DetikForum

DetikForum (http://forum.detik.com/index.php)
-   Tokoh (http://forum.detik.com/forumdisplay.php?f=137)
-   -   Wiranto! (http://forum.detik.com/showthread.php?t=5003)

anehanto 2nd January 2008 12:59

Quote:

Originally Posted by gobang (Post 613702)

Usul yg bagus skl memang NKRI itu bukan milik satu golongan/ras sj namun dlm kenyatannya beda maka rakyat perlu berpikir extra keras bgm caranya hal ini tidak dikotomi dan dikuasai oleh satu suku bangsa sj.Mana mampu ?
:iagree:

gobang.

Bagus lah kalo setuju.
Gak perlu bawa2 SARA lagi.

gobang1 3rd January 2008 09:22

Quote:

Originally Posted by anehanto (Post 615662)
Bagus lah kalo setuju.
Gak perlu bawa2 SARA lagi.

Jk seseorg berkata si jawa kayak gini dan gitu itu namanya SARA ya ?
Aku baru tahu tuh dan waktu di Senen berpapasan dgn seseorg lalu dia berkata ; dasar batak minta kurangin dikit aja kg dikasih.Ini SARA ya.?

Pendefinisasian thd suatu hal perlu sekali dikaji lebih dlm lg atau mungkin lbh baik tidak usah sebut2 suku lain apapun alasannya.?

Lalu jk hal ini terjadi kira2 apa sih tindakan/sanksi atau efeknya dr perkataan ini yg dianggap SARA. ?

Jk satu suku bangsa melakukan kesalahan yg cukup fatal maka seluruh suku tsb kena imbasnya.?

gobang.

gobang1 3rd January 2008 09:30

Quote:

Originally Posted by Banned (Post 599008)
Demokrasi: maling, koruptor, orang idiot punya persamaan hak dengan yg sebaliknya :D


Demokrasi = Di demo/dikritik baru dikasih piring kotor. :clap:

Contohnya si Wiranto yg nyinggung2 soal Angka Kemiskinan dan dia sepatutnya membantu si miskin dgn harta kekayaannya yg berlimpah2 itu dr hasil.....atau mungkin itu suatu trik sj spy dpt simpati aduuu h mak kayak anak.... :clap: :spam:

gobang.

hortjes 3rd January 2008 10:32

Gitu aja kok repot2 mikirinnya
 
Quote:

Originally Posted by gobang (Post 613702)
Quote:
Jawa dan militer telah hidup bergelimpangan harta tidak halal dan kedudukan empuk di samping banyak melakukan pelanggaran2 HAM sejak era Sukarno sampai sekarang tak satupun tersentuh oleh Penghulu.Kenapa ?

Karena tidak ada political will pemerintah untuk mengajukan ke pengadilan HAM. Ada sebab yang lain?? Kalo sampeyan bilang kayak gini, kantong kemiskinan itu juga di pulau Jawa loh mas.Tega men, nuduh mereka bergelimang harta.. teganya..
SARA banget. Prihatin saya..


Quote:
Dari situ terjadi banyak kepincangan2 mengarah destruktif di segala bidang dan penggundulan2 banyak terjadi dr Sabang sampai Merauke.

Cukong-cukong penggundul hutan itu dari mana mas??
Namanya aja cukong. Gak perlu ngomong SARA kan??


Quote:
Sejak Pemerintahan Sukarno sampai sekarang hanya Habibie non jawa dan non militer jadi presiden itupun dlm masa transisi sj termasuk di militer hanya satu2nya Panglima non Jawa yaitu si Faisal Tanjung dipilih utk melaksanakan misi2 gelap Suharto utk mengeleminasi musuh2nya.
Dan tidak tertutup kemungkinan si Faisal Tanjung terlibat atau sedikit banyak tahu persis dgn kasus Mei 98 dan terbunuhnya murid2 Trisakti.

