Jatuh...
Perasaanku teryakini ini patah hati
Pasrah...
Benar saja aku terluka
Dalam
Karam
Namun tak lebam
Derita...
Cerobohku hinggap sesukanya
Seperti kiamat
Harapanku dilumat
Nafsuku tersendat
Oleh si soto babat!
Ia mati di lantai menggeletak
Kuah enak
Lontong bermartabat
Babatnya pun sekarat....
Oh, bahasamu...
Aku menyukainya
Teruskanlah merajuk
Aku terbuai mendengar suaramu
Tampan rupamu
Elok mata itu
Lengkung bibirmu
Telinga tegasmu
Tengkorak kepala galak itu
Tungkai kelelakianmu
Langkahmu bagai sendu malam tiba
Kau melankolis di hari mendung
Oh, hatiku...
Aku inginkan berjumpa engkau kembali
Adakah malaikat lewat?
Tolong catatlah harapan ini
Aku ingin berjumpa si kekasih hati bermata mentari terbit itu
"Hidup untuk hari ini; nikmati.
Dan berlaku baik bagai hidup esok hari; reputasi baikmu, bagaikan harimau mati meninggalkan belangnya. Marahlah tak lebih dari tiga hari; percaya yang Kuasa maha pemelihara."
"Menyenangkan menilai kepribadian seseorang dari cara mereka bersikap; menyikapi satu lawan bicara dengan yang lainnya. Begitu puas menyaksikan satu di antara banyak orang yang mendulang bualan, namun kitalah sendiri pula bagian dari bualannya."