DetikForum

DetikForum (http://forum.detik.com/index.php)
-   Fasilitas/Pelayanan Publik (http://forum.detik.com/forumdisplay.php?f=51)
-   -   DJP (Direktorat Jendral Pajak) masih perlu kah? (http://forum.detik.com/showthread.php?t=23520)

12demons 7th February 2008 10:59

DJP (Direktorat Jendral Pajak) masih perlu kah?
 
sebenernya ngapain seh pake ada DJP? kenapa ngga' bisa langsung bayar pajak ke rekening project? kan lebih enak tuh buat rakyatnya ... bisa pilih project mana yang mo di support ... ngapain juga bayar pajak kalo kita ngga' tau juga duitnya lari kemana? ... coba kalo bisa langsung ke rekening project tertentu ... kan enak ... ownership masyarakatnya jadi lebih kuat dan project yang kurang OK (misalnya fasilitas baru untuk anggota DPR) ngga' perlu kan di finance sama rakyat ...

Gimana menurut low-low pada? soalnya kasian neh ... rakyat yang mati2an membiayai negara banyak banget yang idupnya susah ....

cc201_106 7th February 2008 11:27

Ada di DJP sajah, mayoritas rakyat Indonesia (mungkin TS termasuk didalamnya) belum memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai Undang2 yang berlaku ...

apalagi ngga ada yang ngurus, paling minim banget orang yang mau membayar pajak... bubarin aja Indonesia sekalian...

G@ptek 7th February 2008 12:29

Quote:

Originally Posted by 12demons (Post 1071639)
sebenernya ngapain seh pake ada DJP? kenapa ngga' bisa langsung bayar pajak ke rekening project? kan lebih enak tuh buat rakyatnya ... bisa pilih project mana yang mo di support ... ngapain juga bayar pajak kalo kita ngga' tau juga duitnya lari kemana? ... coba kalo bisa langsung ke rekening project tertentu ... kan enak ... ownership masyarakatnya jadi lebih kuat dan project yang kurang OK (misalnya fasilitas baru untuk anggota DPR) ngga' perlu kan di finance sama rakyat ...

Gimana menurut low-low pada? soalnya kasian neh ... rakyat yang mati2an membiayai negara banyak banget yang idupnya susah ....

Bro...sy pikir ente temasuk orang yang kikir di indonesia...itu khan maonya ente aja ga mao bayar pajak karena ga ada paksaan ya hehehe......sadar 1000X kalo ga kita yang bayar pajak emangnya siapa lagi dan sy mao tau negara mana di dunia yang make cara ente....just name it?...and its work...

? & its friends 7th February 2008 13:00

Quote:

Originally Posted by 12demons (Post 1071639)
sebenernya ngapain seh pake ada DJP? kenapa ngga' bisa langsung bayar pajak ke rekening project? kan lebih enak tuh buat rakyatnya ... bisa pilih project mana yang mo di support ... ngapain juga bayar pajak kalo kita ngga' tau juga duitnya lari kemana? ... coba kalo bisa langsung ke rekening project tertentu ... kan enak ... ownership masyarakatnya jadi lebih kuat dan project yang kurang OK (misalnya fasilitas baru untuk anggota DPR) ngga' perlu kan di finance sama rakyat ...

Gimana menurut low-low pada? soalnya kasian neh ... rakyat yang mati2an membiayai negara banyak banget yang idupnya susah ....

terdengar sangat liberal, namun tanpa perlu memutar otak terlalu lama pun saya atau siapapun yg pernah mendapat sedikit pelajaran tentang keuangan negara pasti bisa menjawab: bisa, namun inefisiensi yg ditimbulkan akan terlalu besar, sangat sangat besar.
Sebagai contoh, mungkin anda hanya mau membiayai project tertentu (entah apa yg dimaksud dgn project), misalnya pendidikan murah dan pangan murah. Hanya itu saja. Oke, tidak masalah. Tapi bila anda mau pakai jalan raya (terlepas bagaimana kondisi jalan tersebut), anda harus bayar. Anda pergi ke spbu, harap bayar dgn harga non subsidi. Dan hal2 lain.
Anda harus tahu bahwa akan sangat memakan waktu, biaya dan tenaga bila setiap project, entah pusat entah daerah, dibiayai langsung oleh masyarakat dgn model yg anda kemukakan. Dengan konsekuensi mereka yg tidak ikut membiayai harus membayar bila ingin memanfaatkan hasil dari project tersebut (atau mungkin tidak boleh ikut memanfaatkan sama sekali).
Bahkan di negara yg benar2 liberal sekalipun rasanya hal tersebut akan terdengar sangat konyol.

Mengenai rakyat yg mati2an membiayai negara.. Saya rasa anda harus mempelajari beberapa sifat pajak terlebih dahulu. Tanpa anda mempelajarinya, mustahil bagi kita untuk mencapai titik temu. Gini deh, anda hitung berapa total penghasilan anda setahun, kurangi dgn penghasilan tidak kena pajak, kalikan tarif. Ketemu hasilnya? Kalau masih belum puas, mungkin anda sudah tahu (atau belum?) bahwa angka segitu tidak dibayar serta merta, tapi diangsur selama 12 bulan dlm bentuk pph pasal 25. Apa dgn angka pajak segitu anda mati2an? Saya rasa tidak. Semakin tidak mampu seseorang, semakin kecil pajak yg harus dia bayar (atau mungkin malah tdk harus bayar sama sekali), saya yakin untuk hal ini anda sudah tahu.

Bila anda kecewa dengan hasil pembangunan yg dibiayai dengan pajak anda, jangan salahkan djp-nya. Salahkanlah pegawainya yg masih korup (bagaimana korupnya ya? Kan duitnya disetor wp langsung ke bank? Kolusi dan bermental pak ogah mungkin lebih tepat), atau salahkan oknum di bagian lain pemerintahan yg langsung menangani kerjaan proyeknya deh. Mereka yg pegang duit, mereka yg terima duit. Djp hanya pengumpul, bukan yg pegang duitnya.