Nah, sampeyan juga tahu ndiri. Jadi kepemimpinan tidak tergantung suku kan??

Itu tergantung spt Habibie,kebetulan pd saat itu wapres,sbg pengganti sdh diatur oleh UU yg mengatakan kurang lebih,jika pres berhalangan krn sakit dll sbg penggantinya ya wapres.Dan soal Faisal Tanjungpun dipilih oleh Suharto melihat dan memenuhi "syarat2"nya melaksanakan tugas rahasia.Soal ini bs ditanyakan langsung kpd yg bersangkutan.Lalu di Mabes AD terjadi protes dtngnya dr elit militer mengatakan bhw si FT itu bukan dr ....... !


Quote:
Jk pemilu yad terpilih lg suku Jawa dan Militer maka NKRI tidak bakalan keluar dr seluruh krisis dampaknya bakalan dirasakan langsung oleh seluruh rakyat NKRI yaitu si kaya tambah kaya dan si miskin makan pasir.

Nah, ini yang saya bilang sampeyan SARA.
Kepemimpinan tidak dipengaruhi oleh Suku, Agama, dan RAs.
Gak caya?

Kepemimpinan sdh pasti tidak dipengaruhi oleh apapun dan siapapun jg cuman praktek/kenyataan di lapanganlah yg menentukannya atau itu dianggap suatu kebenaran/kebetulan sj.? :lol:

Jg tidak sedikit mengharapkan perubahan pemimpin dan tidak dimonopoli oleh jawa dan militer spt piara bergilir walaupun sdh dipilih langsung oleh rakyat.
Malahan banyak isu2 berkata ; selama jawa dan militer memimpin jgn harap Hukum itu ditegakkan krn sdh timbul konflik interest yg bakalan merejam seluruh sendi2 tubuh pemerintahan dan akibatnya rakyat makan pasir lg.

Atau itu suatu kebetulan sj jika pemimpin memilih/mengangkat saudaranya sendiri memegang posisi penting dgn alasan dialah yg paling cocok.Nah kata cocok inilah menimbulkan pertanyaan : cocok utk siapa ya ?


Quote:
Wapres JK,diperintah,boleh mengatakan bhw tidak terjadi penjawanisasian namun dlm kenyatannya masih kental terutama di militer.

Saya bukan orang militer, malah kebetulan gak suka ama yang model militer2an. Kebetulan saya ada temen di militer. Saya dikasih tahu kalo di militer itu mas, yang naik biasanya memang yang berprestasi. Coba lihat profil data yang jadi Kepala Staf/Panglima, kan biasanya peringkat atas waktu masih dari pendidikan di AKABRI dan pendidikan2 lainnya.
Mohon maaf kalo info yang saya dapatkan salah.

Ya mudah2an sj begitu tp masih ada yg pesimis soal prestasi dll krn si
pemilih,tidak tertutup kemungkinan dr dlm/luar mengusulkan,tp tetap sj pres yg menentukannya bukan.


Gini aja mas:
Saya usulkan supaya gak usah bawa2 SARA dalam kemampuan untuk memimpin/jadi presiden. Yang penting orang yang terbaik tanpa memandang SARA. Indonesia bukan milik satu golongan, tapi milik semua.

Sukuisme, Extrimisme, Rasisme.. ==> Go to Hell :piss:

Usul yg bagus skl memang NKRI itu bukan milik satu golongan/ras sj namun dlm kenyatannya beda maka rakyat perlu berpikir extra keras bgm caranya hal ini tidak dikotomi dan dikuasai oleh satu suku bangsa sj.Mana mampu ?
:iagree:

gobang.[/QUOTE]

