkan, untuk mendukung instruksi Bupati, juga dilakukan upaya pengendalian hama tikus dengan gropyokan, pengemposan dan pengumpanan yang dilaksanakan sesuai stadium tanamannya.

Adapun ke-40 jenis predator tikus yang dinyatakan dilarang untuk diburu adalah: musang akar, garangan Jawa, linsang, rase, kucing bata, blacan, kuwuk, kucing alasan (binatang menyusui); ular dumung, irus, kobra biasa dan king kobra, ular lanang, welang, welang endas abang, kakas, bandotan, bandotan po- hon, bandotan puspa, bedor/cabak, ular gadung, luwak, ular koros biasa dan koros besar, ular ekor hitam, ular ficus dan ular cincin mas/dak gromo (binatang melata); Biawak ,Wowo wiwi, celepah, celepah merah, celepah gunung, celapah rejak, hingkik, bloketupu, beluk watu, pangguk, seloputu, kukuk beluk, beluk selinga dan serak/burung hantu putih (binatang bangsa burung).(sig/bsl)


www.geocities.com/pgantiang/flora.html

Jenis-jenis flora dan fauna yang merupakan kekayaan nagari Padang Gantiang yang perlu di pareso
Ruangan ini akan diisi dengan daftar jenis-jenis flora dan fauna yang ada di nagari Padang Gantiang.
Flora dan fauna ini merupakan kekayaan yang tiada ternilai harganya, yang tak bisa diganti bila punah.
Kekayaan ini adalah pusaka yang akan diwariskan kepada anak-cucu.Kepunahan mungkin saja terjadi karena:


Perburuan. Ketika orang berburu kondiak, binatang-binatang lainnya seperti kancil, kijang, rusa, landak dll. juga ikut dibunuh, padahal binatang ini tidak tergolong sebagai hama.

Pemakaian pestisida dan herbisida dalam pertanian.
Kedua zat ini adalah racun yang mematikan kehidupan binatang-binatang kecil, bahkan racun yang dapat menumpuk di dalam tubuh manusia dan menimbulkan penyakit sedikit demi sedikit.

Kepunahan satu jenis binatang akan memutus mata rantai kehidupan makhluk.
Pertanian organik yang menjadi kecenderungan masa depan perlu dimulai.

Pemakaian barang-barang kesenangan yang merusak lingkungan hidup seperti senapan angin, jala nilon yang membunuh burung-burung.

Penambangan tanpa analisa dampak lingkungan.
Ekploitasi tambang perlu dianalisa, apakah dalam jangka panjang tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan flora, fauna serta manusia.
Silakan upload tulisan lingkungan hidup terutama oleh murid sekolah di Padang Ganting.

Nagari ini warisan dari moyang dan milik cucu, anak-kemenakan kita.


Hama tikus merajalela :

Terganggunya populasi 40 jenis predator pemangsa tikus itu adalah bahwa predator tersebut merupakan unsur lingkungan hidup dan komponen SDA yang berperan aktif dalam menjaga keseimbangan alam.[/B]"Kalau terjadi kepunahan atau penurunan populasinya dan dapat menimbul- kan gangguan hama dan menurunnya produksi padi, palawija maupun hortikultura," ujar Endah.

Contoh predator tikus yang biasa jadi sasaran: meong congkok, musang.

Solusi biarkan predator berfungsi dengan aktif mengendalikan hama tikus secara alami...daripada racun yang mematikan kehidupan binatang-binatang kecil, bahkan racun yang dapat menumpuk di dalam tubuh manusia dan menimbulkan penyakit sedikit demi sedikit.

hama 28th June 2009 12:40

Polinator,predator berguna tapi diburu tanpa izin
 
Humaniora

Kamis, 14 April 2005

Konversi Lahan Jangan Lagi Abaikan Konservasi

Jakarta, Kompas - Konversi lahan kawasan hutan menjadi permukiman penduduk, jalan raya, atau perkebunan jangan lagi mengabaikan aspek konservasi tumbuhan dan satwa liar. Pengabaian itulah yang selama ini memicu konflik antara manusia dan satwa, khususnya mamalia besar.

Beberapa peristiwa seperti gajah mengamuk di kampung pinggir hutan atau lahan karet dan kelapa sawit di Sumatera, atau orangutan dibunuh di areal perkebunan kelapa sawit di Kalimantan, adalah contoh bagaimana konversi lahan telah mengabaikan keberadaan satwa. Akhirnya pemilik atau penjaga lahan menganggap satwa-satwa sebagai hama.
"Sebenarnya itu terjadi karena konversi lahan mengabaikan aspek konservasi," kata Kepala Subdirektorat Konservasi Jenis dan Genetik Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) Departemen Kehutanan Kurnia Rauf di Jakarta, Rabu (13/4).