Saya rasa anda udah capek bacanya, tapi saya tetep jawab: bisa, namun inefisiensi yg ditimbulkan akan terlalu besar.

O iya. Saya setuju tentang rakyat yg masih idup susah. Ada yg tidak beres dgn pemerintahan kita. Selama budaya kkn masih ada di masyarakat kita, jgn harap jumlah rakyat yg idup susah akan berkurang.

G@ptek 7th February 2008 13:06

Quote:

Originally Posted by ? & its friends (Post 1072555)
terdengar sangat liberal, namun tanpa perlu memutar otak terlalu lama pun saya atau siapapun yg pernah mendapat sedikit pelajaran tentang keuangan negara pasti bisa menjawab: bisa, namun inefisiensi yg ditimbulkan akan terlalu besar, sangat sangat besar.
Sebagai contoh, mungkin anda hanya mau membiayai project tertentu (entah apa yg dimaksud dgn project), misalnya pendidikan murah dan pangan murah. Hanya itu saja. Oke, tidak masalah. Tapi bila anda mau pakai jalan raya (terlepas bagaimana kondisi jalan tersebut), anda harus bayar. Anda pergi ke spbu, harap bayar dgn harga non subsidi. Dan hal2 lain.
Anda harus tahu bahwa akan sangat memakan waktu, biaya dan tenaga bila setiap project, entah pusat entah daerah, dibiayai langsung oleh masyarakat dgn model yg anda kemukakan. Dengan konsekuensi mereka yg tidak ikut membiayai harus membayar bila ingin memanfaatkan hasil dari project tersebut (atau mungkin tidak boleh ikut memanfaatkan sama sekali).
Bahkan di negara yg benar2 liberal sekalipun rasanya hal tersebut akan terdengar sangat konyol.

Mengenai rakyat yg mati2an membiayai negara.. Saya rasa anda harus mempelajari beberapa sifat pajak terlebih dahulu. Tanpa anda mempelajarinya, mustahil bagi kita untuk mencapai titik temu. Gini deh, anda hitung berapa total penghasilan anda setahun, kurangi dgn penghasilan tidak kena pajak, kalikan tarif. Ketemu hasilnya? Kalau masih belum puas, mungkin anda sudah tahu (atau belum?) bahwa angka segitu tidak dibayar serta merta, tapi diangsur selama 12 bulan dlm bentuk pph pasal 25. Apa dgn angka pajak segitu anda mati2an? Saya rasa tidak. Semakin tidak mampu seseorang, semakin kecil pajak yg harus dia bayar (atau mungkin malah tdk harus bayar sama sekali), saya yakin untuk hal ini anda sudah tahu.

Bila anda kecewa dengan hasil pembangunan yg dibiayai dengan pajak anda, jangan salahkan djp-nya. Salahkanlah pegawainya yg masih korup (bagaimana korupnya ya? Kan duitnya disetor wp langsung ke bank? Kolusi dan bermental pak ogah mungkin lebih tepat), atau salahkan oknum di bagian lain pemerintahan yg langsung menangani kerjaan proyeknya deh. Mereka yg pegang duit, mereka yg terima duit. Djp hanya pengumpul, bukan yg pegang duitnya.

Saya rasa anda udah capek bacanya, tapi saya tetep jawab: bisa, namun inefisiensi yg ditimbulkan akan terlalu besar.

O iya. Saya setuju tentang rakyat yg masih idup susah. Ada yg tidak beres dgn pemerintahan kita. Selama budaya kkn masih ada di masyarakat kita, jgn harap jumlah rakyat yg idup susah akan berkurang.

Kalo saya hal itu ga mungkin dilaksanakan mas....pajak yang jelas2 dipaksakan aja banyak yang ngemplang apalgi usulan nyeleneh itu hehehe...aturan mainnya gimana?...contoh ada orang kaya kikir dia ga mao keluar duit sedikitpun terus dengan berbagai alasan dia merasa semua proyek pemerintah ga berkenan di hatinya jadi gimana kalo gitu....enak dong dia...realistis aja.....saya tanya nama negara yang menggunakan cara itu dan udah berhasil belon? gampangkan........piss

? & its friends 7th February 2008 13:17

Dibaca yg lengkap dong
 
Quote:

Originally Posted by G@ptek (Post 1072605)
Kalo saya hal itu ga mungkin dilaksanakan mas....pajak yang jelas2 dipaksakan aja banyak yang ngemplang apalgi usulan nyeleneh itu hehehe...aturan mainnya gimana?...contoh ada orang kaya kikir dia ga mao keluar duit sedikitpun terus dengan berbagai alasan dia merasa semua proyek pemerintah ga berkenan di hatinya jadi gimana kalo gitu....enak dong dia...realistis aja.....saya tanya nama negara yang menggunakan cara itu dan udah berhasil belon? gampangkan........piss

makanya dibaca yg lengkap. Jawaban saya kan cara halus buat ngasih jawaban: NGGAK BISA

G@ptek 7th February 2008 13:20

Quote:

Originally Posted by ? & its friends (Post 1072696)
makanya dibaca yg lengkap. Jawaban saya kan cara halus buat ngasih jawaban: NGGAK BISA

Langsung aja mas gak bisa.....khan lebih enak kalo ngadepin orang yang berpikiran nyeleneh gak bisa dengan cara halus... Dalam mengutarakan kebenaran hanya ada dua "warna" Benar dan Salah ga ada warna lain diantaranya.....mengungkapkan pernyataan yang ga jelas dapat menjadi multi tafsir dalam membukan pelung KKN.......pisss

punah 7th February 2008 13:29

Quote:

Originally Posted by ? & its friends (Post 1072555)
terdengar sangat liberal, namun tanpa perlu memutar otak terlalu lama pun saya atau siapapun yg pernah mendapat sedikit pelajaran tentang keuangan negara pasti bisa menjawab: bisa, namun inefisiensi yg ditimbulkan akan terlalu besar, sangat sangat besar.
Sebagai contoh, mungkin anda hanya mau membiayai project tertentu (entah apa yg dimaksud dgn project), misalnya pendidikan murah dan pangan murah. Hanya itu saja. Oke, tidak masalah. Tapi bila anda mau pakai jalan raya (terlepas bagaimana kondisi jalan tersebut), anda harus bayar. Anda pergi ke spbu, harap bayar dgn harga non subsidi. Dan hal2 lain.
Anda harus tahu bahwa akan sangat memakan waktu, biaya dan tenaga bila setiap project, entah pusat entah daerah, dibiayai langsung oleh masyarakat dgn model yg anda kemukakan. Dengan konsekuensi mereka yg tidak ikut membiayai harus membayar bila ingin memanfaatkan hasil dari project tersebut (atau mungkin tidak boleh ikut memanfaatkan sama sekali).
Bahkan di negara yg benar2 liberal sekalipun rasanya hal tersebut akan terdengar sangat konyol.

Mengenai rakyat yg mati2an membiayai negara.. Saya rasa anda harus mempelajari beberapa sifat pajak terlebih dahulu. Tanpa anda mempelajarinya, mustahil bagi kita untuk mencapai titik temu. Gini deh, anda hitung berapa total penghasilan anda setahun, kurangi dgn penghasilan tidak kena pajak, kalikan tarif. Ketemu hasilnya? Kalau masih belum puas, mungkin anda sudah tahu (atau belum?) bahwa angka segitu tidak dibayar serta merta, tapi diangsur selama 12 bulan dlm bentuk pph pasal 25. Apa dgn angka pajak segitu anda mati2an? Saya rasa tidak. Semakin tidak mampu seseorang, semakin kecil pajak yg harus dia bayar (atau mungkin malah tdk harus bayar sama sekali), saya yakin untuk hal ini anda sudah tahu.

Bila anda kecewa dengan hasil pembangunan yg dibiayai dengan pajak anda, jangan salahkan djp-nya. Salahkanlah pegawainya yg masih korup (bagaimana korupnya ya? Kan duitnya disetor wp langsung ke bank? Kolusi dan bermental pak ogah mungkin lebih tepat), atau salahkan oknum di bagian lain pemerintahan yg langsung menangani kerjaan proyeknya deh. Mereka yg pegang duit, mereka yg terima duit. Djp hanya pengumpul, bukan yg pegang duitnya.

Saya rasa anda udah capek bacanya, tapi saya tetep jawab: bisa, namun inefisiensi yg ditimbulkan akan terlalu besar.

O iya. Saya setuju tentang rakyat yg masih idup susah. Ada yg tidak beres dgn pemerintahan kita. Selama budaya kkn masih ada di masyarakat kita, jgn harap jumlah rakyat yg idup susah akan berkurang.


:iagree:

TS aneh, jangan2 dia sering nggelapin pajak

G@ptek 7th February 2008 13:33

Quote:

Originally Posted by ? & its friends (Post 1072696)
makanya dibaca yg lengkap. Jawaban saya kan cara halus buat ngasih jawaban: NGGAK BISA

Temen yang nyeleneh selalu mengungkapkan pendapat dengan mengatasnamakan rakyat....padahal mereka sendiri tidak mengerti tata cara atau sistem pembayaran pajaknya, betul yang mas bilang pembayaran pajak dilakukan secara lunsum selama 12 bulan dan yang perlu diingat bahwa yang menetukan besar kecilnya pajak yang harus dibayar adalah wajib pajak sendiri yang dituangkan dalam SPT Tahunannya jadi Fiskus memberikan kebebasan seluas luasnya untuk menentukan brp pajak yang harus dibayar tapi mesti inget bahwa suatu saat atas SPT ybs bisa saja dilakukan pemeriksaan jika terdapat indikasi kecurangan baik didapat dari data pihak ketiga atau skor2 yang digunakan o/ DJP, apalagi dengan adanya SAM dapat meminimalisir kecurangan dari WP karena selalul diawasi oleh Accout Refnya.....kita mesti percaya bahwa pajak yang disetor sudah benar sepanjang belum dilakukan pemeriksaan itu inti dari self asessment yang dilaksanakan di DJP....piss

anehanto 7th February 2008 14:13

Masih......

kasep1 7th February 2008 14:55

punya NPWP..?
 
sblm polemik brlanjut.., udh pd pnya NPWP blm sieh..? hehehe...:D :D :D
( gw seh udh pnya sejak thn 2002 ) :)

G@ptek 7th February 2008 14:58

Quote:

Originally Posted by kasep (Post 1073537)
sblm polemik brlanjut.., udh pd pnya NPWP blm sieh..? hehehe...:D :D :D
( gw seh udh pnya sejak thn 2002 ) :)

Alhamdulillah saya udah mas tahun 2000 kalo saya ga punya nanti saya ga bisa gajian mas hehehe

cc201_106 7th February 2008 16:26

Selain punya NPWP, apakah sudah mengisi SPT dengan lengkap dan benar....

ersam 8th February 2008 08:41

Quote:

Originally Posted by 12demons (Post 1071639)
sebenernya ngapain seh pake ada DJP? kenapa ngga' bisa langsung bayar pajak ke rekening project? kan lebih enak tuh buat rakyatnya ... bisa pilih project mana yang mo di support ... ngapain juga bayar pajak kalo kita ngga' tau juga duitnya lari kemana? ... coba kalo bisa langsung ke rekening project tertentu ... kan enak ... ownership masyarakatnya jadi lebih kuat dan project yang kurang OK (misalnya fasilitas baru untuk anggota DPR) ngga' perlu kan di finance sama rakyat ...

Gimana menurut low-low pada? soalnya kasian neh ... rakyat yang mati2an membiayai negara banyak banget yang idupnya susah ....