Yach gitu kok repot banget sih mikirnya.
Kan sekarang ini jaman demokrasi jadi siapapun WNI itu bebas berkompetisi, ya biarin aja biar berjalan alami. Emangnay kalau kita ngributin suku apa yang jadi presiden apakah bisa kita nentuin president tanpa lewat Pilpres sesuai dg undang2 ? ya nggak kan.
Kalo ente bicara yang bergelimang kekayaan suku tertentu, ya enggaklah coba kita lihat daftar orang kaya yang disurvey oleh(forbest?) dan juga ada di dtik com bln desember 2007, kan nggak match kan dengan sangkaan ente.
Ya kalau yang jadi pemimpin lebih banyak dr suku tertentu, kita hitung2an matematis aja lah dimana jumlah yang banyak mempunyai pro****lity yang tinggi pula.
Lagi pula kebudayaan maupun ilmu2 pemerintahan di Indonesia sejak jaman dulu kan mulainya dari pulau Jawa (maaf bukan sukuisme/SARA tapi ini fakta sejarah yang dicatat oleh dunia bukan suku teertentu di Indonesia.)
Memang hal2 tertentu bisa dari pulau lain dari pulau Jawa namun poin sentrisnya dari pulau jawa.
Dan kalau anda bicara Panglima dr non Jawa hanya Faisal tanjung sepertinya anda harus banyak bca koran atau pergi ke pusrah TNI, justru banyak sekali dari non Jawa ie: AH. Nasution, M panggabean, Faisal Tanjung, M. Yusuf, dan masih banyak sekali lainya.
Jadi menurut saya biarlah mengalir secara alami dan tumbuh pemimpin dengan sendirinya yang mana rakyatlah yang menentukan pemimpinnya bangsa ini dikemudian hari sesuai dengan tatanan ketata negaraan Indonesia.
Karena kalau kita debat masalah SARA tidak akan bisa dipersempit bahkan akan melebar tidak ada ujungnya kecuali BERANTEM diantara kita. OKEEEEEEE?
Hare ginee masih bicara sentiment SARA

SevenseasofRhye 3rd January 2008 11:32

Quote:

Originally Posted by gobang (Post 627898)
Demokrasi = Di demo/dikritik baru dikasih piring kotor. :clap:

Contohnya si Wiranto yg nyinggung2 soal Angka Kemiskinan dan dia sepatutnya membantu si miskin dgn harta kekayaannya yg berlimpah2 itu dr hasil.....atau mungkin itu suatu trik sj spy dpt simpati aduuu h mak kayak anak.... :clap: :spam:

gobang.

Itulah busuknya, yang akhirnya ga kepilih jadi Presiden cuma bisa ngritik, jarang ada yang mau pake kekayaannya buat bener2 nolongin orang, yang mereka koar2kan perlu dapat bantuan

gobang1 3rd January 2008 12:13

Quote:

Originally Posted by hortjes (Post 628711)
Usul yg bagus skl memang NKRI itu bukan milik satu golongan/ras sj namun dlm kenyatannya beda maka rakyat perlu berpikir extra keras bgm caranya hal ini tidak dikotomi dan dikuasai oleh satu suku bangsa sj.Mana mampu ?
:iagree:

gobang.

Yach gitu kok repot banget sih mikirnya.
Kan sekarang ini jaman demokrasi jadi siapapun WNI itu bebas berkompetisi, ya biarin aja biar berjalan alami. Emangnay kalau kita ngributin suku apa yang jadi presiden apakah bisa kita nentuin president tanpa lewat Pilpres sesuai dg undang2 ? ya nggak kan.

==
G.

Yg repot mah ibu2/bapa2 di dapur lg mikirin siapin makanan utk keluarganya.
Pilpres itu sdh pasti tidak bs dilewatin namun tetap sj kl pengikut piplresnya mayoritas dr satu suku sj maka anak kecilpun sdh tahu siapa cikal bakal pemenangnya.

-
Kalo ente bicara yang bergelimang kekayaan suku tertentu, ya enggaklah coba kita lihat daftar orang kaya yang disurvey oleh(forbest?) dan juga ada di dtik com bln desember 2007, kan nggak match kan dengan sangkaan ente.
Ya kalau yang jadi pemimpin lebih banyak dr suku tertentu, kita hitung2an matematis aja lah dimana jumlah yang banyak mempunyai pro****lity yang tinggi pula.