Yang sebenarnya terjadi, lanjut Kurnia, konversi lahan selama ini mengambil atau memotong jalur migrasi rutin satwa. Ironisnya, ketidaktahuan manusia itu justru menyebabkan satwa-satwa terbunuh dan terfragmentasi. Akibatnya, daya jelajah satwa-satwa mengecil dan terkonsentrasi di kawasan-kawasan konservasi.
Kondisi itu diperburuk oleh penebangan liar di kawasan konservasi dan perburuan liar yang semakin membahayakan masa depan tumbuhan dan satwa liar (TSL).

Konversi lahan besar-besaran seperti yang terjadi di Pulau Jawa di antaranya telah memunahkan populasi harimau jawa dan lutung jawa. Di Pulau Sumatera tidak lagi dapat dijumpai populasi gajah di kawasan Sumatera Barat.

Amdal dulu

Untuk menjaga populasi TSL di Indonesia, menurut Kurnia, tidak ada jalan lain selain memperhitungkan faktor keberadaan TSL dalam analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) sebelum konversi lahan disetujui.

"Pemerintah daerah harus benar-benar memperhitungkan dampaknya, jangan hanya berorientasi pada hitungan ekonomi saat ini," kata dia. Ia pun yakin bahwa konversi lahan bisa berdampingan dengan konservasi.

Berdasarkan perhitungan Departemen Kehutanan, konversi lahan besar-besaran telah terjadi di Sumatera dan sedang terjadi di Kalimantan, menyusul kemudian Papua. Justru di hutan-hutan dataran rendah yang terancam itulah TSL tumbuh dan berkembang biak.

Pembukaan lahan kelapa sawit di Indonesia diperkirakan akan bertambah luas, seiring pernyataan empat tahun mendatang Indonesia sebagai penghasil minyak sawit mentah 15 juta ton per tahun. Hingga tahun 2003 lalu Indonesia memiliki 4,9 juta hektar lahan kelapa sawit dengan produksi 10 juta ton per tahun.

Willie Smits dari Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) mengungkapkan, konversi lahan sebenarnya tidak harus membahayakan keberlanjutan hidup satwa liar di habitatnya.

Persoalannya, bagaimana pemilihan lahan dan cara membukanya. Diakuinya, yang terjadi selama ini membuka lahan hutan justru membahayakan TSL karena terkait harga jualnya yang tinggi. Salah satu yang dikhawatirkan adalah rencana pembuatan jalan Ladia Galaska di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL).

Berdasarkan pengalaman, pembukaan jalan di tengah hutan akan diikuti maraknya penebangan liar dan fragmentasi satwa mamalia besar. (GSA)

Nah loh...kalau sudah urusan duwit.dan disebut hama kelapa sawit(perburuan liar jual gading gajah) dan produksi kelapa sawit yang 10 juta per tahun.......TSL dilupakan...apoalagi sudah terkonsentrasi hewan liarnya seperti monyet dan ayam alas di tepi sungai/lebung yang gak mungkin ditanam kelapa sawit...tambah mudah bagi pemburuan plus anjing buru mengepung...

hama 28th June 2009 12:58

7

Dawala’s Blog
Kuliner,Curhat, Ngomel-ngomel, Ngejeplak…
Para Penembak Jitu di Kebun Raya Bogor
Mumpung belum terlambat ya, aku mau bercerita tentang kejadian di Kebun Raya Bogor tanggal 22 September lalu. Setiap bulan sekali temen-temen milis SBI-InFo@yahoogroups.com mengadakan pengamatan burung di Kebun Raya Bogor. Kebetulan sambil ngabuburit, aku pun berangkat menuju Kebun Raya Bogor. Lumayan, sambil jalan-jalan sore juga.

Dari gerbang Kebun Raya aku menuju Danau Gunting yang yang ditengah-tengahnya ada pulau kecil dan selalu dihinggapi burung Kowak malam kelabu (Nycticorax nycticorax). Belum sampai Danau Gunting, dari kejauhan saya melihat seorang laki-laki seperti menenteng seekor burung, tapi belum jelas burung apa.

Aku pun bergegas menghampiri teman-teman yang sudah lebih dahulu melakukan pengamatan ke arah pulau burung tadi. Di sana sudah ada Noni, Londo dan Wati. Aku pun bertanya, ”kok ada orang nenteng burung sih?” Londo pun menunjukan jari tangannya ke arah seberang pulau burung. Ya ampyun! Ternyata dari kejauhan terlihat ada sekitar tiga orang sedang memegang senapan mimis. Aku pun ikut mengintip lewat monokuler ke arah mereka. Ternyata, selain ketiga orang tadi, ada satu orang yang bersergam polisi.