Kasian banget sih, pikirannya. Kalo DJP dibubarin, ya penerimaan negara jadi kacau donk, yg berlaku jadinya hukum rimba. Kayak nggak pernah sekolah saja. Masalah penyalahgunaan anggaran khan bukan urusan DJP, itu urusan seluruh departemen yg 'diindikasikan' KKN, dan itikad memperbaiki pun sudah mulai di Pusat bos. Tapi ternyata 'KKN' menurut LSM pun sekarang bergeser ke Daerah.
Rakyat yg mati-matian pun, juga dibatasi penghasilannya untuk dikenakan pajak. Yg. mati-matian itu adalah pengusaha bos, pengusaha sekarang jadi lebih realistis dimana privilege sudah tidak menjamin bakal lolos kalo tidak punya kapasitas, dan ini pun merupakan kepanjangan tangan dari 'KKN' di masa lalu.
Jadi harusnya kita semua yg tobat donk bos, bahwa hampir seluruh sendi masyarakat terlibat langsung atau pun tidak langsung dari 'KKN' di masa lalu.
So, kita harus kerja keras nih memberantas KKN.:kiss:

LUNASI PAJAKNYA, AWASI PENGGUNAANNYA:angel:

G@ptek 8th February 2008 09:17

Quote:

Originally Posted by ersam (Post 1079939)
Kasian banget sih, pikirannya. Kalo DJP dibubarin, ya penerimaan negara jadi kacau donk, yg berlaku jadinya hukum rimba. Kayak nggak pernah sekolah saja. Masalah penyalahgunaan anggaran khan bukan urusan DJP, itu urusan seluruh departemen yg 'diindikasikan' KKN, dan itikad memperbaiki pun sudah mulai di Pusat bos. Tapi ternyata 'KKN' menurut LSM pun sekarang bergeser ke Daerah.
Rakyat yg mati-matian pun, juga dibatasi penghasilannya untuk dikenakan pajak. Yg. mati-matian itu adalah pengusaha bos, pengusaha sekarang jadi lebih realistis dimana privilege sudah tidak menjamin bakal lolos kalo tidak punya kapasitas, dan ini pun merupakan kepanjangan tangan dari 'KKN' di masa lalu.
Jadi harusnya kita semua yg tobat donk bos, bahwa hampir seluruh sendi masyarakat terlibat langsung atau pun tidak langsung dari 'KKN' di masa lalu.
So, kita harus kerja keras nih memberantas KKN.:kiss:

LUNASI PAJAKNYA, AWASI PENGGUNAANNYA:angel:

Agree Bro......

CahyoManyun 8th February 2008 09:17

gaya bahasanya gaya pejabat nih.
apa banyak pejabat pajak baca/komen di sini?

tp pertanyaan TS emang kayaknya gak mungkin deh...

G@ptek 8th February 2008 09:25

Quote:

Originally Posted by CahyoManyun (Post 1080203)
gaya bahasanya gaya pejabat nih.
apa banyak pejabat pajak baca/komen di sini?

tp pertanyaan TS emang kayaknya gak mungkin deh...

Biasa Bro......persiapan sebelum jadi pejabat hehehe....just kidding...

CahyoManyun 8th February 2008 09:39

Quote:

Originally Posted by G@ptek (Post 1080286)
Biasa Bro......persiapan sebelum jadi pejabat hehehe....just kidding...

NIP nya berapa bro? biar gw usulin ke bu Ani...

Emmy1 8th February 2008 10:13

Quote:

Originally Posted by 12demons (Post 1071639)
sebenernya ngapain seh pake ada DJP? kenapa ngga' bisa langsung bayar pajak ke rekening project? kan lebih enak tuh buat rakyatnya ... bisa pilih project mana yang mo di support ... ngapain juga bayar pajak kalo kita ngga' tau juga duitnya lari kemana? ... coba kalo bisa langsung ke rekening project tertentu ... kan enak ... ownership masyarakatnya jadi lebih kuat dan project yang kurang OK (misalnya fasilitas baru untuk anggota DPR) ngga' perlu kan di finance sama rakyat ...

Gimana menurut low-low pada? soalnya kasian neh ... rakyat yang mati2an membiayai negara banyak banget yang idupnya susah ....

Sama juga dengan pemikiran ..buat apa sih kita ada.. gak ada aku ato kamu..dunia tetep jalan kok...

Jadi inti jawabannya : DJP masih perlu

Usulan yang bagus.. sayang kurang dewasa :smoking:

baselo 8th February 2008 10:15

Lebih Baik ZAKAT yang diperbanyak
 
Quote:

Originally Posted by 12demons (Post 1071639)
sebenernya ngapain seh pake ada DJP? kenapa ngga' bisa langsung bayar pajak ke rekening project? kan lebih enak tuh buat rakyatnya ... bisa pilih project mana yang mo di support ... ngapain juga bayar pajak kalo kita ngga' tau juga duitnya lari kemana? ... coba kalo bisa langsung ke rekening project tertentu ... kan enak ... ownership masyarakatnya jadi lebih kuat dan project yang kurang OK (misalnya fasilitas baru untuk anggota DPR) ngga' perlu kan di finance sama rakyat ...

Gimana menurut low-low pada? soalnya kasian neh ... rakyat yang mati2an membiayai negara banyak banget yang idupnya susah ....

kalo gw LEBIH BAIK ZAKAT YANG KITA PERBANYAK BAYARNYA untuk pembagian pemerataan pendapatan bagi kaum dua'fa dan fakir, selain dapat pahala, ini merupakan tabungan untuk akhirat:clap:

CahyoManyun 8th February 2008 10:43

Quote:

Originally Posted by baselo (Post 1080994)
kalo gw LEBIH BAIK ZAKAT YANG KITA PERBANYAK BAYARNYA untuk pembagian pemerataan pendapatan bagi kaum dua'fa dan fakir, selain dapat pahala, ini merupakan tabungan untuk akhirat:clap:

ini yg sedang diusahakan bro, zakat bisa langsung sebagai pengurang pajak. saat ini zakat diitung sebagai pengeluaran yg bisa mengurangi PKP. beda posisi pengurangnya, besar artinya.