--

G.

Kredibilitas Forbes memang tak bs disangsikan lg dan tidak pula diragukan bhw banyak kekayaan yg tidak didata oleh Pemerintah asal usul kekayaan para pejabat Pemerintah Sipil dan Militer mantan maupun aktif.Ya kan ?

==

Lagi pula kebudayaan maupun ilmu2 pemerintahan di Indonesia sejak jaman dulu kan mulainya dari pulau Jawa (maaf bukan sukuisme/SARA tapi ini fakta sejarah yang dicatat oleh dunia bukan suku teertentu di Indonesia.)
Memang hal2 tertentu bisa dari pulau lain dari pulau Jawa namun poin sentrisnya dari pulau jawa.

======
G.

Sejarah mencatat asal usul/sentrisnya P Jawa tp apa tidak salah tuh Jawa telah menjajah dan menguasai pulau2 lain yg notabenenya berbeda suku. ?
Bukannya dr tanah RRT(C?) asal usul terkenalnya P Jawa.termasuk Walisongo dll notabenya dr RRT(C?) ?

===

Dan kalau anda bicara Panglima dr non Jawa hanya Faisal tanjung sepertinya anda harus banyak bca koran atau pergi ke pusrah TNI, justru banyak sekali dari non Jawa ie: AH. Nasution, M panggabean, Faisal Tanjung, M. Yusuf, dan masih banyak sekali lainya.

=
G.

AH Nasution itu pd era Sukarno begitupun Panggabean sisanya memang Panglima pd regim Suharto dan klo anda bilang masih ada lg tolong jelasin siapa saja pd masa Suharto.?

=

Jadi menurut saya biarlah mengalir secara alami dan tumbuh pemimpin dengan sendirinya yang mana rakyatlah yang menentukan pemimpinnya bangsa ini dikemudian hari sesuai dengan tatanan ketata negaraan Indonesia.

==
G.

Arah Demokrasi masih samar2 dan rakyat perlu diedukasi soal Pilpres krn money politic masih terus berjalan dan rakyat sekarang2 ini hampir setiap harinya tidak makan yg layak krn kemiskinan melanda hidup akibat salah pilih.
Rakyat tidak bs menentukan siapa pemimpin yg kredibitasnya baik namun selama Pres dimonopoli satu suku sj dan hasil/akibatnya lihat sj sendiri.hukum dan HAM yg jalan di tempat dan bencana2 disana sini + nasib tidak menentu ditambah lg dgn bencana dan tidak bakalan stop sampai disini.

=

Karena kalau kita debat masalah SARA tidak akan bisa dipersempit bahkan akan melebar tidak ada ujungnya kecuali BERANTEM diantara kita. OKEEEEEEE?
Hare ginee masih bicara sentiment SARA[/QUOTE]

==
G.

Justru kita perlu saling mendidik dan sharing sumber permasalahan SARA dgn mendiskusikannya bukan dgn membungkamnya.Hal inilah yg selama ini mencundangi suku bangsa di NKRI krn dianggap tabo.dan berbahaya ? Kenapa ? Paling2 kita berdebat disini tp tidak sampai tawuran dijalanan.
Atau kita masih hidup di alam...?? atau memang mental rakyat suka tawuran??

Justru tidak didiskusikan maka kita hidup spt dlm tempurung gampang diadu domba dan gampang diaduin spt jangkrik sj.Kita mesti yakin,prihatin dan menambah kepercayaan diri bhw kita tidak bakalan saling baku hantam walaupun mudah sj terjadi salah paham.

Moralitas rakyat yg rentan baku hantam perlu dirubah dan tidak mudah dprovokasi oleh siapapun jg malahan siapapun yg memprovokasi merekalah musuh kita bersama.