Huh! Makin penasaran aja deh! Aku mengajak Wati untuk menghampiri mereka. Pengen tahun aja, apa sih motifnya menembaki Kowak malam kelabu di Kebun Raya Bogor? Sesampainya di depan ketiga orang tadi, aku pun melontarkan banyak pertanyaan. Ada saja alasan yang mereka jawab. Mereka tidak tahu apa-apa, Cuma di suruh sama atasannya (di Kebun Raya Bogor) untuk mengurangi Kowak malam kelabu dengan cara penembakan. Katanya, kotoran Kowak sudah mengganggu pengunjung Kebun Raya, jalan dan pohon-pohon di sana. Lho???? Lantas, kalau pengunjung lain keberatan dengan kotoran burung, apakah kami yang juga sama-sama beli tiket masuk Kebun Raya Bogor tidak boleh mengajukan keberatan dan kekecewaan pada pihak Kebun Raya tentang cara mereka mengurasi populasi Kowak malam kelabu dengan ditembaki?

Setelah kewalahan menjawab, kami pun berhadapan dengan petugas kepolisian, yang katanya sudah dari tahun 87 menjadi pengawas keamanan Kebun Raya Bogor dan sekrang tambah lagi kerjaannya, membantu mengurangi Kowak malam kelabu dengan menembakinya. Alasannya, karena dia diminta sama pihak manajemen Kebun Raya Bogor untuk mengurangi burung dengan ditembak.

Kasihan ya….kok mereka tidak malu. Mau aja di suruh oleh lembaga yang katanya bergerak di bidang konservasi dan pendidikan. Kalau nembaki burung di depan pengunjung apakah itu mendidik? Soalnya, hari itu, ada anak kecil yang selalu mengikuti para penembak itu di belakang. Mungkin anak salah seorang dari penembak kali ya….Apakah itu mendidik? Gimana kalau yang ada dibenak tuh anak, kalau burung boleh ditembaki…iiiiiih!

Ternyata, penembakan burung di Kebun Raya Bogor itu sudah berjalan beberapa kali. Dan biasanya mereka melakukannya di sore hari, dengan alasan sepi dari pengunjung. Tetep aja, kalaupun sepi, ada pengunjung yang masih berjalan-jalan. Untuk juga sih kami berhasil menyaksikan ulah mereka….huh!

Herannya, Kebun Raya Bogor itu kan masuk ke dalam jajarannya LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), apa mereka gak ngobrol ya? LIPI kan tempatnya ilmuwan, termasuk masalah burung. Susah memang kalau orang awam kaya aku….gak ngerti cara berpikir para ilmuwan…Kebun Raya Bogor itu salah satu lokasi yang menarik untuk pendidikan konservasi….mohon penjelasannya ya bapak dan ibu di Kebun Raya Bogor. Soalnya, yang ditembaki itu termasuk yang masih juvenile juga. Ngomong-ngomong, dikemanakan dagingnya? di makan kali ya? soalnya, setelah jatuh di tanah, burungnya disembelih sama petugas Kebun Raya Bogornya….Kebetulan Ady bawa kamera, jadi aku minta fotonya ya…..makasih sudah kasih buat aku ya Ady…he…he….




~ by dawala on October 2, 2007.

Posted in Uncategorized

2 Responses to “Para Penembak Jitu di Kebun Raya Bogor”
….sedih….., kan udah ada bukti foto…gimana kalo kirim tulis di surat pembaca aja…,kompas atau apa gitu….

menurut saya kok ngga gitu caranya ngurangin populasi…toh burung itu bukan predator….kalo cuma kotorannya ganggu….rasanya ngga bisa dijadikan alasan buat bunuh mereka…lmasih lebih baik di jaring…dan di pindahkan ke area konservasi lain….

ari said this on December 26, 2008 at 01:06

kasusnya sudah dibahas sama kepala Kebun Rayanya…katanya berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengusir itu burung…

dawala said this on December 31, 2008 at 19:05


yah...begitulah TSL tumbuhan dan satwa liar ...sudah terpojok (sekedar tidur disini, bukan habitatnya krn gak ada rawa rawa lho ) di Kebun Raya pun masih dibunuhin....gimanah yah kalau sebaliknya kalau sang pemburu balik diburu petugas KSDA sampai ke markasnya ngumpul....hikhik


All times are GMT +8. The time now is 01:18.


Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.