Tia Tanaka 8th February 2008 12:24

Quote:

Originally Posted by 12demons (Post 1071639)
sebenernya ngapain seh pake ada DJP? kenapa ngga' bisa langsung bayar pajak ke rekening project? kan lebih enak tuh buat rakyatnya ... bisa pilih project mana yang mo di support ... ngapain juga bayar pajak kalo kita ngga' tau juga duitnya lari kemana? ... coba kalo bisa langsung ke rekening project tertentu ... kan enak ... ownership masyarakatnya jadi lebih kuat dan project yang kurang OK (misalnya fasilitas baru untuk anggota DPR) ngga' perlu kan di finance sama rakyat ...

Gimana menurut low-low pada? soalnya kasian neh ... rakyat yang mati2an membiayai negara banyak banget yang idupnya susah ....

gak mutu abis!!!
tamatan SD yah mas.
klo anggapannya seperti itu berdiam diri dirumah aja, tuh jalanan yg depan rumah loe dibikinnya pake duit dari pajak,

G@ptek 8th February 2008 14:28

Quote:

Originally Posted by CahyoManyun (Post 1080452)
NIP nya berapa bro? biar gw usulin ke bu Ani...

Jangan bro....kita khan ga boleh KKN, nanti apa kata dunia hehehehe:getok:

juliansaid 8th February 2008 15:04

Quote:

Originally Posted by G@ptek (Post 1084709)
Jangan bro....kita khan ga boleh KKN, nanti apa kata dunia hehehehe:getok:

:iagree:
kita yang muda mari jadi contoh.....

B1554VA 8th February 2008 15:09

Quote:

Originally Posted by 12demons (Post 1071639)
sebenernya ngapain seh pake ada DJP? kenapa ngga' bisa langsung bayar pajak ke rekening project? kan lebih enak tuh buat rakyatnya ... bisa pilih project mana yang mo di support ... ngapain juga bayar pajak kalo kita ngga' tau juga duitnya lari kemana? ... coba kalo bisa langsung ke rekening project tertentu ... kan enak ... ownership masyarakatnya jadi lebih kuat dan project yang kurang OK (misalnya fasilitas baru untuk anggota DPR) ngga' perlu kan di finance sama rakyat ...

Gimana menurut low-low pada? soalnya kasian neh ... rakyat yang mati2an membiayai negara banyak banget yang idupnya susah ....

Ha..ha..ha..ha..ha..ha..
Pemikiran yang aneh....!!!

Klo bener kejadian, nanti bakalan ada daerah yang jalannya mulus banget tapi sekolahnya reyot mo ambruk (karena rame2 support ke project jalan).
Atau ada yang sekolahnya gratis tapi biaya pengobatan mahal banget (karena orang2nya cuma mo support buat pendidikan). Atau okelah pada support ke pendidikan dan kesehatan tapi ga ada yg peduli sama sistem pertahanan.

Pajak yang ada sekarang ga bisa dipungkiri berasal dari perusahaan2 dari kite2 yang orang pribadi mah kecil (dah kecil masih pada protes lagi...:lol:). Klo sistem itu lagi2 bener kejadian, perusahaan2 pasti bakalan milih project yang menguntungkan buat perusahaan itu sendiri (mana mo rugi :smoking:). Nah sekarang siapakah yang akan mengisi dana untuk sektor2 yang ga ada untungnya sama sekali kaya pendidikan, kesehatan, pertahanan, ngurusin museum, bikin penerangan jalan dll. Maka dari itu disitulah perlu adanya fungsi negara (DJP) untuk memungut pajak.

alasroban 8th February 2008 15:32

DJP masih diperlukan, dan diperlukan orang yang bersih dan jujur di DJP
 
Quote:

Originally Posted by 12demons (Post 1071639)
sebenernya ngapain seh pake ada DJP? kenapa ngga' bisa langsung bayar pajak ke rekening project? kan lebih enak tuh buat rakyatnya ... bisa pilih project mana yang mo di support ... ngapain juga bayar pajak kalo kita ngga' tau juga duitnya lari kemana? ... coba kalo bisa langsung ke rekening project tertentu ... kan enak ... ownership masyarakatnya jadi lebih kuat dan project yang kurang OK (misalnya fasilitas baru untuk anggota DPR) ngga' perlu kan di finance sama rakyat ...

Gimana menurut low-low pada? soalnya kasian neh ... rakyat yang mati2an membiayai negara banyak banget yang idupnya susah ....

DJP itu institusi, yang salah adalah orang-orang oknum yang ada di DJP, ibarat pepatah"MENCARI TIKUS, LUMBUNG PADI JANGAN DIBAKAR"

B1554VA 8th February 2008 15:41

Quote:

Originally Posted by alasroban (Post 1085895)
DJP itu institusi, yang salah adalah orang-orang oknum yang ada di DJP, ibarat pepatah"MENCARI TIKUS, LUMBUNG PADI JANGAN DIBAKAR"

:iagree::iagree:
Jadi jangan pake istilah DJP klo mo menghujat aparat2 pajak yang ga profesional... Langsung aja sebutin nama sama NIP-nya...

anehanto 8th February 2008 16:05

Quote:

Originally Posted by B1554VA (Post 1086024)
:iagree::iagree:
Jadi jangan pake istilah DJP klo mo menghujat aparat2 pajak yang ga profesional... Langsung aja sebutin nama sama NIP-nya...

Usul bro..
Name tag yang dipake hurufnya digedein biar kelihatan jelas.
Atau sekalian pake seragam sehingga lebih jelas namanya.

Terus yang gak pake name tag bisa dikenakan sanksi administratif.
Potong pendapatan kali ya... :D

pitok 8th February 2008 16:10

Quote:

Originally Posted by anehanto (Post 1086465)
Usul bro..
Name tag yang dipake hurufnya digedein biar kelihatan jelas.
Atau sekalian pake seragam sehingga lebih jelas namanya.