Sy bukan ahli tp ingin belajar dgn mendengar pendapat masing2 soal SARA yg diharamkan utk didiskusikan/dibicarakan/dipelajari bersama.

Dimana letak kesalahan berbicara SARA ?? ada yg bersedia sharing.atau msh hidup di dunia ..... ?

:angel: :cheers: :clap:

gobang.

Pricilla 3rd January 2008 18:25

Quote:

Originally Posted by robbllee (Post 156753)
..Perhatikan dgn seksama saat sang jenderal bicara..
..Liat lirikan matanya..
..Seakan tdk yakin dgn ketulusan hatinya..
..Liat sekali lg lirikan matanya..
..Semakin yakin bukan dia pilihannya..

Lagian buat apa mengentaskan kemiskinan koq di-iklan-kan?.
Kalo emang bijaksana, nyumbang donk..
'kan beliau salah satu jenderal/manusia terkaya di negeri ini..

Bener bgt kalo liat mata bang suti dan mas wir kok aneh yah keliatannya bengis dan kejam gitcu.... :bigcry::bigcry::bigcry:

gobang1 7th January 2008 16:12

Sekedar sharing sj.

Berbicara soal SARA mmg tidak menyenangkan hati setiap warganegara di NKRI.Banyak percaya SARA sumber malapetaka spt ranjau2 di jalanan dan bom waktu di setiap sudut.

Justru krn ranjau2 dan bom waktu inilah banyak yg segan mendiskusikannya takut dianggap ini dan itu ? Pikiran picik spt ini perlu dipertimbangkan kembali.
Senang atau tidak SARA itu sumber segala penyakit yg perlu diobati lalu dicari jalan keluarnya.

Hidup di era Demokrasi,katanya sih,bebas sopan santun memiliki toleransi tinggi tetap perlu dilestarikan demi kepentingan bersama agar tidak mudah diadu domba dan jd korban SARA.

Lalu tugas siapa tidak lg menebarkan bibit2 SARA malahan perlu diredam dan dihilangkannya/dilenyapkan dr tanah NKRI.? Ini tugas setiap individu hidup di NKRI bukan.SARA selama ini hidup dgn subur dan permai serta diproteksi dikosmetik dgn segala bentuk kepentingan2 pribadi dan organisasi dan tidak tertutup kemungkinan kepentingan suku.

Rakyat sdh tahu dan sadar selama hidup dibawa tekanan2 rasa takut,trauma,dr segala macam kejadian2 makan cukup banyak korban sia2 yg berbau SARA dan pd akhirnya krn tidak mau ikut campur selama mereka bukan korban SARA maka mereka membiarkannya sj.Betapa picik/bodoh pikiran spt ini.

Jk SARA menyerang maka tak ada satupun yg mampu memblokirnya krn rakyat itu sendiri tidak kompak/perduli dgn nasib org lain yg jd korban.Paling2 hanya berkata " kasihan banget atau kejam banget mereka " dll.

Pikiran dan pandangan sepicik/bodoh ini perlu sekali dihilangkan sbb begitu terjadi tawuran atau perang suku maka seluruh rakyat kena getahnya dan para pedagang/investor pd melarikan modal ke LN.Tentu dampaknya bakalan dirasakan oleh semuanya bukan.

Rakyat tak perlu prihatin meminta belas kasihan spt pengemis dgn elit politikus dan para pejabat yg tentu sj mampu menjaga diri bila SARA menyerang dan sering gossip dan kenyataaan mengatakan bhw si Elit Politik A terlibat langsung dgn penyerangan di satu tempat/lokasi.Dan setelah itu polisi pd diam.

Yg perlu diawasi itu sebenarnya para politikus sipil dan militer yg tidak puas atas kinerja pemerintah dan merekalah yg menggerakkan dan memodalin terjadinya kekacauan di satu daerah dgn tujuan mencari perhatian demi kepentingan pribadi.