Terus yang gak pake name tag bisa dikenakan sanksi administratif.
Potong pendapatan kali ya... :D

pendapatan apa lagi neeh:getok:

anehanto 8th February 2008 16:29

Quote:

Originally Posted by pitok (Post 1086547)
pendapatan apa lagi neeh:getok:

Yang resmi lah mas..
Gaji dan tunjangan-tunjangannya..

Kalo yang gak resmi, gak ikut-ikutan.. :)

soehartoisme 8th February 2008 17:09

Quote:

Originally Posted by alasroban (Post 1085895)
DJP itu institusi, yang salah adalah orang-orang oknum yang ada di DJP, ibarat pepatah"MENCARI TIKUS, LUMBUNG PADI JANGAN DIBAKAR"

saudaraku,bagaimanapun institusi ato lembaga hrs membina,dalam hal ini ya pemimpin organisasi..oleh sebab itu,jd pemimpin nantiny hrs brtanggung jawab dan mampu memberi teladan y... http://www.cheesebuerger.de/images/more/bigs/c007.gif

jd pepatahny, lumbung padi hrs dijaga,dpelihara,dkelola deelel..ya pokokny bgmn ilmu manajemen yg modern,baik dan sehat lah

G@ptek 9th February 2008 06:15

Quote:

Originally Posted by juliansaid (Post 1085402)
:iagree:
kita yang muda mari jadi contoh.....

Betul Bro...lagian saya juga masih tugas belajar..belon kelar hehehe

juliansaid 10th February 2008 11:20

Quote:

Originally Posted by G@ptek (Post 1093522)
Betul Bro...lagian saya juga masih tugas belajar..belon kelar hehehe

waduh....lulus langsung promosi nih...?? good luck..!!masa depan indah menanti..!!!

G@ptek 10th February 2008 12:03

Quote:

Originally Posted by juliansaid (Post 1103532)
waduh....lulus langsung promosi nih...?? good luck..!!masa depan indah menanti..!!!

Amiiiin bro...

juliansaid 10th February 2008 12:11

Quote:

Originally Posted by G@ptek (Post 1103883)
Amiiiin bro...

sippp...belajarlah semaksimal mungkin dan gunakan ilmu yang didapat untuk kemajuan institusi dan bangsa-mu...:iagree:

yoi_boy 14th February 2008 18:06

Quote:

Originally Posted by ersam (Post 1079939)
Kasian banget sih, pikirannya. Kalo DJP dibubarin, ya penerimaan negara jadi kacau donk, yg berlaku jadinya hukum rimba. Kayak nggak pernah sekolah saja. Masalah penyalahgunaan anggaran khan bukan urusan DJP, itu urusan seluruh departemen yg 'diindikasikan' KKN, dan itikad memperbaiki pun sudah mulai di Pusat bos. Tapi ternyata 'KKN' menurut LSM pun sekarang bergeser ke Daerah.
Rakyat yg mati-matian pun, juga dibatasi penghasilannya untuk dikenakan pajak. Yg. mati-matian itu adalah pengusaha bos, pengusaha sekarang jadi lebih realistis dimana privilege sudah tidak menjamin bakal lolos kalo tidak punya kapasitas, dan ini pun merupakan kepanjangan tangan dari 'KKN' di masa lalu.
Jadi harusnya kita semua yg tobat donk bos, bahwa hampir seluruh sendi masyarakat terlibat langsung atau pun tidak langsung dari 'KKN' di masa lalu.
So, kita harus kerja keras nih memberantas KKN.:kiss:

LUNASI PAJAKNYA, AWASI PENGGUNAANNYA:angel:

Betul, saya setuju..DJP itu masih perlu..dan itu juga nggak bisa dibantah...negara ini membutuhkan pemasukannya juga dari pajak..
Tapi saya tidak setuju dengan kalimat anda:

Rakyat yg mati-matian pun, juga dibatasi penghasilannya untuk dikenakan pajak. Yg. mati-matian itu adalah pengusaha bos, pengusaha sekarang jadi lebih realistis dimana privilege sudah tidak menjamin bakal lolos kalo tidak punya kapasitas, dan ini pun merupakan kepanjangan tangan dari 'KKN' di masa lalu.

Kenapa penghasilan masyarakat harus 'dibatasi' ? Kenapa setiap pengusaha, keuntungannya juga harus dibatasi? Apa menurut anda, 'mengamankan' pemasukan negara, berarti 'membatasi penghasilan dan keuntungan' rakyat? Saya kok jadi merasa 'aneh' ya...seolah-olah rakyat itu jadi 'sapi perahan' sementara yang jadi 'tukang pungut' (sorry kalau kesannya kasar..tapi saya cuma melihat dari logika saya..) uang rakyat, kok merasa dirinya jadi pahlawan ..? Saya yang salah, atau memang dunia ini sudah terbalik? Justru bukannya sebaliknya?

Begini mas, kalau menurut saya, DJP tidak dibubarkan, tapi itu namanya diganti aja...jangan menggunakan kata 'Pajak'....kenapa? Karena pajak, konotasinya 'negatif' (seperti kata preman pasar: 'loe gua pajakin, karena jualan disini)...jika tujuannya supaya rakyat berpartisipasi pada pembangunan dan rakyat dengan 'sukarela' menyumbang untuk pembangunan, sebaiknya diganti dengan DJSP (DJ Sumbangan Pembangunan) atau apapun namanya, tapi hilangkan konotasi jelek tersebut...

Mungkin orang awam seperti saya bertanya...kenapa sih ada pembedaan besarnya pajak seseorang, sementara itu tidak ada kebijaksanaan untuk membedakan fasilitas terhadap orang yang membayar pajak besar dan kecil.. itu yang menyebabkan orang males berurusan dengan DJP, karena mereka merasa 'dihambat' dengan 'pajak' yang semakin besar, sementara fasilitas sama dengan orang2 yang membayar 'pajak' lebih kecil/tidak membayar pajak ...padahal, jika konsepnya dibuat seperti zakat (sorry, karena saya muslim), saya yakin justru rakyat akan dengan 'suka rela'..karena kewajiban berdasarkan keadilan itu ada dan insyaAllah barokah...

Soal KKN, betul WP itu memang ada yang 'nakal', tapi coba anda lihat kasus pengendara ditilang, dalam hal ini jika Polisinya 'bersih&tegas', masyarakat tidak akan 'berani' untuk 'menyogok' bukan? Masalahnya, orangnya sudah merasa 'berat' membayar, tapi bukannya tidak mau lho...sementara itu, aparatnya justru memanfaatkan situasi dimana rakyat merasa 'terpojok' dengan aturan2 yang dibuat tanpa melibatkan mereka, dengan menawarkan sesuatu yang akhirnya disebut sebagai kolusi tsb....jadi dalam hal ini, sebetulnya yang salah siapa ya..? Aparatnya atau rakyatnya? jadi menurut saya, berantas dulu mental KKN aparat pemerintahan, karena merekalah yang dijadikan contoh buat rakyat...

Satu lagi saya ingin sharing, dan saya tidak berusaha untuk men 'generalisir' permasalahan...Setiap saya ketemu kolega orang 'pajak', baik teman2 SMA, tetangga ataupun teman main, saya kok melihat mereka merasa menjadi 'Pahlawan' buat bangsa dan negara ini..(dan saya jadi menemukan bukti dari pernyataan keras seseorang dari DJP terhadap tulisan saya di threat sebelumnya) hanya karena mereka merasa 'telah menyelamatkan' uang negara dari pajak..

Padahal dari logika saya, orang pajak (sorry, sekali lagi ini tidak bermaksud men 'generalisir') itu seolah tukang pungut retribusi negara saja...dan uang itu juga uang rakyat, trus dimana letak kepahlawanannya? toh jika rakyat tidak memberikan uangnya, orang pajak juga tidak punya kontribusi..justru seharusnya rakyat yang sudah 'bersusah payah' buat pajak tersebut yang berhak merasa berjasa...(walaupun pada kenyataannya, saya yakin rakyat justru merasa berkorban daripada berjasa...). Apa benar asumsi saya tersebut? Jika benar, kenapa harus seperti itu? Bukankah seharusnya sebagai pegawai (negeri atau swasta) seharusnya bersikap 'profesional' saja, bahwa yang kita lakukan selama ini adalah bagian dari pekerjaan yang dibebankan kepada kita berdasarkan skill dan kemampuan kita? Jika sikap ini disadari dari awal, saya yakin 'perasaan berjasa' yang berlebihan akan hilang dengan sendirinya..

Segitu dulu, sorry kalau kepanjangan..dan sekali lagi, no offense please...ini demi kebaikan bersama....
:angel:

benny_liem02 20th February 2008 23:20

pajak = Pemungutan Anda Jatuh Ada di Kantong
 
Pajak ??? pusing dah klu bisa sih ini cuman caranya ajah yang salah... sudah tahu ada kebocoran tetep ajah di pake... emang dasar orang kita memanfaatkan kebocoran. klu menurut gue sih bagus tuh pajak cuman ya itu tadi saran gue caranya di rubah. klu gak beres gini ya ganti mana yang bagus.

tapi susah si yah orang indo mencari keuntungan dalam lembaga. gak cari untung mana bisa makan enak dirumah.????

salah config ajah deh pokoknya.

ersam 28th February 2008 09:57

'Kenapa penghasilan masyarakat harus 'dibatasi' ? Kenapa setiap pengusaha, keuntungannya juga harus dibatasi?'

Aduh pak, kayaknya ada salah pengertian dengan kata dibatasi ya ?. Maksudnya dibatasi itu penghasilan yang dikenakan pajak dibatasi dengan adanya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), jadi tidak semua lapisan masyarakat terkena pajak. Dan besaran PTKP itupun merupakan putusan bersama setelah melalui penelitian yang dikaitkan dengan dunia perekonomian.
Kalimat dilarikan ke pengusaha karena ada kalimat dari penanya yang menyatakan seluruh lapisan masyarakat pasti terkena pajak. Maksudnya dilarikan ke pengusaha karena banyak kegiatan usaha yang belum terbebas dengan sifat KKN atau belum profesional, nah inilah, biaya yang bersifat KKN itu akan dibebankan untuk mengurangi penghasilan kena pajak, itu yang harus diberantas dong.

'Mungkin orang awam seperti saya bertanya...kenapa sih ada pembedaan besarnya pajak seseorang, sementara itu tidak ada kebijaksanaan untuk membedakan fasilitas....'

Komentar ini memang relatif sekali ya, ada beberapa pihak yang dengan bangga membayar pajak yang besar namun dia tidak menuntut fasilitas yang berlebihan dari negara, ada pihak yang sedikit saja membayar pajak sudah banyak tuntutan, ada beberapa macam perilaku yang semuanya relatif sekali. Jadi kalau dilihat dari definisi pajak, jelas sekali untuk memberi fasilitas yang dikaitkan dengan pembayaran pajak seseorang itu sulit dibuktikan, yang ada adalah seluruh lapisan masyarakat akan bergerak semua menuju perikehidupan yang baik.

'berantas dulu mental KKN aparat pemerintahan, karena merekalah yang dijadikan contoh buat rakyat...'