Kepicikan dan ketidak perdulian adalah sumber dr segala sumber terjadinya kebodohan dgn membiarkan semua malapetaka terjadi dan akhirnya rakyat saling cuek atas kejadian yg menimpah mereka.

Rakyat perlu meningkatkan pengertian,tidak dipaksakan,di daerahnya masing2 dgn tujuan tidak mudah diprovokasi oleh elit picisan yg ingin menimbulkan rasa takut dgn tujuan utk menimbulkan perasaan was2.

Rakyat tidak bs hidup terus2an kayak begini dan setiap hari waktu keluar rumah membawa beban rasa takut terjadinya tawuran di jalanan atau kejadian2 yg tidak menimbulkan kenyamanan di hati masing2.

Atau mungkin selama ini rakyat tidak pernah berbicara dr hati ke hati soal SARA ini yg telah hidup subur makmur di NKRI.?

Hanya org2 picik bodohlah tidak ingin mencari solusinya agar hidup keluarga diri dan kampungnya aman tidak diserang kemanapun mereka pergi utk mencari nafkah.Jgn sok pinter dgn berkata berpikir bhw hal ini tidak mungkin terjadi di kampung masing2.


:angel: :cheers:

gobang.

chandra10 7th January 2008 17:26

Quote:

Originally Posted by gobang (Post 678352)
Sekedar sharing sj.

Berbicara soal SARA mmg tidak menyenangkan hati setiap warganegara di NKRI.Banyak percaya SARA sumber malapetaka spt ranjau2 di jalanan dan bom waktu di setiap sudut.

Justru krn ranjau2 dan bom waktu inilah banyak yg segan mendiskusikannya takut dianggap ini dan itu ? Pikiran picik spt ini perlu dipertimbangkan kembali.
Senang atau tidak SARA itu sumber segala penyakit yg perlu diobati lalu dicari jalan keluarnya.

Hidup di era Demokrasi,katanya sih,bebas sopan santun memiliki toleransi tinggi tetap perlu dilestarikan demi kepentingan bersama agar tidak mudah diadu domba dan jd korban SARA.

Lalu tugas siapa tidak lg menebarkan bibit2 SARA malahan perlu diredam dan dihilangkannya/dilenyapkan dr tanah NKRI.? Ini tugas setiap individu hidup di NKRI bukan.SARA selama ini hidup dgn subur dan permai serta diproteksi dikosmetik dgn segala bentuk kepentingan2 pribadi dan organisasi dan tidak tertutup kemungkinan kepentingan suku.

Rakyat sdh tahu dan sadar selama hidup dibawa tekanan2 rasa takut,trauma,dr segala macam kejadian2 makan cukup banyak korban sia2 yg berbau SARA dan pd akhirnya krn tidak mau ikut campur selama mereka bukan korban SARA maka mereka membiarkannya sj.Betapa picik/bodoh pikiran spt ini.

Jk SARA menyerang maka tak ada satupun yg mampu memblokirnya krn rakyat itu sendiri tidak kompak/perduli dgn nasib org lain yg jd korban.Paling2 hanya berkata " kasihan banget atau kejam banget mereka " dll.

Pikiran dan pandangan sepicik/bodoh ini perlu sekali dihilangkan sbb begitu terjadi tawuran atau perang suku maka seluruh rakyat kena getahnya dan para pedagang/investor pd melarikan modal ke LN.Tentu dampaknya bakalan dirasakan oleh semuanya bukan.

Rakyat tak perlu prihatin meminta belas kasihan spt pengemis dgn elit politikus dan para pejabat yg tentu sj mampu menjaga diri bila SARA menyerang dan sering gossip dan kenyataaan mengatakan bhw si Elit Politik A terlibat langsung dgn penyerangan di satu tempat/lokasi.Dan setelah itu polisi pd diam.

Yg perlu diawasi itu sebenarnya para politikus sipil dan militer yg tidak puas atas kinerja pemerintah dan merekalah yg menggerakkan dan memodalin terjadinya kekacauan di satu daerah dgn tujuan mencari perhatian demi kepentingan pribadi.

Kepicikan dan ketidak perdulian adalah sumber dr segala sumber terjadinya kebodohan dgn membiarkan semua malapetaka terjadi dan akhirnya rakyat saling cuek atas kejadian yg menimpah mereka.

Rakyat perlu meningkatkan pengertian,tidak dipaksakan,di daerahnya masing2 dgn tujuan tidak mudah diprovokasi oleh elit picisan yg ingin menimbulkan rasa takut dgn tujuan utk menimbulkan perasaan was2.

Rakyat tidak bs hidup terus2an kayak begini dan setiap hari waktu keluar rumah membawa beban rasa takut terjadinya tawuran di jalanan atau kejadian2 yg tidak menimbulkan kenyamanan di hati masing2.

Atau mungkin selama ini rakyat tidak pernah berbicara dr hati ke hati soal SARA ini yg telah hidup subur makmur di NKRI.?

Hanya org2 picik bodohlah tidak ingin mencari solusinya agar hidup keluarga diri dan kampungnya aman tidak diserang kemanapun mereka pergi utk mencari nafkah.Jgn sok pinter dgn berkata berpikir bhw hal ini tidak mungkin terjadi di kampung masing2.


:angel: :cheers:

gobang.

Kalau orang jawa milih presiden dari jawa... ya wajarlah. Kalau orang sulsel milih calonnya yang dari sulsel ya wajar lah. Dan ini memang SARA. Dan tidak semua SARA salah. Kalau orang islam milih calon yang beragama islam, ya wajr lah... kalau orang hindu pilih pemimpin yang beragama hindu, juga wajar .. Ini memang SARA tapi tidak semua SARA salah!!

Jangankan di indonesia, di amerika aja gitu koq. Orang kulit hitam, cenderung milih pemimpinnya yang kulit hitam, kulit putih cenderung milih pemimpinnya yang kulit putih ... wajar-wajar saja dan ITU MEMANG SARA. Dan tidak semua SARA salah!!

Ibu-ibu milih presiden wanita ya wajar, ibu-ibu milih presiden ganteng, ya wajar. ... tapi ini bukan sara .. tapi tabiat ....

Memang demokrasi itu kadang menyakitkan. Contoh: orang-orang luar jawa, akan susah payah jadi presiden..karena 120 juta lebih penduduk indonesia orang jawa ...
Contoh lain: orang yang gak berpendidikan tinggi bisa jadi pemimpin, karena punya kharisma/turunan ...

Jadi itulah esensi demokrasi, yang benar tidak selalu menang. Yang salah tidak selalu kalah!!

gobang1 9th January 2008 12:04

Quote:

Originally Posted by chandra (Post 679972)
Kalau orang jawa milih presiden dari jawa... ya wajarlah. Kalau orang sulsel milih calonnya yang dari sulsel ya wajar lah. Dan ini memang SARA. Dan tidak semua SARA salah. Kalau orang islam milih calon yang beragama islam, ya wajr lah... kalau orang hindu pilih pemimpin yang beragama hindu, juga wajar .. Ini memang SARA tapi tidak semua SARA salah!!

* Soal pilih memilih mmg mesti diserahkan kpd yg bersangkutan walaupun yg dipilih itu tidak populer hanya disebabkan oleh modal kegantengan tok.NKRI membutuhkan trouble shooter bukan trouble maker + kaga becus kerjanya.SARA tetap SARA sbb disitu sdh ada tendensi utk tidak bersedia melihat lebih jauh lg dan jk hal ini diteruskan mk sdh pasti NKRI bakalan terjungkal.