Saya setuju, tapi perlu diingat mental tersebut terjadi karena peraturan lemah, dan adanya keuntungan yang timbal balik antara masyarakat dan aparat pemerintah. Nah daripada saling menunjuk lebih baik kita introspeksi diri sendiri, dan untuk menjadi pandangan Bapak, bahwa DJP secara internal sedang melakukan reformasi moral dan fasilitas atau dengan kata lain 'modernisasi' secara bertahap. Tahapan dilakukan karena pemberantasan kondisi tersebut terjadi karena iklim secara internal maupun eksternal tidak kondusif secara keseluruhan. Jadi kita sama - sama 'Berantas KKN'

'Padahal dari logika saya, orang pajak (sorry, sekali lagi ini tidak bermaksud men 'generalisir') itu seolah tukang pungut retribusi negara saja...dan uang itu juga uang rakyat, trus dimana letak kepahlawanannya?'

Saya sebagai pribadi tidak pernah merasa menjadi seorang pahlawan, saya hanyalah abdi negara dan masyarakat, dan anggapan pahlawan itu tergantung dari 'oknum pajak' yang dimaksud bapak.

Masalah DJP menjadi bentuk instansi apapun sepanjang merupakan keputusan bersama tentu akan diperjuangkan bersama demi kemakmuran bangsa.

:angel:Bersama Membangun Bangsa:angel:

pitok 28th February 2008 10:33

Quote:

Originally Posted by ersam (Post 1292150)
'Kenapa penghasilan masyarakat harus 'dibatasi' ? Kenapa setiap pengusaha, keuntungannya juga harus dibatasi?'

Aduh pak, kayaknya ada salah pengertian dengan kata dibatasi ya ?. Maksudnya dibatasi itu penghasilan yang dikenakan pajak dibatasi dengan adanya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), jadi tidak semua lapisan masyarakat terkena pajak. Dan besaran PTKP itupun merupakan putusan bersama setelah melalui penelitian yang dikaitkan dengan dunia perekonomian.
Kalimat dilarikan ke pengusaha karena ada kalimat dari penanya yang menyatakan seluruh lapisan masyarakat pasti terkena pajak. Maksudnya dilarikan ke pengusaha karena banyak kegiatan usaha yang belum terbebas dengan sifat KKN atau belum profesional, nah inilah, biaya yang bersifat KKN itu akan dibebankan untuk mengurangi penghasilan kena pajak, itu yang harus diberantas dong.

'Mungkin orang awam seperti saya bertanya...kenapa sih ada pembedaan besarnya pajak seseorang, sementara itu tidak ada kebijaksanaan untuk membedakan fasilitas....'

Komentar ini memang relatif sekali ya, ada beberapa pihak yang dengan bangga membayar pajak yang besar namun dia tidak menuntut fasilitas yang berlebihan dari negara, ada pihak yang sedikit saja membayar pajak sudah banyak tuntutan, ada beberapa macam perilaku yang semuanya relatif sekali. Jadi kalau dilihat dari definisi pajak, jelas sekali untuk memberi fasilitas yang dikaitkan dengan pembayaran pajak seseorang itu sulit dibuktikan, yang ada adalah seluruh lapisan masyarakat akan bergerak semua menuju perikehidupan yang baik.

'berantas dulu mental KKN aparat pemerintahan, karena merekalah yang dijadikan contoh buat rakyat...'

Saya setuju, tapi perlu diingat mental tersebut terjadi karena peraturan lemah, dan adanya keuntungan yang timbal balik antara masyarakat dan aparat pemerintah. Nah daripada saling menunjuk lebih baik kita introspeksi diri sendiri, dan untuk menjadi pandangan Bapak, bahwa DJP secara internal sedang melakukan reformasi moral dan fasilitas atau dengan kata lain 'modernisasi' secara bertahap. Tahapan dilakukan karena pemberantasan kondisi tersebut terjadi karena iklim secara internal maupun eksternal tidak kondusif secara keseluruhan. Jadi kita sama - sama 'Berantas KKN'

'Padahal dari logika saya, orang pajak (sorry, sekali lagi ini tidak bermaksud men 'generalisir') itu seolah tukang pungut retribusi negara saja...dan uang itu juga uang rakyat, trus dimana letak kepahlawanannya?'

Saya sebagai pribadi tidak pernah merasa menjadi seorang pahlawan, saya hanyalah abdi negara dan masyarakat, dan anggapan pahlawan itu tergantung dari 'oknum pajak' yang dimaksud bapak.

Masalah DJP menjadi bentuk instansi apapun sepanjang merupakan keputusan bersama tentu akan diperjuangkan bersama demi kemakmuran bangsa.

:angel:Bersama Membangun Bangsa:angel:

reminerasinya dinaikkan berlipat-lipat supaya tidak tergiur KKN, sampai-samapi untuk fresh graduate PT bisa digaji sampai Rp. 5 jt, sedangkan Dirjen DJP bisa digaji sampai Rp 60 juta/bulan, tetapi namanya manusia, dinaikkan 1000 %, kalau masalah mental dan lingkungan kerja disisi lain :lol:

R101 28th February 2008 10:56

Quote:

Originally Posted by pitok (Post 1292863)
reminerasinya dinaikkan berlipat-lipat supaya tidak tergiur KKN, sampai-samapi untuk fresh graduate PT bisa digaji sampai Rp. 5 jt, sedangkan Dirjen DJP bisa digaji sampai Rp 60 juta/bulan, tetapi namanya manusia, dinaikkan 1000 %, kalau masalah mental dan lingkungan kerja disisi lain :lol:

:piss: Gak Setuju.....
Kata bang Napi kejahatan terjadi juga karena adanya kesempatan...... waspadalah...waspadalah...
Gw kira DJP udah mulai mempersempit kesempatan itu dengan adanya yang tadi disebutin... SAM (Sistem Administrasi Modern) Gw ngerasai ada perbedaan yg cukup signifikan...
Kemarin Gw abis ngurusin Pengurangan Pajak Bumi dan bangunan.... karena perusahaan bangkrut.... lumayan dapet pengurangan gede juga.... tapi orang pajaknya gw kasih 'uang terima kasih' malah nolak-nolak.....
salut deh....
:clap:
kalo kayak gini semua mental aparat pemerintahan gw yakin indonesia bakal maju....
Bravo


All times are GMT +8. The time now is 16:26.


Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.