SARA itu terdiri dr komposisi : RASIS diskriminasi mata buta kefanatikan kebodohan kepicikan sok pinter egois mau menang sendiri tanpa bs/mampu/mau melihat alternatif/pilihan lainnya.Jk salah pilih akibatnya rakyat sendirilah yg bakalan menerima imbasnya lalu dijadikan korban SARA lg dan tidak tertutup kemungkinan NKRI bakalan terjungkal lalu..... !

Namun anak kecilpun pasti bs menebak kl Ketum Partainya Jawa dan Militer.
Jawa dan Militer hanyalah minoritas sj dan kekuatan merekapun tidak ada artinya kl rakyat bisa dididik utk melihat ke depan sambil mengaca... ?
Tp kl Elit suku lainnya hanya menunduk dan menerima nasib ya sami mawonlah.
Kl bgt ya memang NKRI itu pemilik tunggalnya Jawa dan Militer dan yg lainnya hanya numpang hidup doang.Duh kacian deh !

--

Jangankan di indonesia, di amerika aja gitu koq. Orang kulit hitam, cenderung milih pemimpinnya yang kulit hitam, kulit putih cenderung milih pemimpinnya yang kulit putih ... wajar-wajar saja dan ITU MEMANG SARA. Dan tidak semua SARA salah!!

* Rupanya anda tahu persis kl si hitam pst pilih si hitam begitupun si putih,
katanya sih,keadaan sdh berubah skl dimana banyak org milih si Obama,kulit hitam,utk pemilu yad sedangkan si putih Mrs Clinton nomor dua.Kenapa tuh ?
Kok kayanya kontradiksi dgn omongan anda .? Mungkin salah satu jawabannya: perubahan yg dikehendaki oleh rakyat Amerika.

Lalu bgmn dgn NKRI yg selalu milih Jawa dan Militer yg terbaik. ?
SARA tetap SARA.

--

Ibu-ibu milih presiden wanita ya wajar, ibu-ibu milih presiden ganteng, ya wajar. ... tapi ini bukan sara .. tapi tabiat ....

Memang demokrasi itu kadang menyakitkan. Contoh: orang-orang luar jawa, akan susah payah jadi presiden..karena 120 juta lebih penduduk indonesia orang jawa ...Contoh lain: orang yang gak berpendidikan tinggi bisa jadi pemimpin, karena punya kharisma/turunan ...

*Darimana anda tahu org Jawa 120 juta atau ini hanya asumsi anda sj,tp sy akan berterima kasih skl kl anda bersedia menunjukkan bukti2nya sbb selama ini banyak org jawa itu tidak lebih kalaupun lebih hanya sebesar benang sj.Tp yg pasti org/suku Jawa itu tidak dan bukan mayoritas penduduk NKRI.Jg perlu rakyat ketahui bhw NKRI itu bukan milik Militer dan Jawa walaupun kita tidak boleh melupakan jasa2 mereka dan lalu menghempaskannya/menyia2kan jerih payahnya.

*Contoh soal di salah satu kota di P Jawa,JKT bukan p Jawa,tidak semua penduduknya org jawa asli dan pasti terjadi asimilasi kawin campuran dan penduduk dr luar jawa berdagang pindah rumah dll.

--

Jadi itulah esensi demokrasi, yang benar tidak selalu menang. Yang salah tidak selalu kalah!!

* Saya obrol soal SARA lalu anda pelintir dgn Demokrasi NKRI tentu berbeda dgn yg di luar.Soal perbedaan ini sangat menyolok banget sih contoh soal : si Wiranto mengentaskan soal angka kemiskinan tp dianya kg bersedia menolong fakir miskin dgn harta kekayaannya yg berlimpah entah dr hasil halal atau haram.Dan uunya dia minta belas kasihan utk dirinya sendiri melalui kritikan yg dianggap Demokrasi ala ORBA.Tentu ada akibatnya kl permintaanya tidak digubris oleh Pemerintah. :getok:

:angel: :cheers:

gobang.


All times are GMT +8. The time now is 02:34.


Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.